Bela Israel Habis-habisan, Ukraina Tuding Rusia & Putin Dukung Hamas

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy diwawancarai oleh wartawan ketika berkunjung ke Pelabuhan Chornomorsk di Laut Hitam. (29/7/2022)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung Hamas yang menyerang Israel secara tiba-tiba pada hari Sabtu, (7/10/2023).

Sebelumnya, pada hari Selasa, (10/10/2023), Putin buka suara untuk mengomentari serangan Hamas ke Israel.

Putin mengaku prihatin kepada para warga sipil di kedua belah pihak yang menjadi korban.

Mantan agen intelijen itu kemudian menyebut bahwa negara Palestina harus didirikan. Di samping itu, Putin menuding bahwa perang antara Hamas dan Israel menunjukkan bahwa kebijakan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah telah gagal.

Zelensky menanggapi pernyataan Putin itu dengan menuduh bahwa Rusia mendukung Hamas.

"Kami yakin bahwa Rusia kini membantu Hamas," ujar Zelensky ketika diwawancarai oleh France 2, (10/10/2023), dikutip dari Times of Israel.

"Krisis saat ini membuktikan bahwa Rusia benar-benar ingin menjalankan aksi destabilisasi di seluruh dunia."

Baca: 1.500 Jasad Pasukan Hamas Berserakan di Jalanan, Israel Menemukannya di Jalur Gaza

Beberapa hari sebelumnya, Zelensky menyatakan dukungannya kepada Israel. Dia menyebut Israel punya hak untuk membela diri.

"Hak Israel untuk membela diri tak bisa diganggu gugat," kata Zelensky lewat Telegram.

"Teror selalu menjadi kejahatan, bukan hanya terhadap satu negara atau korban secara spesifik, tetapi terhadap kemanusiaan sepenuhnya."

Rusia dan Israel pernah menjadi sahabat dekat. Namun, hubungan di antara keduanya memburuk setelah Rusia menyerbu Ukraina.

Baca: Benarkah Rusia Berada di Balik Serangan Tiba-Tiba Hamas ke Israel?

Dituding beri Hamas senjata

Sementara itu, Intelijen militer Ukraina (UHR) mengklaim Rusia sengaja memberi Hamas senjata rampasan untuk menyerang Israel.

Senjata itu buatan Barat dan dirampas oleh Rusia dari pihak Ukraina di medan tempur.

Menurut UHR, Rusia memberikan senjata rampasan itu agar bisa membuat tuduhan palsu bahwa militer Ukraina menjual senjata bantuan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa kepada Hamas.

UHR mengatakan pemberian senjata itu akan mencoreng citra Ukraina dan membuat Barat berhenti membantu Ukraina.

“Provokasi lain dari musuh untuk mendiskreditkan Angkatan Bersenjata Ukraina dan membuat rekan-rekan di Barat menghentikan bantuan militer ke negara kita,” kata HUR dikutip Kyiv Independent.

Sementara itu, pada bulan Juni lalu elite militer Israel mengaku khawatir bahwa senjata buatan AS dan Barat yang dikirimkan ke Ukraina bisa jatuh ke tangan musuh Israel di Timur Tengah.

“Kami sangat khawatir bahwa beberapa senjata ini jatuh ke tangan Hisbullah dan Hamas,” kata salah satu komandan Israel kepada Newsweek secara anonim.

Baca: Rusia Disebut Beri Hamas Senjata Rampasan dari Ukraina untuk Serang Israel

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato pada forum Valdai Discussion Club di Moskwa, Rusia, (27/10/2022). (MIKHAIL METZEL / SPUTNIK / AFP)

Rusia di balik serangan Hamas?

Institut Penelitian Perang (ISW) berujar bahwa Rusia mungkin mengambil keuntungan dari adanya serangan Hamas ke Israel dan sebaliknya.

Konflik antara Hamas dan Israel juga disebut telah mengalihkan perhatian dunia dari perang Ukraina-Rusia yang masih berkecamuk.

Beberapa akun pro Ukraina di Twitter mengklaim bahwa satuan tempur Hamas yang menyerang Israel bisa jadi dilatih oleh tentara bayaran Grup Wagner dari Rusia.

Namun, akun-akun itu tidak memberikan bukti keterlibatan Wagner. Di samping itu, Wagner juga diketahui tidak berada di wilayah Palestina.

Sementara itu, ada pula yang menyebut bahwa hanya Rusia yang bisa melatih Hamas menggunakan pesawat nirawak untuk menargetkan kendaraan lapis baja Israel dan pos pengintaian.

Lalu, apakah Rusia benar-benar terlibat langsung dalam serangan Hamas ke Israel?

Oleg Ignatov, seorang analis di lembaga Crisis Group, mengatakan hingga saat ini belum ada bukti bahwa Rusia terlibat langsung.

“Saya belum melihat bukti apa pun, saya belum melihatnya secara jelas,” kata Ignatov dikutip dari Newsweek, (10/10/2023).

“Sulit untuk membayangkan bahwa Rusia ikut serta dalam perencanaan serangan itu.”

“Tentu saja kita hidup di dunia yang tidak bisa mengesampingkan segala [kemungkinan]. Namun, saya belum melihat satu pun bukti.”

Baca: Tembakkan Ribuan Rudal ke Israel, Hamas Dapat Senjata dari Mana?

Rusia diketahui menjalin hubungan dengan Hamas. Pada bulan Maret 2023 Hamas mengirimkan delegasi ke Rusia untuk melakukan pembicaran dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Selepas pertemuan itu Lavrov memperingatkan bahwa “kesabaran Hamas terhadap Israel telah habis”.

Selain itu, beberapa pemimpin Hamas juga berkunjung ke Rusia pada bulan Mei dan September 2023.

Ignatov mengatakan adanya pembicaraan antara Rusia dan Hamas tidak bisa dimaknai bahwa Rusia memberikan bantuan langsung kepada Hamas.

Menurut Ignatov, hal itu adalah bagian dari kebijakan Rusia mengenai persoalan Timur Tengah. Bagi Rusia, bisa berhubungan dengan setiap pihak adalah hal yang menguntungkan.

Ignatov mengatakan Rusia saat ini lebih suka terlibat dalam upaya pembicaraan perdamaian dibandingkan dengan mendukung salah satu pihak.

“Rusai akan lebih tertarik untuk ikut serta dalam perundingan yang memungkinkan.”

“Artinya, Rusia tidak akan tertarik untuk mendukung salah satu pihak.

Baca: HAMAS Serang Israel, Ketua Fraksi PKS: Indonesia Berdiri Tegak Dukung Perjuangan Bangsa Palestina

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang konflik Hamas-Israel di sini.



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer