Syekh Ahmad Yasin adalah salah satu tokoh Islam yang paling berpengaruh di Palestina.
Syekh Ahmad Yasin dikenal sebagai pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, sebuah gerakan perlawanan Islam yang berjuang melawan penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina.
Namun, sebelum menjadi sosok yang disegani dan ditakuti oleh musuh-musuhnya, Syekh Yasin memiliki perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan cobaan.
Syekh Yasin lahir di desa Al-Jaurah, pinggiran Al-Mijdal, selatan Jalur Gaza, pada tahun 1937.
Syekh Ahmad Yasin berasal dari keluarga yang religius dan berpengetahuan luas.
Ayahnya meninggal ketika Syekh Ahmad Yasin masih berusia lima tahun, sehingga ia harus hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Baca: KEBRUTALAN Israel: Lakukan Kejahatan Perang, Sengaja Targetkan Staff Medis Palestina
Baca: Israel Serang Perbatasan Mesir dan Palestina, Militer Israel Tidak Mengonfirmasi
Saat berusia 12 tahun, Syekh Ahmad Yasin mengalami kecelakaan olahraga yang menyebabkan tulang belakangnya patah dan membuatnya lumpuh dari leher hingga ujung kaki.
Syekh Ahmad Yasin juga mengalami kebutaan sebagian akibat penyakit glaukoma.
Meski demikian, ia tidak menyerah dan terus belajar dengan tekun.
Syekh Ahmad Yasin sempat mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, tetapi tidak dapat menyelesaikannya karena alasan kesehatan.
ISyekh Ahmad Yasin kemudian belajar di rumah dengan bantuan guru-guru yang mengajarkan kepadanya berbagai ilmu seperti filsafat, agama, politik, sosiologi, dan ekonomi.
Dilansir Serambinews, Syekh Ahmad Yasin juga menjadi imam masjid di Rimal, Gaza, dan mengajar bahasa Arab dan tarbiyah Islamiyah di sebuah sekolah dasar.
Syekh Ahmad Yasin dikenal sebagai sosok yang cerdas, rendah hati, dan peduli terhadap nasib rakyat Palestina.
Pada tahun 1973, ia bersama dengan beberapa aktivis lainnya mendirikan Mujama' al-Islamiyah (Asosiasi Islam), sebuah organisasi sosial yang memberikan bantuan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan kepada masyarakat Palestina.
Organisasi ini juga bergerak dalam bidang dakwah dan politik, dengan tujuan untuk menegakkan syariah Islam dan membebaskan Palestina dari penjajahan Israel.
Pada tahun 1984, ia ditangkap oleh Israel karena dituduh terlibat dalam serangan terhadap tentara Israel.
Syekh Ahmad Yasin dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.
Di dalam penjara, ia bertemu dengan para tahanan politik lainnya yang berasal dari berbagai faksi perlawanan Palestina.
Syekh Ahmad Yasin berhasil menyatukan mereka di bawah bendera Islam dan membentuk sebuah gerakan baru yang bernama Hamas (singkatan dari Harakat al-Muqawamah al-Islamiyah atau Gerakan Perlawanan Islam).