Dikabarkan seorang rentenir di Majalengka berakhir tewas setelah dianiaya nasabah.
Pelaku mengaku tak terima saat ditagih utang oleh korban.
Ia mengaku sakit hati lantaran korban menyarankan agar pelaku menyerahkan sertifikat rumahnya.
Seorang pegawai bank keliling alias rentenir berinisial FN (30) di Majalengka, Jawa Barat, tewas dibunuh nasabahnya, TD (34), Sabtu (27/1/2024).
FN tewas karena meminta korban menyerahkan sertifikat rumah sebagai jaminan utang yang belum lunas. Sebelumnya, pelaku telah menawarkan motor sebagai jaminan utang senilai Rp 2 juta.
Baca: Kronologi Sekeluarga di Malang Bunuh Diri Karena Terlilit Utang dan Tinggalkan Satu Anak Kembar
Baca: VIRAL Pria Acungkan Parang saat Ditagih Hutang, Penagih Lari Kocar-kacir
Kapolres Majalengka, AKBP Indra Novianto, mengatakan, pelaku pun tersinggung dan akhirnya nekat bunuh korban.
"Awalnya, mereka berkomunikasi normal, tetapi TD tersinggung saat diminta menjaminkan sertifikat rumah, karena tidak bisa membayar utang, kemudian berkelahi dan menghabisi korban," katanya.
Menurut Indra, pelaku membunuh korban di depan SD Simpeureum II. Warga sekitar pun heboh dengan penemuan jasad tersebut.
Kasus itu terungkap usai polisi melakukan olah tempat kejadian perkara. Sejumlah keterangan didalami dan akhirnya polisi menemukan titik terang. Pelaku TD pun tak berkutik saat diamankan di Sumedang untuk bekerja.
Polisi juga amankan beberapa barang bukti, yaitu sejumlah dokumen, ponsel, helm, pakaian, sepeda motor milik korban dan pelaku.
"Kami berhasil meringkus tersangka TD dalam kurun 36 jam setelah kejadian penemuan jenazah korban," paparnya, Rabu (31/1/2024).
"TD juga tidak melarikan diri setelah menghabisi korban, tetapi ke Sumedang, karena kerjanya berternak bebek, dan ditangkap ketika menggembala bebek," pungkasnya.
Seorang rentenir atau penagih utang berinisial NS (22) tewas dibacok oleh nasabahnya sendiri yang merupakan seorang pedagang berinisial CS (38) ketika menagih utang.
Peristiwa tersebut terjadi di Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Senin (17/1/2022) pagi.
NS tewas setelah lehernya tersabet benda tajam oleh CS gara-gara uang Rp350 ribu.
Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Aldo Primananda Putra, menjelaskan bahwa keduanya sempat terlibat duel satu lawan satu.
Aldo berujar insiden itu berawal dari si penagih utang yang datang ke rumah nasabahnya itu untuk menagih utang kredit sebesar Rp350 ribu.
Akan tetapi, ketika NS mendatangi rumah CS, CS mengaku belum mempunyai uang guna membayar utangnya tersebut.
Sebab, saat itu CS hendak berangkat kerja berdagang gorengan keliling terlebih dahulu.
Baca: 2 Motor Bertabrakan di Jakarta Timur, Kedua Pengendara Tewas di Tempat
Baca: Terletak di Kalimantan Timur, Ibu Kota Baru Indonesia Bernama Nusantara
Oleh karena itu, CS belum mempunyai uang untuk melunasi utangnya.
Kemudian setelah itu muncul sebuah perselisihan antara NS dan CS.
"Korban (NS) menagih utang kredit, kemudian cekcok, berkelahi di dalam rumah. Awalnya tidak ada senjata yang dipersiapkan, tapi golok maupun pisau itu yang ada di rumah kebetulan ada. Utang kredit dia (CS) sebesar Rp350 ribu," kata Aldo saat dikonfirmasi, Senin (17/1/2022), seperti dikutip dari Tribun Jakarta.
"Tetapi kan pelaku (CS) ini belum bisa bayar (utang). Maksudnya dia mau dagang gorengan dulu belum bisa bayar. Mungkin ada perselisihan di situ timbul cekcok dan duel satu lawan satu," ujar Aldo.
Cekcok antara NS dan CS itu berlangsung sengit lantaran mereka berdua berduel menggunakan senjata tajam (sajam).
NS kemudian tewas di tempat kejadian lantaran terkena sabetan pisau di bagian lehernya.
Sementara pelaku CS dalam keadaan kritis dan sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit di kawasan Ciputat.
"Korban (NS) udah meninggal dunia di tempat. Pelaku dirawat di RS IMC Ciputat. Jadi di dalam rumah berduel keduanya. Pelaku kena sabetan di leher bekas senjata tajam," kata AKP Aldo.
(TRIBUNTRENDS/TRIBUNNEWSWIKI)
Baca berita terkait di sini