Sebut Hamas 'Pengecut', AS Tegaskan Hamas Harus Dimusnahkan sampai Habis

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato pada sidang Majelis Umum PBB ke-77 di Kota New York, (21/9/2022).

TRIBUNNEWSIWKI.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan Hamas yang berkuasa di Gaza harus dihancurkan sampai habis.

Menurut Biden, Israel tidak membutuhkan bantuan tentara AS dalam melawan Hamas karena negara itu memiliki salah satu angkatan perang terbaik di dunia.

Meski ingin Hamas dihancurkan, Biden mendukung berdirinya negara Palestina.

"Ya (saya percaya Hamas harus dilenyapkan). Tapi harus ada suatu otoritas Palestina. Harus ada jalan yang mengarah kepada pendirian sebuah negara Palestina," kata Biden saat diwawancarai dalam acara CBS 60 Minutes yang ditayangkan pada hari Minggu, (15/10/2023), dikutip dari Reuters.

Biden juga menyebut Hamas sebagai "pengecut".

"Mereka (Israel) harus mengejar Hamas. Hamas adalah sekelompok pengecut. Mereka bersembunyi di balik warga sipil. Mereka menempatkan markas mereka di tempat warga sipil."

Baca: Iran Ancam Bakal Ikut Campur jika Israel Terus Lancarkan Serangan ke Gaza

Di sisi lain, Biden memperingatkan Israel untuk tidak menduduki Gaza. Namun, dia menyebut Hamas dan Hisbullah harus disingkirkan.

"Jika Israel menduduki Gaza lagi, itu akan menjadi kesalahan," katanya.

Israel pernah menduduki wilayah Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur saat perang tahun 1967. Israel menarik pasukan dan warganya dari Gaza pada tahun 2005.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan pihaknya mengerahkan kapal induk kedua AS ke Laut Tengah bagian timur.

Pengerahan itu untuk menghalangi pihak-pihak yang ingin membuat perang melebar.

"Kapal induk ini ditemani oleh kapal perang dan jet tempur. Setiap upaya dilakukan untuk mencegah perang itu menjadi konflik regional," kata seorang pejabat AS.

Dia turut menyinggung Iran yang berpotensi ikut campur. "Iran adalah masalah besar," katanya.

Biden juga sudah meminta Iran untuk tidak membuat situasi makin panas.

Baca: Militer Israel Lancarkan Serangan Darat Pertama ke Gaza, Perdana Menteri Israel: Ini Hanya Permulaan

Tentara Israel dikerahkan di kibbutz Beeri di dekat perbatasan dengan Gaza pada 11 Oktober 2023. (JACK GUEZ / AFP)

Pada hari Sabtu, Biden berbicara dengan Netanyahu dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas lewat panggilan telepon terpisah.

Menurut kantor Netanyahu, PM Israel itu berkata kepada Biden bahwa diperlukan "persatuan dan tekad" untuk melawan Hamas. Dia berterima kasih kepada Biden atas dukungannya.

Adapun kantor Abbas mengatakan pempimpin Palestina itu berkata kepada Biden bahwa dia menolak evakuiasi warga Palestina dari Gaza.

Iran ancam ikut campur

Sebelumnya, Iran mengancam akan ikut campur apabila Israel terus melancarkan serangan terhadap Hamas di Gaza. Ancaman itu disampaikan Iran lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebelumnya, Israel telah mengultimatum 1,1 juta warga Palestina di wilayah Gaza bagian utara untuk mengevakuasi diri ke selatan. Israel diperkirakan akan melancarakan serangan dari darat, laut, dan udara dalam waktu dekat.

Menurut narasumber yang didapatkan Axios, Iran bisa terlibat dalam konflik itu melalui kelompok militan dari Suriah atau dengan mendukung Hisbullah untuk ikut campur dalam perang Hamas-Israel.

Hisbullah diperkirakan memiliki ribuan tentara dan 150.000 roket yang bisa menjangkau wilayah Israel.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian berujar bahwa operasi militer Israel bisa membuat konflik melebar ke wilayah lain di Timur Tengah.

Baca: Israel Tuding Hamas Halangi Evakuasi 1,1 Juta Warga Palestina dari Gaza Utara

Amirabdollahian mengklaim jika konflik itu benar-benar meluas, Israel bisa didera oleh kehancuran.

"Saya tahu tentang skenario yang diambil oleh Hisbullah," kata Amirabdollahian dari Beirut, Lebanon, Sabtu, (14/10/2023), dikutip dari The Independent.

"Langkah apa pun yang diambil oleh Hisbullah akan memunculkan gempa besar dalam entitas Zionis."

"Saya ingin memperingatkan para penjahat perang dan mereka yang mendukung entitas ini sebelum terlambat untuk menghentikan kejahatan terhadap warga sipil di Gaza," katanya.

Amirabdollahian mengatakan dia bakal menghubungi pejabat PBB di kawasan Timur Tengah karena masih ada kesempatan untuk mengakhiri perang sebelum terlambat.

Sebanyak 1.300 warga Israel dilaporkan tewas sejak Hamas menyerang Israel pada hari Sabtu, (7/10/2023).

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Sabtu, (14/10/2023), mengatakan sudah ada lebih dari 2.000 warga Palestina di Gaza yang tewas karena serangan balasan Israel.

Baca: Serangan Udara Israel Menghantam Gaza Saat Warga Palestina Mencari Keselamatan

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang perang Hamas-Israel di sini.

 



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer