Mereka lolos dari maut saat tabrakan mengerikan di landasan pacu bandara Haneda, Tokyo, yang menewaskan lima awak pesawat penjaga pantai.
Penerbangan JAL 516, sebuah Airbus A350-900, dilalap api setelah mendarat lantaran menabrak pesawat penjaga pantai yang lebih kecil, yang tengah menunggu untuk mengirimkan bantuan ke semenanjung Noto yang dilanda gempa bumi.
Dilansir dari Guardian dan Kompas, setelah kapten jet komersial menghentikan pesawat yang terbakar, 379 penumpangnya, termasuk delapan anak-anak, ditambah 12 kru melarikan diri dari kabin pesawat yang dipenuhi asap dengan meluncur dari perosotan karet di bagian depan pesawat.
Pesawat jet tersebut dilalap api yang menjilati jendela-jendela kabin.
Pemadam kebakaran Tokyo mengungkapkan bahwa 14 orang yang dievakuasi dari pesawat penumpang menderita luka ringan termasuk luka bakar di tenggorokan. Empat orang dibawa ke rumah sakit.
Lima dari enam orang yang berada di dalam pesawat penjaga pantai, sebuah De Havilland Canada DHC-8, yang dikenal sebagai Dash 8, tewas dalam tabrakan tersebut.
Meski begitu kaptennya berhasil melarikan diri dengan kondisi luka-luka.
Shigenori Hiraoka, kepala biro penerbangan sipil kementerian transportasi, menyebutkan bahwa tabrakan terjadi ketika pesawat penumpang mendarat di landasan pacu C, salah satu dari empat landasan pacu bandara, di mana pesawat penjaga pantai juga bersiap untuk lepas landas.
Rodger Whitfield, seorang mantan pilot komersial, mengungkapkan: "Pertama-tama, saya rasa, Anda harus mengatakan bahwa kita baru saja menyaksikan keajaiban. Cara mereka mengeluarkan semua penumpang dari pesawat itu hampir tidak bisa dipercaya."
Para penumpang pesawat jet Japan Airlines, yang tiba sekitar pukul 17.47 waktu setempat dari bandara New Chitose di pulau utara Hokkaido, mengisahkan tentang teror yang mereka rasakan setelah mendengar bunyi dentuman keras saat pesawat menabrak karang.
Rekaman media sosial dari dalam kabin memperlihatkan bagaimana para penumpang dapat melihat kobaran api di bagian belakang pesawat melalui jendela kabin ketika pesawat terus menuruni landasan pacu segera setelah tabrakan.
Awak kabin yang melakukan evakuasi berusaha agar membuat para penumpang tetap tenang.
Namun meminta mereka yang mengambil bagasi untuk meninggalkan barang bawaan mereka.
Lampu kemudian padam dan suhu di dalam kabin mulai meningkat, ucap para penumpang yang selamat.
Para penumpang selanjutnya dipandu melalui kegelapan dan asap tebal oleh awak kabin yang memegang obor.
"Asap mulai memenuhi pesawat, dan saya berpikir ini bisa jadi sangat buruk," kata seorang penumpang pria. "Sebuah pengumuman mengatakan bahwa pintu di bagian belakang dan tengah tidak bisa dibuka. Jadi semua orang turun dari depan."
Tayangan langsung televisi dari tabrakan awal memperlihatkan sebuah jet yang akan mendarat di malam hari sebelum kilatan oranye terang, dengan pesawat meluncur di landasan pacu dengan api dan asap di belakangnya.