Serangan Udara Israel Menghantam Gaza Saat Warga Palestina Mencari Keselamatan

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pelayat membawa jenazah anak Palestina Lian al-Shaer, setelah dia meninggal karena luka-luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel minggu lalu, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, pada 11 Agustus 2022.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pejabat Hamas mengatakan sedikitnya 70 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel terhadap konvoi yang meninggalkan Kota Gaza. Tidak ada tanggapan segera dari Israel.

Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa ribuan warga sipil Palestina telah meninggalkan Gaza utara setelah mendapat peringatan dari Israel.

Penembakan Israel menghantam sekelompok wartawan di Lebanon selatan, menewaskan seorang jurnalis Reuters dan melukai beberapa lainnya, termasuk dua dari Al Jazeera.

Setidaknya 1.900 warga Palestina tewas dan 7.696 luka-luka dalam serangan udara Israel di Gaza. Jumlah orang yang terbunuh di Israel telah mencapai 1.300 orang, dan 3.400 orang terluka.

Di Tepi Barat yang diduduki, Israel membunuh 16 warga Palestina pada hari Jumat, menjadikan jumlah korban tewas warga Palestina di wilayah tersebut menjadi 51 orang sejak perang dimulai.

Setelah protes keras terhadap Ukraina, bisnis besar kini terdiam

Merek-merek besar yang menentang invasi Rusia ke Ukraina sejauh ini enggan mempertimbangkan konflik Israel-Palestina.

Pihak-pihak yang telah melakukan hal tersebut – seperti Microsoft, Google, Hewlett Packard, JP Morgan dan Goldman Sachs – telah menyatakan dukungannya terhadap Israel dan mengecam Hamas atas serangannya.

Baca: Serangan Israel di Lebanon Selatan Bunuh Jurnalis, Zionis Disebut Bungkam Media

Baca: Turuti Perintah Evakuasi dari Militer Israel, 70 Warga Palestina Justru Tewas Kena Serangan

Sebaliknya, perusahaan-perusahaan rumah tangga bungkam terhadap serangan udara balasan Israel.

Pakar pemasaran mengatakan kepada Al Jazeera bahwa bagi perusahaan-perusahaan yang dikenal sering menggembar-gemborkan kredibilitas keadilan sosial mereka, konflik ini merupakan masalah yang sangat menantang untuk dipertimbangkan karena sensitivitas dan dinamika kompleks yang terlibat.

“Ada godaan untuk mengeluarkan sudut pandang biner untuk menunjukkan semangat dan kekuatan, yang seringkali menjadi bumerang ketika pengikut atau basis konsumen mereka dapat melihat melalui upaya ini,” Rahat Kapur, editor publikasi industri Campaign Asia.

“Demikian pula, sikap merek yang performatif di bidang sosial sering kali dapat menimbulkan lebih banyak reaksi negatif, kerusakan reputasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan hilangnya sentimen dan loyalitas pelanggan dalam semalam, yang semuanya sangat sulit, memakan waktu, dan mahal untuk dipulihkan.”

Israel Minta 1,1 Juta Warga Palestina Tinggalkan Gaza Utara dalam 24 Jam, Akan Ada Serangan?

Militer Israel pada hari Jumat, (13/10/2023), meminta 1,1 juta warga Palestina untuk segera meninggalkan wilayah Gaza bagian utara.

Permintaan itu telah diberitahukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric, warga Palestina harus mengevakusi diri dari wilayah itu dalam tempo 24 jam.

Dikutip dari Associated Press, permintaan bisa menjadi tanda bahwa Israel akan melancarkan serangan dari darat. Namun, militer Israel hingga kini belum mengonfirmasi adanya rencana serangan.

Juru bicara militer Israel bernama Letkol Richard Heck pada hari Kamis, (12/10/2023), menyebut bahwa pihaknya siap melakukan “manuver darat” jika ada pemimpin politik Israel yang memerintahkan hal itu.

Sudah ada sebanyak 300.000 tentara Israel yang dilaporkan berkumpul di perbatasan Gaza.

“(Israel) sedang bersiap menghadapi fase berikutnya dari perang ini, yang akan tiba ketika waktunya sudah tepat dan sesuai dengan tujuan kami,” kata Heck dikutip dari CBS News.

Baca: 45 Warga Palestina Tewas Akibat Israel Nekat Serang Kamp Pengungsian Gaza

Baca: Hamas Balas Serang Tel Aviv di Israel dengan Rentetan Roket

Di samping itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu, (7/10/2023), telah bersumpah akan menghancurkan Hamas setelah kelompok melakukan serangan tiba-tiba ke Israel.

Dujarric menyebut permintaan evakuasi dari Israel itu sebagai hal yang mustahil. Jumlah 1,1 juta warga yang diminta dievakuasi itu setara dengan setengah populasi di Gaza.

Di pihak lain, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyebut tanggapan PBB atas permintaan itu “memalukan”. Erdan juga menuding PBB mengabaikan brutalnya serangan terhadap Israel.

Menurut data terbaru dari PBB, sudah 333.000 warga Gaza yang telantar sejak perang Hamas-Israel dimulai pada hari Sabtu pekan lalu.

Asap membubung di atas gedung-gedung Kota Gaza pada Sabtu (7/10/2023) saat serangan udara Israel menghantam gedung Palestine Tower. (AFP/MAHMUD HAMS)

Pejabat Israel pada hari Kamis, (12/10/2023), berujar bahwa setidaknya sudah ada 1.300 korban tewas akibat serangan Hamas. Adapun korban luka mencapai lebih dari 2.800 orang.

Di pihak Gaza, sudah ada 1.537 orang yang dilaporkan tewas akibat serangan balasan Israel. Sebanyak 500 di antaranya adalah anak-anak. Sementara itu, korban luka mencapai 6.600 orang.

Sejak Hamas menyerang Israel, negara Yahudi itu sudah memerintahkan Gaza untuk diblokade. Bantuan makanan, air, dan obat-obatan, tak diizinkan dikirim ke Gaza.

Baca: Mengenal Hamas Palestina, Kelompok yang Lakukan Operasi Badai Al Aqsa ke Israel

Baca: Sosok Mohammed Deif, Pemimpin Hamas yang Disebut Jadi Dalang Serangan ke Israel

(TRIBUNNEWSWIKI/Kaa)

Baca berita terkait Konflik Israel-Palestina di sini



Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer