Burhanudin mengatakan bakal capres yang menguasai suara di Jawa akan menguasai Indonesia.
"Jadi Jawa ini menjadi kunci semata-mata karena urusan pemilu tidak bisa dilepaskan dari matematika, one person, one vote one value," kata Burhanuddin dalam program Sapa Indonesia di Kompas TV, Selasa, (3/10/2023).
"Pada titik di mana Jawa menyumbang hampir 60 persen dari total populasi pemilih di Indonesia. Maka siapa yang menguasai Jawa, dia menguasai Indonesia."
Burhanuddin kemudian menjelaskan mengapa Jatim menjadi kunci kemenangan.
Dia menyebut hal itu berkaitan dengan persaingan ketat antara Prabowo dan Ganjar. Sementara itu, Anies terbilang lemah di Jawa.
Menurut survei terbaru, Ganjar jauh menggungguli Prabowo dan Anies di Jawa Tengah (Jateng) dan Yogyakarta.
Burhanuddin yang menjadi Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia itu sering menggabungkan wilayah Yogyakarta ke Jateng dalam pemetaan survei pemilih.
"Pertama Pak Ganjar unggul cukup telak 67 persen di Jawa Tengah, Pak Prabowo 22 persen, Pak Anies single digit di Jateng," kata Burhanuddin.
Baca: Beda dengan Survei IPI, Survei LSI Denny JA Sebut Elektabilitas Prabowo Tertinggi
Meski kalah di Jateng, Prabowo bisa menutupi kekalahannya dengan keunggulan di Jawa Barat (Jabar).
Keunggulan Prabowo di Jabar memang tak signifikan secara persentase. Akan tetapi, jumlah pemilih di Jabar adalah paling banyak di Jawa.
"Keunggulan di Jawa Tengah yang diperoleh Mas Ganjar, per hari ini berdasarkan survei, itu bisa dikompensasi oleh kemenangan telak Pak Prabowo di Jawa Barat."
"Jadi per hari ini Pak Prabowo unggul memang tidak setinggi perolehan (persentase) suara Mas Ganjar di Jawa Tengah, kisaran 45 sampai 47 persen keunggulan Pak Prabowo, tapi Mas Ganjar lemah di Jawa Barat."
"Tapi jangan lupa, basis pemilih Jawa Barat itu jauh lebih besar ketimbang Jawa Tengah. Jadi, meski tidak sampai 50 persen, dari segi populasi warga Jabar tadi langsung bisa mengkompensasi kekalahan Pak Prabowo di Jawa Tengah.
Baca: Survei Terbaru IPI: Elektabilitas Ganjar Terus Naik, Kini Kalahkan Prabowo & Anies
Adapun di Banten, Prabowo jauh mengungguli Ganjar dan Anies. Sementara itu, Anies hanya unggul di DKI Jakarta.
"Nah, akhirnya siapa yang menentukan, karena Banten Pak Prabowo juga menang telak, tetapi di Jakarta yang unggul Mas Anies, peringkat dua Mas Ganjar, ketiga di Jakarta adalah Pak Prabowo," kata dia menjelaskan.
"Karena relatif berimbang ada yang menang ada yang kalah, maka yang menentukan Jawa Timur. Jadi Jawa Timur jadi kunci."
Menurut Burhanuddin, berdasarkan hasil survei terbaru, Ganjar masih menang tipis atas Prabowo di Jatim.
Akan tetapi, keunggulan Ganjar di Jatim masih harus menutupi kekalahannya di Banten
"Per hari ini Mas Ganjar masih unggul, itu mungkin bisa mengkompensasi kekalahan di Banten, telak sekali kekalahan Mas Ganjar di Banten."
Adapun mengenai Anies, Burhanuddin menyebut elektabilitasnya di Jatim masih kecil meski sudah menggandeng Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pemimpin PKB yang memiliki basis massa besar di Jatim.
Baca: Gus Ipul Sekjen PBNU Ungkap Deklarasi Anies-Cak Imin Buat Kecewa Para Kiai: Sejumlah Ulama NU Kaget
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut elektabilitas Ganjar sebagai yang tertinggi di Jatim.
Ganjar meraih 44 persen suara dari total responden. Di belakang Ganjar ada Prabowo dengan elektabilitas sebesar 23 persen dan Anies dengan 14,2 persen.
"Sisanya 18,8 persen menyatakan belum tahu akan milih siapa," kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, dalam penjelasan tentang surveinya pada Kamis, (29/9/2023), dikutip dari Tribun Jatim yang mengutip Kompas.com.
Adapun dalam riwayat survei telepon nasional yang sebelumnya dilakukan oleh SMRC, elektabilitas Anies mencapai 16-17 persen.
"Kalau dilihat dari ini, tampaknya suara Anies Baswedan ini tidak banyak berbeda dengan suara Anies Baswedan di tingkat nasional, bahkan lebih rendah cenderung ya," kata Saiful.
"Artinya di Jawa Timur di mana deklarasi itu (Anies-Cak Imin) terjadi, tidak membuat Anies Baswedan menjadi menguat untuk sementara ini."
Survei ini melibatkan 150 responden di Jatim. Pemilihan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Survei dilakukan dari tanggal 2 hingga 11 September 2023 lewat wawancara tatap muka. Margin of error sekitar 8,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca: Dengar Isu Ganjar Jadi Cawapres Prabowo, Megawati Hanya Bisa Melongo & Kaget
Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.