Dalam tulisan di akun Twitter miliknya, @dennyindrarana, pada Rabu dini hari, (18/10/2023), dia menyebut keterpurukan itu disebabkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Insya allah, pukul 10 WIB ini Prof @mohmahfudmd akan diumumkan menjadi Cawapres mas @ganjarpranowo. Semoga tidak ada lagi drama gagal setelah menjahit baju seperti tahun 2019," tulis Denny di akunnya.
Denny menyambut baik duet antara Ganjar dan Mahfud yang diusung oleh PDIP pada Pilpres 2024.
"Saya ikut mendoakan, jika mendapat amanah, perpaduan dua senior di fakultas hukum UGM tersebut bisa menyelamatkan Negara Hukum Indonesia yang sedang terpuruk, akibat cawe-cawe dan hasrat kuasa dinasti Jokowi dan kroninya," tulisnya.
Sebelumnya, Denny mengkritik Mahkamah Konstitusi atau MK yang diplesetkan menjadi Mahkamah Keluarga.
MK melalui putusannya membolehkan capres atau cawapres berusia kurang 40 tahun asalkan dia pernah berpengalaman menjadi kepala daerah yang dipilih lewat pemilihan.
Putusan itu dinilai telah membuka jalan bagi Wali Kota Surakarta sekaligus putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, untuk menjadi bakal cawapres.
"Putusan MK = Drama Korea, seolah menolak ujungnya mengabulkan. Bukan hanya MK menjadi Mahkamah Keluarga, NKRI berubah menjadi Negara KELUARGA Republik Indonesia," kata Denny di akunnya, Senin, (16/10/2023).
Baca: Harta Kekayaan Mahfud MD, Calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo yang Capai Rp 29 Miliar
PDIP resmi menunjuk Mahfud MD sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu pagi, (18/10/2023).
"Hari ini hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023, saya dengan mantap, ini saya telah mengambil keputusan semuanya. Saya tunjukkan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat bangsa dan negara. Karena itulah dengan mengucapkan bismillah hirohmanirrohim maka calon wakil presiden yang dipilih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mendampingi Bapak Ganjar pranowo adalah Bapak Profesor Doktor Mahfud MD," kata Megawati dikutip dari Kompas.com.
Dalam momen itu Megawati ditemani oleh Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, dan sejumlah anggota Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo.
Pada momen itu Megawati juga mengungkapkan pertimbangannya memilih Mahfud MD. Dia mengatakan Mahfud adalah sosok yang sering membela rakyat kecil.
Baca: Sandiaga Uno Santai Tak Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Beri Semangat ke Mahfud MD
Di samping itu, dia menyebut Mahfud memiliki intelektualitas yang mumpuni.
"Jadi saya sangat bisa mengerti jalan pikirannya ketika dipilih sebagai Menko Polhukam. Saya pernah guyon sama beliau. Kata Pak Mahfud, saya dari Presiden turun menjadi Ketua Dewan Pembina Ideologi Pancasila."
"Saya bilang gak apa-apa, tapi bapak langsung meroket menjadi anggota kabinet."
Ketua DPP PDIP Puan Maharani optimistis bahwa pasangan yang didukung koalisi PDIP itu bisa menang satu putaran pilpres.
Dia ingin seluruh elemen partai pendukung beserta dengan relawan bekerja terus di level akar rumput guna memenangkan Ganjar.
Hal tersebut disampaikan puan saat menjawab pertanyaan wartawan usai deklarasi Mahfud MD sebagai wakil presiden Ganjar Pranowo.
"Kemungkinan besar Pilpres akan diikuti oleh tiga pasangan capres dan cawapres. Tentu saja kami harus realistis. Tapi kalau ditanya apakah kami optimistis, tentu kami sangat optimistis," kata Puan di Kantor DPP PDIP saat ditemui wartawan selepas deklarasai Mahfud sebagai bakal cawapres.
Baca: Mahfud MD Jadi Bakal Cawapres, Megawati Kini Tak Takut Di-bully Wartawan: Mahfud Belain Saya
Baca: Mahfud MD Jadi Bakal Cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Diumumkan Langsung Oleh Megawati
Kala itu Puan yang didampingi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid.
Puan menjelaskan alasan Presiden Jokowi tidak menghadiri deklarasi itu. Menurut Puan, Jokowi yang menjadi salah satu kader terbaik PDIP kini sedang menjalankan tugas negara.
Jokowi memang sedang di luar negeri dalam rangka kunjungan kerja ke Cina dan Arab Saudi sejak Senin, (16/10/2023).
Dia mengaku bisa memaklumi ketidakhadiran Jokowi pada acara itu.
Baca berita lain tentang Denny Indrayana di sini.