Starbucks Ngaku Tidak Berikan Dukungan Finansial ke Israel dengan Cara Apa Pun Usai Ramai Diboikot

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo Starbucks terlihat saat anggota dan pendukung Starbucks Workers United melakukan protes di luar toko Starbucks di Dupont Circle pada 16 November 2023 di Washington, DC. Kelompok ini mengadakan serangkaian aksi unjuk rasa pada promosi Starbuck Hari Piala Merah di luar toko Starbucks non-serikat pekerja untuk menuntut Starbucks menghormati hak-hak serikat pekerja. Kevin Dietsch/Getty Images/AFP

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Seruan memboikot produk yang berkaitan dengan Israel ramai digaungkan masyarakat dunia.

Salah satu perusahaan yang menjadi target gerakan boikot ialah Starbucks.

Sejumlah pihak menuding, raksasa kopi asal Amerika Serikat (AS) itu memiliki keterkaitan dan mendukung pemerintahan Israel secara finansial.

Selain itu, seruan boikot juga muncul setelah Starbucks menggugat serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, yang menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina.

Gugatan dilayangkan Starbucks, karena serikat pekerja dianggap menyalahgunakan nama, logo, dan kekayaan intelektual perusahaan.

Keputusan perusahaan untuk menempuh jalur hukum itu kemudian memicu gerakan boikot Starbucks di berbagai negara.

Sebab, Starbucks dinilai memberikan dukungan terhadap Israel yang tengah membombardir Jalur Gaza, Palestina.

Baca: Israel Tambah Utang Rp 121 Triliun sejak Umumkan Perang dengan Hamas

Baca: Israel Tuduh RS Indonesia di Gaza Tampung Hamas, Kemenlu Langsung Semprot Zionis

Menanggapi berbagai tudingan yang disampaikan, manajemen Starbucks menyatakan, perusahaan tidak mendukung berbagai tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan. Pernyataan ini disampaikan Starbucks lewat laman resminya.

"Kami dengan tegas menyatakan tidak mendukung tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan, sepenuhnya mendukung usaha perdamaian di dunia," tulis Starbucks di laman resminya, dikutip Kamis (16/11/2023), seperti dilansir Kompas.

Manajemen juga menyatakan, Starbucks dan mantan presiden perusahaan, Howard Schultz, tidak pernah memberikan dukungan finansial kepada Israel.

Hal ini sebagaimana bentuk dari Starbucks yang merupakan organisasi non-politik.

Pernyataan ini juga disampaikan dalam laman resmi perusahaan yang diperbaharui pada Oktober 2023.

Logo Starbucks terlihat saat anggota dan pendukung Starbucks Workers United melakukan protes di luar toko Starbucks di Dupont Circle pada 16 November 2023 di Washington, DC. Kelompok ini mengadakan serangkaian aksi unjuk rasa pada promosi Starbuck "Hari Piala Merah" di luar toko Starbucks non-serikat pekerja untuk menuntut Starbucks menghormati hak-hak serikat pekerja. Kevin Dietsch/Getty Images/AFP (Kevin Dietsch / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images melalui AFP)

"Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun," tulis Starbucks.

"Melihat situasi global yang terjadi saat ini, Starbucks Indonesia turut berduka cita dan menyatakan simpati yang terdalam bagi mereka yang menjadi korban, terluka, terlantar, dan terkena dampak akibat aksi yang keji," tulis Starbucks.

Sebagai informasi,Starbucks telah memiliki lebih dari 37.000 gerai yang tersebar di 85 negara sampai dengan paruh pertama 2023. Namun, Starbucks tidak beroperasi di Israel.

Starbucks sebenarnya sempat muncul di Tel Aviv pada 2001. Akan tetapi, berselang 2 tahun kemudian, tepatnya pada 2003, Starbucks harus angkat kaki imbas kerugian yang dialami di Israel.

(TRIBUNNEWSWIKI)

Baca berita terkait penjajah di sini



Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer