Dirinya mengaku tidak ingin memenangkan kontestasi Pilpres 2024 dengan cara nepotisme.
Hal itu dia ungkapkan saat menyapa warga Jember, Jawa Timur, dalam acara jalan sehat bersarung di Kaliwates, Jember, Minggu (29/10/2023).
"Bila meraih kewenangan dengan cara nepotisme, nanti saat berkuasa pasti nepotisme, betul?" tanya Anies kepada warga Jember, Minggu, dikutip dari Kompas.com.
Demikian juga ketika pasangan calon presiden dan calon wakil presiden memenangkan Pilpres 2024 dengan cara-cara curang.
Anies mengatakan, pemimpin tersebut akan melakukan kecurangan ketika memimpin.
"Bila meraih kewenangan dengan cara-cara kecurangan, maka ketika nanti memegang kewenangan pasti akan curang. Tapi bila kita kerjakan dengan cara terhormat, nanti ketika pegang kewenagan menjalankannya dengan terhormat pula," tutur Anies.
Anies menyebutkan, menyuarakan tentang perubahan tidak mudah dan kerap menghadapi tantangan.
Pasalnya, tidak semua orang senang dengan perubahan yang akan mengubah hidup mereka.
Dirinya mencontohkan para tengkulak yang selama ini mengambil keuntungan dari mahalnya harga beras.
Tengkulak tersebut kemungkinan tidak setuju tentang rencana Anies dan Muhaimin menstabilkan harga beras karena keuntungannya diambil.
"Harga beras kita murah apa mahal? Petani terima uang yang mahal itu tidak? Jadi harga mahal itu uangnya ke mana? Kalau harganya mahal dan uangnya diterima petani, ikhlas enggak? Ikhlas," beber Anies.
"Masalahnya harganya mahal, uangnya tidak diterima petani. Lalu (mereka) mendengar ada kabar, ada rencana perubahan, mereka yang mendapatkan keuntungan dari sini tidak menginginkan perubahan, sementara rakyat yang dirugikan membutuhkan perubahan," imbuh Anies.
Seperti diketahui, calon presiden dan calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menggelar jalan sehat sarungan di Jalan Nusantara, Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Minggu (29/10/2023).