Keras! Bambang Pacul Respons Isu Jokowi Jadi Ketum PDI-P Gantikan Megawati : Mau Mati Suara, Monggo

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari kiri ke kanan, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, Presiden Joko widodo, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri, Bakal Calon Presiden dari PDI-P, Ganjar Pranowo, Ketua DPP PDI-P Prananda Prabowo berfoto bersama seusai pengumuman bakal capres PDI-P yang dilaksanakan di Istana Batutulis, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ketua DPD PDI-Perjuangan Jawa Tengah, Bambang "Pacul" Wuryanto memberikan tanggapan seputar isu kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI-P.

Bambang Pacul mengatakan, PDI-P bisa menjadi partai kuat seperti saat ini karena perjalanan sejarah panjang Megawati sejak puluhan tahun silam.

Maka, isu itu dinilai muncul dari orang yang tak mengerti sejarah PDI-P.

“Orang ingin mengganti ketum Bu Mega itu artinya tidak belajar sejarah. Ya mohon maaf lah kalau ingin PDI-P mati suaranya, declining, ya monggo, itu keputusan kongres nanti. Pak Pacul sebagai ketua DPD akan ngomong gini. Saya pastikan kalau ketua umum ganti, declining suaranya. Kenapa? lihat sejarah,” tutur Pacul, dikutip dari Kompas.com.

Hal itu disampaikan dirinya setelah menghadiri Rakerda PDI-P Jateng bersama ratusan kader dari seluruh daerah di Jateng di Panti Marhaen, Rabu (4/10/2023).

Kemudian, kekuatan PDI-P saat ini juga bertahan karena para pendukung melihat PDI-P sebagai representasi Proklamator Kemerdekaan RI, Soekarno.

Bambang Pacul memastikan, 74 persen pendukung PDI-P di Jateng melihat partai moncong Putih itu sebagai sosok Bung Karno.

“Perjalanan PDI-P ini karena Bu Mega. Jangan salah. Jadi mengganti trah Soekarno di PDI-P mohon izin itu enggak gampang. Karena komunitas pemilih PDI-P itu (pendukung) Bung Karno. Jateng PDI-P direpresentasikan sebagai Bung Karno itu di angka 74 persen, saya belum teliti tempat lain,” ungkapnya.

Ketua DPD PDI-Perjuangan Jawa Tengah, Bambang "Pacul" Wuryanto (KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)

Sebagai seorang kader, dirinya melihat adanya demam penggantian Ketua Umum karena belum lama ini sebuah partai terlihat mengganti ketua umum dengan mudah.

“Saya bukan sebagai Ketua DPD, saya kira ini semacam ada demam ketua umum, jadi ketua umum gampang, karena ada partai yang membuat ketua umumnya gampang sekali. Menjadi ketua umum PDP-P itu proses sejarah. Pergulatan kepartaiannya luar biasa. Ibu ketua partai bergulat sejak 87 jadi anggota DPR,” tegasnya.

Baca: Cak Imin Sesumbar Ingin Tundukkan PDI-P di Jateng, Bambang Pacul : Saya Khawatir PKB Malah Nyerah

Oleh karenanya, untuk mempertahankan kemenangan, pihaknya menyiapkan strategi baru dari taktik sepak bola Italia yang ia sebut catenaccio atau sistem grendel.

Adapun isu kehadiran Jokowi sebagai kandidat ketua umum PDI-P disampaikan putra sulung Bung Karno yang tak lain kakak Megawati, Guntur Soekarnoputra.

Usulan tersebut disampaikannya dalam opininya opininya yang dimuat Harian Kompas edisi 30 September 2023 berjudul 'Indonesia, Jokowi, dan Megawati, Pasca-2024'.

"Mengingat pemikiran dan pengalamannya yang tentu masih sangat dan sangat dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini, hal itu perlu dipertimbangkan," tulis Guntur.

Apabila Jokowi menjadi ketua umum, maka Mega bisa menjadi ketua dewan pembina PDI-P.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM.PUTRADI PAMUNGKAS)



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer