Sontak saja, pernyataannya ini gegerkan masyarakat lantaran dulunya Ahok pernah bekerja bareng Jokowi.
Namun saat ini Ahok justru menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja.
Lantas siapa sosok Ahork sebenarnya ?
Berikut Tribunnewswiki rangkum terkait profil Ahok atau sosok Ahok yang sebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja:
Ahok memiliki nama Basuki Tjahaja Purnama.
Pria yang dikenal dengan panggilan Ahok ini adalah Mantan Gubernur DKI Jakarta yang menjabat sejak 19 November 2014 hingga 9 Mei 2017.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga telah ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Basuki Tjahaja Purnama, lahir pada 29 Juni 1966 di Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung.
Dahulu, Basuki Tjahaja Purnama akrab dikenal dengan nama panggilan Ahok.
Baca: Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, Ahok : Di Mana Ada Bukti Gibran Bisa Kerja
Putra dari pasangan Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti Ningsing (Boen Nen Tjauw) kini lebih dikenal dengan sebutan BTP.
Basuki Tjahaja Purnama merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Ketiga adik Basuki Tjahaja Purnama bernama Basuri Tjahaja Purnama, Fifi Lety, dan Harry Basuki.
September tahun 1997, Basuki Tjahaja Purnama menikah dengan Verinoca Tan.
Pada saat itu, keduanya aktif dalam bentuk kegiatan keagamaan dan mulai berkenalan pada tahun 1994.
Basuki Tjahaja Purnama dan Veronica Tan dikaruniai tiga orang anak bernama Nicholas Sean, Nathania, dan Daud Albeenner.
Basuki Tjahaja Purnama dilaporkan ke polisi dengan tuduhan penghinaan agama.
Kemudian Basuki Tjahaja Purnama divonis bersalah atas kasus penodaan agama pada 9 Mei 2017 dan dihukum dua tahun penjara.
Kapal pernikahan Basuki Tjahaja Purnama dan Veronica Tan goyah saat beredar rumor orang ketiga.
Pada Januari 2018 lalu, Basuki Tjahaja Purnama melayangkan gugatan cerai ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Baca: Duduk Semeja dengan Anies, Mantan Istri Ahok Kenang Masa saat Bekerja Sama dengan Anies
Basuki Tjahja Purnama dan Veronica Tan resmi bercerai.
Pada 24 Januari 2019, Basuki Tjahaja Purnama resmi bebas dari vonis penjara terkait kasus penghinaan agama.
Setahun kemudian, Basuki Tjahaja Purnama dikabarkan dekat dengan gadis bernama Puput Nastiti Devi.
Pada Jumat, 15 Februari 2019, Basuki Tjahaja Purnama resmi menikahi Puput Nasititi Devi.
Basuki Tjahaja Purnama menghabiskan masa kecilnya di kampung halaman yang berada di Desa Gantung, lokasi syuting film Laskar Pelangi.
Basuki Tjahaja Purnama pernah berburu burung ke hutan yang jauh bersama teman-teman masa kecilnya.
Ketika akan menembakkan senapan ke arah burung yang berada di atas pohon, namun ternyata peluru senapan itu justru mengenai pinggang temannya.
Lain hal lagi, saat duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD), Basuki Tjahaja Purnama pernah ketahuan merokok oleh ibunya.
Basuki Tjahaja Purnama menghabiskan masa kecilnya hingga lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebelum pindah ke Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama bersekolah di daerah kampung halamannya.
Saat sekolah dasar, Basuki Tjahaja Purnama bersekolah di SD Negeri III Gantung.
Basuki Tjahaja Purnama menuntaskan studi di sekolah dasar pada tahun 1977.
Pada tahun 1981, Basuki Tjahaja Purnama lulus dari SMP Negeri I Gantung.
Selepas itu, Basuki Tjahaja Purnama merantau di Jakarta karena orangtua Basuki Tjahaja Purnama memilihkan sekolah di SMAK III PSKD.
Di Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dititipkan di rumah seorang wanita yang bernama Misribu Andi Baso Amier.
Setelah lulus SMK pada tahun 1984, Basuki Tjahaja Purnama kemudian berkuliah di jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Trisakti. (5)
Basuki Tjahaja Purnama lulus dengan gelar insinyur pada tahun 1990.
Kemudian, Basuki Tjahaja Purnama kembali ke kampung halaman di Bangka Belitung dan mulai mendirikan perusahaan bernama CV Panda. (6)
Perusahaan itu bergerak di bidang kontraktor pertambangan.
Selama kurang lebih dua tahun Basuki Tjahaja Purnama terjun dalam dunia kontraktor pertambangan.
Tak berhenti di situ, Basuki Tjahaja Purnama melanjutkan studi magister di jurusan Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya pada tahun 1992.
Basuki Tjahaja Purnama mampu menyelesaikan studi magister pada tahun 1994.
Perjalanan karier Basuki Tjahaja Purnama berlanjut ketika memilih bekerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta.
Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor listrik.
Basuki Tjahaja Purnama bekerja sebagai staf direksi bagian analisa biaya dan keuangan proyek.
Pekerjaan itu hanya bertahan selama satu tahun.
Pada tahun 1995, Basuki Tjahaja Purnama kembali ke kampung halaman dan mendirikan sebuah pabrik pengolahan pasir bernama pabrik Gravel Pack Sand (GPS).
Perusahaan yang didirikan Basuka Tjahaja Purnama bernama PT Nurindra Ekapersada.
Tak lama kemudian, pabrik tersebut ditutup karena berseberangan dengan pemerintah setempat.
Basuki Tjahaja Purnama sempat mengalami masa-masa tertekan dan frustasi karena penutupan pabrik yang telah dibangun.
Sempat merasa frustasi dan ingin pergi ke luar negeri karena pabrik dibangun telah ditutup.
Basuki Tjahaja Purnama mulai terjun ke dalam dunia politik pada tahun 2003.
Baca: Pengacara Brigadir J Respons Somasi Ahok: Saya Bertanya, Masa Minta Maaf ?
Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) menjadi partai pertama Basuki Tjahaja Purnama memulai perjalanan politik.
Basuki Tjahaja Purnama mendaftar sebagai calon legislatif di Belitung Timur.
Kemudian Basuki Tjahaja Purnama terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung pada periode 2004-2009.
Basuki Tjahaja Purnama adalah sosok yang berhasil menunjukkan integritas dengan menolak ikut praktik KKN.
Di tahun 2005, Basuki Tjahaja Purnama terpilih menjadi Bupati Belitung bersama pasangan Khairul Effendi.
Namun, Basuki Tjahaja Purnama hanya menjabat sekitar satu tahun.
Basuki Tjahaja Purnama mencalonkan diri sebagai anggota Partai Golkar dan terpilih sebagai calon DPR RI dari Belitung Timur pada tahun 2009.
Dua tahun kemudian, Basuki Tjahaja Purnama mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta melalui jalur independen, namun hal itu gagal.
Pada tahun 2012, Basuki Tjahaja Purnama berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta bersama pasangannya yaitu Joko Widodo.
Setelah dua tahun, Joko Widodo maju sebagai calon presiden dan berhasil terpilih.
Alhasil, Basuki Tjahaja Purnama menggantikan jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Basuki Tjahaja Purnama kalah dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017.
Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, Ahok : Di Mana Ada Bukti Gibran Bisa Kerja
Kabar menggegerkan datang kala Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja.
Sontak saja hal ini langsung buah heboh masyarakat.
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, langsung memeberikan balasan soal apa yang dikatakan Ahok tersebut.
Arsjad Rasjid mengeklaim bahwa tidak ada arahan kepada eks Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk mengkritik Presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Arsjad, pernyataan Basuki alias Ahok yang menyebut Jokowi dan Gibran tidak bisa bekerja murni sikap Ahok tanpa arahan dari TPN Ganjar-Mahfud.
"Tidak ada arahan-arahan, Pak Ahok is Pak Ahok, itulah Beliau dan kami tetap menghormati apa yang diberikan, tapi kami selalu balik lagi, itu bukan dorongan dari kami," kata Arsjad di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Arsjad pun tidak khawatir apabila sikap Ahok yang vokal itu malah menggerus elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Ia mengingatkan bahwa semua orang punya haknya masing-masing untuk menyuarakan apa yang mereka pikirkan.
"Buat kami, semua orang kan ingin menyuarakan, semua ingin mengeluarkan energi mereka, ya itu namanya demokrasi, itulah cara orang berbeda-beda" kata Arsjad.
Ia pun menyinggung sikap seorang presiden yang menurutnya harus tampil apa adanya di hadapan publik.
"Di mana enggak perlu gimik-gimik, yang perlu apa adanya, yang kita harus kita cari adalah pemimpin yang di depan dan di belakang di mana pun mereka berada itu sama," ujar Arsjad.
Dalam video yang beredar di media sosial, Ahok terlihat berada dalam suatu forum berbincang dengan masyarakat.
Ahok saat itu bertanya tentang kinerja Gibran selama dua tahun menjadi Wali Kota Solo yang membuatnya khawatir dengan penunjukkan Gibran sebagai cawapres.
"Kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik. Kalau cuma dua tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan," kata Ahok.
"Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi Wali Kota?" imbuh dia.
Mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu juga bertanya tentang apakah selama ini Jokowi bisa kerja atau tidak sebab dia merasa tahu betul kinerja mantan koleganya tersebut.
"Terus Ibu pikir Pak Jokowi juga bisa kerja? Saya lebih tahu dan sebenarnya saya nggak enak bilang depan umum," kata Ahok.
Baca berita terkait di sini