Pantas Gibran Skakmat Cak Imin dengan Pertanyaan SGIE, Terkuak Sosok di Baliknya, Disebut Tiru Ayah

Penulis: Rakli Almughni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Reaksi calon wakil presiden, putra Presiden Indonesia Joko Widodo dan Wali Kota Surakarta saat ini, Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan calon wakil presiden Muhaimin Iskandar saat mereka tiba untuk menghadiri debat pemilihan presiden pertama di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta pada 12 Desember 2023.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - SGIE adalah singkatan dari State of the Global Islamic Economy.

Istilah tersebut ramai diperbincangkan publik setelah cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka melontarkan pertanyaan soal SGIE kadapa cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar dalam debat cawapres di Jakarta Convetion Center (JCC), Jumat, 22 Desember 2023.

Awalnya, Gibran bertanya kepada pria yang akrab disapa Cak Imin itu tentang bagaimana caranya menaikkan skor dan peringkat Indonesia dalam SGIE.

Namun, Cak Imin mengaku tidak paham tentang SGIE.

"Gus Muhaimin Ketua Umum dari partai PKB, saya yakin sekali Gus Muhaimin paham sekali untuk masalah ini. Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE ? Terimakasih," tanya Gibran ke Cak Imin.

"SGIE," lanjut Gibran memberikan penekanan kepada pertanyaannya saat melihat respons Cak Imin yang seolah masih memahami.

Kemudian, Cak Imin mengatakan bahwa dirinya tidak paham soal SGIE.

Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka saat melakukan Adu gagasan ekonomi, perdagangan, pajak, dan infrastruktur pada debat Capres 2024 di Jakarta Jumat (22/12/2024) di Jakarta. (Kompas TV/Tribunnews)

Baca: Anies Baswedan Dilaporkan ke Bareskrim Polri Terkait Penistaan Agama, Gegara Pakai AMIN

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun kembali bertanya kepada Gibran apa itu SGIE.

"Terus terang SGIE saya enggak paham. SGIE itu apa ?," ujar Cak Imin.

Pertanyaan balik itu langsung direspons dengan peringatan oleh moderator debat cawapres, Alfito Deannova.

Alfito mengingatkan, bahwa Cak Imin mestinya menggunakan kesempatan untuk menjawab pertanyaan Gibran.

Jika Cak Imin kembali memberi pertanyaan maka bisa jadi waktu menjawab segera habis.

"Tidak apa-apa, karena saya tidak pernah mendengar istilah SGIE itu," jawab Cak Imin.

Moderator kemudian mengembalikan kesempatan bicara kepada Gibran.

Baca: Anies Baswedan Resmi Dilaporkan ke Bawaslu karena Diduga Sindir Prabowo Subianto

Saat itu, Gibran langsung memberi penjelasan soal apa itu SGIE kepada Cak Imin.

"Baik, Gus, kita kan sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah, keuangan syariah. Otomatis, kita harus ngerti juga masalah SGIE. SGIE itu adalah state of global islamic economy," tutur Gibran.

"Misalnya sekarang yang sudah masuk 10 besar adalah makanan halal kita. Skincare halal kita, fesyen kita, nah itu yang saya maksud Gus. Dan ya mohon maaf kalau pertanyaan nya agak sulit ya Gus. Terima kasih," tanya Gibran kembali.

Cak Imin kemudian memberi tanggapan bahwa memang benar soal SGIE penting ditanyakan mengingat jumlah umat Islam di Indonesia terbesar di dunia.

Sehingga, menurutnya, Indonesia bukan saja sebagai pasar ekonomi syariah, pasar pariwisata halal, pasar perbankan syariah.

Tiru ayahnya

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto menilai, Gibran Rakabuming Raka meniru sang ayah, Presiden Joko Widodo, karena memberi pertanyaan jebakan dalam debat cawapres.

Tak hanya ke Cak Imin, Gibran juga melontarkan pertanyaan jebakan soal teknologi carbon capture and storage kepada cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.

Baca: Pantas IA Mahasiswa Unand Mesum dengan Adam di Masjid hingga Kepergok, Terungkap Penyebabnya

Dalam pertanyaannya, Gibran tak menjelaskan lebih jauh soal istilah atau singkatan tersebut.

