Karena menurut Rudy, secara etika Gibran sudah tidak layak menjadi kader PDIP.
Hal ini karena Gibran telah dicalonkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari partai lain.
Padahal, PDIP juga punya pasangan capres-cawapres sendiri.
"Menurut saya etika lah. Dulu kalau Mas Gibran tidak minta KTA ke DPC, juga tidak bisa menjadi persyaratan untuk Wali Kota," kata Rudy di kediamannya, Jumat (27/10/2023).
"Saya menyarankan mestinya karena ini etika, ya KTA untuk dikembalikan atau membuat surat pengunduran diri dari kader PDIP karena sudah dicalonkan sebagai calon wakil presiden dari partai lain," imbuhnya.
Terkait hal ini, sebenarnya Rudy sudah mencoba mengajak Gibran untuk bertemu.
Rudy mengaku sudah menghubungi Gibran melalui pesan WhatsApp (WA).
Tetapi sayangnya, pesan teks yang dikirim Rudy tidak dibalas oleh Wali Kota Solo itu.
"Selamat pagi Mas Wali, mohon izin minta waktu kalau berkenan saya mau sowan Mas Wali," demikian bunyi pesan yang dikirim Rudy kepada Gibran.
Baca: Bukan Karena Pacar, Ternyata Ini Penyebab Enuh Nugraha Lulusan ITB Jadi ODGJ, Tetangga Ungkap Fakta
Pesan tersebut dikirim Rudy pada Jumat (27/10/2023) pukul 05.51 WIB.
Namun hanya ada centang dua pada pesan itu pertanda pesan itu sudah terkirim.
Gibran tidak mengaktifkan fitur centang biru pada aplikasi WhatsApp-nya sehingga belum diketahui pesan itu sudah dibaca atau belum.
Tak hanya kepada Gibran, Rudy juga mengirimkan pesan kepada ajudan Gibran.
Berbeda dari Gibran, pesan tersebut dibalas oleh ajudan Gibran.
"Justru saya yang mau ke sana saya sudah WhatsApp beliau, yang balas ajudan. Kalau Mas Wali belum dijawab, baru dijawab ajudan," kata Rudy.
Alasan Rudy ingin bertemu Gibran adalah memberikan surat kepada Gibran, berisi permintaan untuk mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP dan permintaan kepada Gibran untuk mengundurkan diri sebagai anggota PDIP.
"Menurut saya, Mas Gibran datang kelihatan mukanya di DPC, meninggalkan DPC dengan mengundurkan dirinya kelihatan punggungnya. Itulah pesan dan harapan saya," kata FX Rudy.
"Saya akan menulis surat kepada Mas Wali, tapi nunggu ini dulu dibalas sama nunggu waktu," ujarnya.
Baca: Mengenal Enuh Nugraha, Pria Jenius di Teknik Kelautan ITB, Kini Jadi ODGJ karena Ditinggal Pacar
Rudy menambahkan tujuan permintaan pengembalian KTA itu agar tidak ada penilaian masyarakat bahwa Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memainkan politik dua kaki.