Sebanyak 10 tentaranya tewas dalam 24 jam terakhir, termasuk kolonel yang memimpin pangkalan depan dan letnan kolonel yang memimpin resimen.
Dikutip dari Reuters viaKompas, ini adalah kekalahan terbesar dalam sehari sejak 15 tentara Israel tewas pada 31 Oktober 2023.
Pertempuran sengit antara Hamas dan tentara Israel sedang berlangsung di Gaza utara dan selatan.
Sehari sebelumnya, PBB menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, pengeboman tanpa pandang bulu Israel terhadap warga sipil menghilangkan dukungan internasional.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, militer akan terus berjuang meskipun dunia terus menekan untuk gencatan senjata.
Baca: Tentara Israel Tembaki Kawan Sendiri saat Melawan Hamas, Ternyata Salah Sasaran
“Kami terus melanjutkannya sampai akhir, sampai kemenangan, sampai Hamas dimusnahkan,” katanya kepada tentara di Gaza melalui radio.
"Saya menyampaikan ini di tengah penderitaan yang luar biasa, tetapi juga di tengah tekanan internasional. Tidak ada yang bisa menghentikan kami."
Dalam kekalahan terburuk ini, mayoritas tentara Israel tewas di distrik Shejaia, Gaza utara.
Pasukan disergap saat hendak menyelamatkan sekelompok tentara lain yang menyerang Hamas di salah satu gedung.
Hamas berujar, kejadian tersebut menunjukkan pasukan Israel tidak akan pernah bisa menaklukkan Gaza.
"Semakin lama kalian di sana, semakin besar pula kerugian dan kematian kalian, dan kalian akan keluar dari sana dengan membawa kekecewaan dan kerugian," kata Hamas.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa rencana masa depan di Gaza tanpa Hamas adalah khayalan.
Militer Israel mengakui sebagian kecil tentaranya yang tewas di Gaza disebabkan oleh tembakan dari rekannya sendiri.
Sementara beberapa tentara lainnya juga tewas karena kecelakaan militer.
Juru bicara militer Israel mengatakan, total ada 105 tentara yang tewas sejak invasi darat dimulai.
Dari jumlah tersebut, 20 di antaranya tewas karena insiden atau kecelakaan.
Israel menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan kematian tentara yang tidak disengaja.
Tiga belas di antaranya terbunuh karena ditembak rekan sesama tentara, sementara sisanya mengalami kecelakaan.
Baca: HAMAS Makin Kuat, Strategi Israel Ratakan Gaza jadi Senjata Makan Tuan