FX Rudy Klaim Jokowi Renggang dengan PDIP Karena Minta Perpanjang Masa Jabatan ke Megawati

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam suatu kegiatan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Solo FX Hadi Rudyatmo alias FX Rudy menyebutkan, alasan "pisah jalan" Presiden Jokowi dan PDIP bukanlah soal ketersinggungan label petugas partai.

"Bukan soal sakit hati dengan sebutan petugas partai. Yang sebetulnya persoalannya bukan itu," kata FX Rudy, Kamis (30/1/2023) kemarin, dikutip dari Tribunnews.com.

Hubungan Jokowi dan PDIP kian merenggang, terlebih setelah putranya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.

Di sisi lain, PDIP, partai bernaung Jokowi, sudah mencalonkan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024.

FX Rudy mengatakan, Jokowi dan PDIP memulai merenggang ketika permintaan sang presiden ditolak oleh Megawati Soekarnoputri.

FX Rudy menyebutkan, setidaknya ada dua momen ketika Jokowi sempat meminta perpanjangan masa jabatan kepada Megawati.

"Yang pertama minta perpanjangan, minta tiga periode. Mbak Mega itu orang ataupun ketua umum yang taat dan patuh terhadap konstitusi," ujarnya.

Kemudian, Jokowi sempat menyampaikan permintaan, jika tak bisa tiga periode, adalah perpanjangan masa kekuasaan.

"Kedua, Pak Jokowi meminta, kalau tidak bisa tiga periode, adanya perpanjangan karena pandemi Covid. Padahal, Covid itu bukan hanya permasalahan Indonesia, melainkan dunia.

Megawati dan PDIP tak bisa mendukung langkah Jokowi karena menganggap Indonesia bukan negara kerajaan.

"Kita rakyat Indonesia harus bisa menilai bahwa Indonesia ini Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan negara kerajaan," tuturnya.

Joko Widodo mencium tangan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati (Warta Kota /Adhy Kelana)

Masih dalam kesempatan itu, FX Rudy mengatakan penguasa kini telah menjadi Neo Orde Baru Plus karena dinilai bertindak lebih buruk dari rezim Orde Baru Presiden Soeharto dulu.

Bahkan, FX Rudy kurang setuju dengan pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebutkan penguasa kini bertindak seperti Orde Baru.

"Saya kalau menyampaikan, bukan Orde Baru, [tapi] Neo Orde Baru Plus," kata Rudy kepada wartawan.

"Kalau Pak Harto masih baik-baik saja cara mengancamnya, tidak seperti sekarang. Intimidasi ya nggak terang-terangan kayak begini, dari institusi perintah ke bawah dan sebagainya nggak seperti itu dulu," ujar FX Rudy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Baca: Sepakat soal Bajingan Tolol, PDIP Cabut Laporan Rocky Gerung: Akhir-akhir Ini Jokowi Sudah Berubah

Ketika ditanya, intimidasi seperti apa, FX Rudy mempersilakan wartawan bertanya kepada pihak-pihak yang diintimidasi.

Pasalnya, ia sendiri mengaku tak mendapatkan ancaman dari penguasa yang disebutnya sebagai Neo Orde Baru Plus itu.

"Neo Orde Baru Plus, ya semua kekuasaan yang dimiliki sekarang ini dipergunakan dengan segala cara yang tidak beretika," ujar FX Rudy.

"Ya tanya yang diancam. Kalo saya yang diancam, pasti saya buka," katanya.

"Jadi kemarin saya sampaikan 'Ojo Adigang, Adigung, Adiguno' tapi ojo-nya ilang. Jadi adigang, adigung, adiguno artinya berkuasa segala sesuatunya akan saya pergunakan untuk kepentingan diri saya sendiri," katanya.

Sebagai informasi, slogan "Ojo Adigang, Adigung, Adiguno" adalah prinsip dalam pergaulan Jawa.

Apabila diartikan memiliki arti "Jangan Merasa Paling Kuat", "Jangan Merasa Paling Besar", dan "Jangan Merasa Paling Pandai".

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer