Sebab salah satu siswanya dikabarkan telah menendang temannya hingga korbannya dibuat kejang-kejang.
Tak hanya itu, korban juga sempat mengalami sesak napas akibat perlakuan temannya itu.
Diketahui, peristiwa itu terjadi di SMP Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Kini korban harus dilarikan ke RSU Widodo Ngawi.
Kepala Polisi Subsektor Gerih Iptu Agus Hari Santoso mengatakan, kejadian berawal dari bercanda hingga terjadi penganiayaan dengan menendang perut hingga korban kejang-kejang.
“Kejadiannya pada Hari Selasa (28/11/2023) pukul 11.00 WIB kemarin.
Dari keterangan kedua orangtua siswa, keduanya ini awalnya bercanda sampai kebablasan."
Baca: Kaki Siswa SD di Bekasi Diamputasi Usai Disliding-Dibully Temannya, Kondisi Memburuk, Guru: Bercanda
Baca: Bocah SD di Medan Meninggal Dunia Diduga Jadi Korban Perundungan Kakak Kelas
"Perut korban ini ditendang oleh terduga pelaku yang membuat korban kejang,” ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (29/11/2023) malam.
Kepala sekolah tempat kedua siswa menuntut ilmu, Agus Nur Setyadi, saat dihubungi terpisah mengatakan, peristiwa ini berawal dari bercanda saat keduanya akan melaksanakan shalat zuhur berjamaah.
Dia memastikan kejadian tersebut tidak disengaja.
“Itu kejadian tidak sengaja saat mereka mau shalat berjamaah, saat menunggu giliran shalat karena masjid kecil mereka bercanda."
"Kedua anak itu tidak ada permusuhan sama sekali, mereka teman akrab.
Saat itu mungkin terkena perutnya hingga sesak napas,” katanya.
Korban sempat dibawa ke UKS saat sesak napas sebelum dibawa ke Puskesmas Gerih.
Saat mendapat perawatan di Puskesmas gerih, korban dirujuk ke RSUD Widodo Ngawi untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Dari keterangan pihak keluarga, korban tercatat memiliki riwayat penyakit asma.
“Dari keterangan keluarga siswa, korban mempunyai riwayat penyakit asma,” imbuhnya.
Hingga hari Rabu sore kondisi korban yang menjalani perawatan di RSUD Widodo Ngawi mulai membaik dan rencananya akan dibawa pulang.
Dari hasil pertemuan kedua orangtua siswa dicapai kesepakatan untuk mengambil jalan damai menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Tadi ada pertemuan orangtua dari kedua siswa.
Mereka sepakat untuk difasilitasi pihak sekolah dan sepakat untuk menyelesaikan permasalahan secara damai,” ucap Agus.
(TRIBUNTRENDS/TRIBUNNEWSWIKI)