Kabar meninggalnya Rizal diungkap staf Rizal Ramli, Tri Wibowo Santoso.
Diketahui, Ekonom senior tersebut meninggal dunia sekitar pukul 19.30 WIB di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
"Innalillahi wa inna illaihi rojiuun. Telah berpulang, bapak/kakek/mertua kami, Rizal Ramli pada tanggal 2 Januari 2024 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo," dikutip dari Kompas.com.
Rizal meninggalkan tiga anak, yakni Dhitta Puti Sarasvati Ramli, Dipo Satria Ramli, dan Daisy Orlana Ramli. Almarhum juga meninggalkan dua orang cucu.
Kepergian Rizal Ramli secara mendadak membuat publik Indonesia berduka cita.
Rizal Ramli dilahirkan di Padang, Sumatera Barat, pada 10 Desember 1954.
Ia merupakan figur yang memiliki sejarah panjang dalam pergerakan mahasiswa, seorang ahli ekonomi, dan politisi Indonesia yang telah aktif dalam panggung internasional.
Rizal pernah menjadi anggota tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berkolaborasi dengan tokoh ekonomi dari berbagai negara.
Meskipun mendapat tawaran jabatan Sekretaris Jenderal Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) dari PBB pada November 2013, Rizal memilih untuk fokus pada pengabdian kepada Indonesia, menolak jabatan internasional tersebut.
Baca: Perjalanan Karier Rizal Ramli di Pemerintahan Indonesia Hingga Pernah Jadi Penasehat Ekonomi PBB
Baca: Detik-detik Pesawat Japan Airlines Terbakar saat Mendarat, 5 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia
Selama era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal menempati posisi strategis sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog), Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan.
Kiprahnya di Kabulog terbilang sukses dengan kelimpahan cadangan beras dan stabilitas harga, kendati kepemimpinannya hanya berlangsung selama 15 bulan.
Begitu juga saat Rizal menjabat sebagai Menko Perekonomian, di mana ia mendorong penghapusan cross-ownership dan cross-management antara PT Telkom dan PT Indosat. Keberhasilan ini dianggap memberikan keuntungan signifikan bagi negara.
Namun, masa tugasnya di pemerintahan terhenti seiring runtuhnya kekuasaan Presiden Abdurahman Wahid pada periode 1999-2001.
Pasca-mengakhiri keterlibatannya di pemerintahan, Rizal Ramli terus mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebijakan pemerintah.
Aktif turun ke jalan, ia menyuarakan aspirasi rakyat terkait berbagai isu, termasuk urusan buruh, jaminan sosial, dan masalah negara.
Menurutnya, Indonesia masih terjebak dalam kebijakan neoliberal yang cenderung menguntungkan kapitalis, sementara merugikan nasib rakyat dan buruh.
Dalam perjalanannya, Rizal Ramli juga mendapatkan posisi di sektor bisnis.
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Semen Gresik Tbk dari tahun 2006 hingga 2008.