Korban berinisial F alis FAA yang masih berusia 12 tahun ini bahkan kakinya diamputasi usai menjadi korban bully temannya.
Sebelumnya, F di-bully teman sekolah berujung kaki diamputasi.
Polisi menyebutkan korban terluka lantaran kakinya dijegal saat hendak membeli makan.
"Korban akan membeli makanan ke kantin sekolah. Sebelum sampai kantin sekolah, korban diduga dijegal oleh pelaku anak. Dijegal atau dislengkat," kata Kasi Humas Polres Metro Bekasi AKP Hotma Sitompul.
Akibat perundungan pada Februari 2023 itu, kaki F mengalami cedera dan infeksi.
Kondisi kaki F kemudian memburuk.
F kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk diperiksa.
Baca: Viral Video Siswi SMA di Lampung Dibully-Dipaksa Peragakan Aksi Asusila, Kini Trauma & Masuk RSJ
Sejumlah dokter dari rumah sakit yang berbeda mendiagnosis F mengalami kanker tulang dan harus dilakukan amputasi pada kaki kirinya.
Kini polisi tampaknya mengusut kasus FAA dan menetapkan tersangka dari insiden yang dialaminya tersebut.
Atas kasus ini, polisi sudah menetapkan satu orang tersangka terkait kasus tersebut.
"Sudah ada tersangka anak, satu. Iya (rekan sekolah) waktu kejadian. Kita sebut ABH (anak berhadapan dengan hukum)," kata Kasie Humas Polres Metro Bekasi AKP Hotma Sitompul.
Hotma mengatakan saat ini pihak kepolisian sudah melakukan pelimpahan tahap I berkas perkara kepada Kejari Kabupaten Bekasi.
Segera setelah bekas dinyatakan rampung pihak kepolisian akan melakukan pelimpahan tahap II, yakni berkas perkara dan tersangka.
FAA, merupakan seorang siswa SD yang mengalami perundungan di sekolah tetapi diacuhkan oleh pihak sekolah.
F atau FAA (12), siswa SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang dirundung teman-temannya berakhir meninggal dunia pada hari ini, Kamis (7/12/2023).
"Betul (meninggal dunia), pada hari ini, 7 Desember 2023 pukul 02.25 WIB," ujar kuasa hukum F, Mila Ayu Dewata, saat dikonfirmasi Kompas.com seperti dikutip TribunJatim.com.
Jenazah F saat ini sudah berada di rumah duka, Jalan Taman III, Jatimulya, Tambun Selatan.
Rencananya, jenazah F akan dimakamkan hari ini juga.
Untuk diketahui, perundungan terhadap F terjadi pada Februari 2023.
Saat itu, kaki F di-sliding oleh temannya.
Tiga hari setelahnya, F mengeluh sakit di bagian kakinya.
Karena tak kunjung sembuh meski sudah berobat ke klinik dan diberi pereda nyeri, F akhirnya menjalani rontgen.
"Dirontgen pakai MRI, didignosis ada infeksi dalam, itu pada akhir Maret. Kami berusaha obati dulu," kata ibunda F, Diana.
Berbagai upaya pengobatan medis yang dilakukan pun tidak kunjung membuahkan hasil.
Baca: Sosok Sukaemah, Guru SD di Bekasi yang Sebut Bullying hingga Siswanya Diamputasi Hanyalah Bercanda
Bahkan, kondisi F semakin memburuk.
Puncaknya, pada Agustus 2023, kaki F didiagnosis kanker tulang.
Ia menjalani operasi amputasi pada Oktober 2023.
Namun, dokter spesialis ortopedi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Melitta Setyarani, Sp.OT memastikan, kanker yang dialami F bukan akibat perundungan.
"Di literatur, tidak ada yang menyebutkan sampai sekarang bahwa trauma, kejadian kayak jatuh, menyebabkan kanker," ujar Melitta di RS Kanker Dharmais, Kamis (2/11/2023).
Melitta menjelaskan, F datang dalam kondisi kanker yang telah menyebar ke paru-paru.
Setelah diperiksa, F didiagnosis mengidap kanker tulang stadium 4.
Dokter kemudian mengamputasi kaki kiri F.
Sebelumnya, pihak sekolah tampak acuh dengan kondisi ini, bahkan membantah jika siswa tersebut dirundung teman-temannya.
Mengetahui FAA disebut korban bullying, pihak sekolah bantah.
Fakta pilu ini diungkap Diana (40), ibu dari FAA.
Menurut Diana, usai sang anak di-sleding oleh temannya, F sempat diolok-olok oleh beberapa teman-temannya.
"Sebelum itu (di-sleding) sering diolok-olok 'anak mama', 'sok kegantengan', kayak gitu," ungkap Diana saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (31/10/2023).
Diana menilai, kata-kata tersebut menjatuhkan mental anaknya.
Padahal FAA selalu maju ke depan kelas saat pembelajaran.
"Anak saya sering maju kalau di kelas. Jadi ya itu, menjatuhkan mental," tutur Diana.
Diana berujar, anaknya terbilang siswa yang aktif, bahkan jika ada acara, FAA ikut andil di dalamnya.
"Jadi seringlah (dapat olok-olok) perkataan yang terkena mental," ujar dia.
Meski sering mendapat ejekan teman, FAA tidak pernah menceritakan hal yang dialaminya tersebut ke pihak sekolah.
"Fatir enggak pernah cerita diolok-olok. Tapi sebelum kejadian itu saya sempat bilang ke wali kelasnya yang terjadi sama anak didiknya. Tapi itu bukan kuasa saya (menghentikan olok-olok)," ucapnya.
SD Negeri Jatimulya 09 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pun buka suara.
Pihaknya membantah ada siswa yang menjadi korban perundungan hingga menyebabkan kakinya diamputasi.
"Tadi kami sudah berklasifikasi, kami tidak ada perundungan sama sekali dan prosesnya sudah ke hukum," kata Wakil Kepala SDN Jatimulya 09, Sukaemah, Selasa (31/10/2023).
"Jadi kami sedang menunggu proses hukum," imbuhnya, mengutip Tribun Jakarta.
Sukaemah menjelaskan, kejadian yang menimpa siswa berinisial FAA bermula pada 22 Februari 2023.
Ketika itu FAA diselengkat oleh salah satu temannya saat jalan menuju ke kantin.
Hal ini yang diduga dianggap oleh orang tuanya sebagai perundungan.
"Mereka bercanda, bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh," terang dia.
Beberapa hari setelah insiden tersebut, FAA memang dikabarkan sakit pada kakinya.
Bahkan dia harus mendapatkan perawatan intensif.
Pihaknya sekolah, lanjut Sukaemah, tetap memenuhi hak belajar FAA sampai dia dinyatakan lulus Sekolah Dasar dan lanjut ke Sekolah Tingkat Menengah.
"Ujian kami ke rumahnya, masuk SMP juga lewat kita, jadi semua kita fasilitasi, sampai dia masuk SMP 4, kita dampingi," terangnya.
Sosok FAA, lanjut Sukaemah, merupakan siswa yang aktif dan pintar.
Hal ini yang mendasari argumennya bahwa tidak ada perundungan di sekolah.
"F itu anak pintar anak cerdas, pasti kalau diinikan temannya, pasti lapor sama bu gurunya, tapi selama ini enggak ada," tegasnya.
Meski begitu, pihak sekolah tetap menghormati proses hukum yang telah dilayangkan orang tua FAA ke Polres Metro Bekasi terkait dugaan bullying.
"Sudah masuk ke kepolisian, mungkin nanti diproses hukum ya nanti di kepolisian," jelas dia.