Menurut Hasto, ini pernah dilakukan oleh Presiden Jokowi pada Pilpres 2014.

Trik Gibran itu, kata Hasto, pernah digunakan oleh Jokowi dalam debat capres pada Pilpres 2014 melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Ini kan suatu pengulangan dari apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi pada tahun 2014 ke Pak Prabowo dan Hatta," kata Hasto selepas debat cawapres, Jumat malam, dikutip dari Kompas.com.

Dalam debat capres 2014, Jokowi sempat bertanya ke Prabowo soal langkahnya meningkatkan peran TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah).

Namun, Jokowi tidak menjabarkan lebih jauh singkatan TPID.

Prabowo pun saat itu bertanya balik ke Jokowi soal kepanjangan TPID dan mengakui ia tidak hafal setiap singkatan.

Baca: PENYESALAN Devnisa Selingkuh dengan 3 Pria Sekaligus, Berujung 4 Anaknya Dihabisi Panca Darmansyah

Hasto berpandangan, pertanyaan-pertanyaan jebakan itu semestinya tidak ditanyakan dalam forum debat.

Menurut dia, Gibran seharusnya menjelaskan singkatan atau isitilah yang ia ditanyakan ke kandidat lain.

"Karena tujuan kita adalah untuk mencapai suatu gagasan yang terbaik dark para calon wakil presiden sebagai pendamping presiden di dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, politik anggaran, digitalisasi dan sebagainya," ujar Hasto.

Tanggapan Anies Baswedan

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menilai pertanyaan Gibran sah saja diajukan.

Namun, menurut dia, pertanyaan yang diajukan Gibran itu hanya terminologi teknis yang sebenarnya bisa dijawab hanya dengan browsing atau googling.

Padahal menurutnya, pertanyaan yang seharusnya diajukan adalah menyoroti substansinya.

"Jadi, ketika pertanyaan adalah soal terminologi teknis bisa dijawab dengan Google sebenarnya," kata Anies usai debat cawapres semalam.

Baca: Pantas Prabowo Spontan Bilang Ndasmu Etik, Petinggi Gerindra Sebut Sudah Hal yang Biasa

"Karena yang dibutuhkan di tingkat kepemimpinan nasional adalah hal-hal substantif. Ini yang sesungguhnya dibawa," imbuhnya.

Anies pun menyebut publik lah yang akan menilai mengenai pertanyaan itu, apakah semata hanya format cerdas untuk hafalan atau format adu gagasan.

"Tapi nanti publik menilai apakah memang ini format cerdas cermat untuk hafalan? Atau ini format tentang gagasan ideologi dan nilai yang diwujudkan dalam kebijakan?," pungkasnya.

Apa itu SGIE?

SGIE adalah singkatan dari State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report yang dirilis oleh DinarStandard.

SGIE Report berisikan laporan indikator ekonomi islam global.

Dilansir dari Dinar Standard, terdapat beberapa kriteria penilaian untuk menentukan urutan negara dengan indikator ekonomi islam global.

Beberapa penilaian di antaranya seperti sektor keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik halal, obat-obatan halal, perjalanan ramah Muslim, fashion sederhana, serta media dan rekreasi bertema Islam.

Dalam SGIE Report ayng dirilis tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-4 dari 81 negara.

Posisi Indonesia berada di bawah Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan di atas Turkiye.

Laporan yang dibuat oleh DinarStandard dan didukung oleh Departemen Ekonomi dan Pariwisata (DET) di Dubai.

Selain itu, dalam SGIE Report 2022,produk makanan halal (halal food) Indonesia juga dilaporkan menempati peringkat dua dunia.

Sementara itu dikutip dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022, peringkat Islamic finance Indonesia berada di nomor 7, fashion ramah muslim peringkat 3, serta kosmetik dan obat-obatan halal di peringkat sembilan.

(tribunnewswiki.com/kompas.com/tribun network)

Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini



Penulis: Rakli Almughni
BERITA TERKAIT

Berita Populer