Husein adalah salah satu warga negara Indonesia (WNI) sekaligus relawan kemanusiaan yang dievakuasi dari Gaza Selatan, Palestina.
Hanya saja, perjuangan untuk menyelamatkan diri tak semudah dibayangkan.
Pasalnya, proses evakuasi membutuhkan waktu yang lama lantaran tak ada transportasi dari Gaza menuju perbatasan Rafah, Palestina.
"Kami enggak mudah mendapatkan transportasi di Gaza ke Rafah karena tidak ada bahan bakar dan risiko bombardir terus terjadi setiap hari," kata Husein kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu, dikutip dari Kompas.com.
Situasi tersebut membuat Husein harus menunggu namanya tercantum di dalam daftar evakuasi.
Meski begitu, penentuan nama-nama warga negara asing yang dievakuasi juga diputuskan oleh berbagai pihak sehingga Husein harus tiga kali bolak-balik dari Gaza menuju Rafah.
"Untuk masuk list (daftar evakuasi) agar tembus ke Rafah itulah, saya sampai bolak-balik tiga kali," ucap Husein.
Setiba di Rafah, Husein dan keluarganya pun harus mengantre bersama sekitar 6.000 warga asing yang menunggu dievakuasi.
Lantaran, jalur evakuasi di perbatasan Rafah menuju Mesir tak selamanya dibuka.
"Border Rafah ini tidak terbuka secara konsisten. Rafah ini hanya beberapa jam dibuka per hari. Itu pun enggak setiap hari," kata Husein.
Akhirnya setelah menanti hingga beberapa hari, nama Husein dan keluarganya pun muncul di dalam daftar evakuasi KBRI Kairo.
Mereka kemudian langsung dijemput tim KBRI dan Imigrasi Mesir.
"Alhamdulillah sekarang bisa berjumpa kepada semua," ucap Husein.
Dari pantauan Kompas.com pukul 17.16 WIB, sekitar 20 anggota keluarga tengah menunggu di depan pintu kedatangan Internasional, Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta.
Selain itu, ada pula kolega Husein dari lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH).
Husein pulang ke Indonesia dengan menumpangi maskapai Emirates dengan kode EK 356.
Pemerintah Indonesia mengevakuasi keluarga yang terdiri suami dan dua anak warga negara Indonesia dan istri warga negara asing dari Gaza Selatan, Palestina.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang sedang dalam perjalanan menuju Washington DC, Amerika Serikat bersama rombongan Presiden Joko Widodo.
"Sekitar pukul 18.00 WIB, saya memperoleh laporan bahwa mereka berhasil dievakuasi," kata Retno dalam video singkat, Minggu (12/11/2023).