Kepala Dinas Pendidikan Gresik, S. Hariyanto, menganggap kepala sekolah harus dimintai pertanggungjawaban dalam kasus itu.
Kepala sekolah, beserta saksi lainnya, termasuk wali kelas dan penjaga sekolah, sudah diperiksa oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik.
Hariyanto menyebut sanksi akan dijatuhkan kepada kepala sekolah setelah hasil penyelidikan polisi keluar.
"Artinya kita lihat dulu seberapa jauh bukti yang menunjukkan kepala sekolah itu, tanggungjawabnya bisa ringan, berat, atau sedang," kata Hariyanto, Senin, (18/9/2023), dikutip dari Tribun Jatim.
"Nanti kerja sama dengan BKPSDM untuk merumuskan itu. Bisa dijadikan guru maksimalnya, bisa dijadikan guru (turun jabatan). Saat ini masih kepala sekolah sambil menunggu hasil penyelidikannya."
"Intinya kepala sekolah harus tanggung jawab apa pun yang terjadi, apa pun bentuknya di lembaga pendidikan," kata dia.
Baca: Kronologi Siswi SD di Gresik Dicolok Matanya Sampai Buta, Korban Lebih Dulu Dibawa ke Lorong Dipalak
Hariyanto bersama dengan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik juga sudah mendatangi UPT SD Negeri 236 Gresik di Kecamatan Menganti, Gresik.
Dia mengatakan peristiwa penganiayaan itu harus diselidiki secara tuntas.
"Apa yang terjadi di UPT SDN 236 ini harus diusut tuntas penyebab kejadian tersebut agar tidak menjadi info liar di lapangan mengakibatkan hal-hal kurang positif pendidikan di Kabupaten Gresik," katanya.
"Kami dari Dispendik tidak akan menutup-nutupi apa yang terjadi di SDN 236 Gresik nanti akan diketahui persis penyebab dari penurunan daya pengelihatan anak ini, akan tahu penyebabnya nanti kita sama-sama enak, informasi yang berkembang di luar akan menjadi clear."
Baca: Fakta-fakta Siswi SD Dicolok Matanya Pakai Tusuk Bakso Sampai Buta, Sang Ayah Dipersulit Akses CCTV
Satreskrim Polres Gresik menyita DVR (Digital Video Recorder) CCTV yang ada di SD itu untuk penyelidikan.
"Kami menyita barang bukti DVR CCTV, siang ini kami bawa ke laboratorium," kata Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan, Senin, (18/9/2023).
"Rekaman CCTV ada, kami belum bisa memastikan penghapusan rekaman CCTV karena itu nanti DVR dibawa ke Laboratorium hari ini."
Aldhino mengatakan kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan. Dia menyebut pihaknya membentuk tim khusus beranggotakan puluhan orang.
"Tim khusus berisi 35 orang untuk mempercepat perkara ini karena banyak saksi diperiksa," katanya.
Baca: KRONOLOGI Bocah SD Buta Usai Matanya Dicolok Tusuk Bakso Oleh Kakak Kelas, Mata Kanan Buta Permanen
Ketika ditemui pada hari Jumat, (15/9/2023), Syamsul Arif (38) yang menjadi ayah korban menceritakan kronologi peristiwa yang menimpa anaknya.
Kata dia, peristiwa itu berawal ketika putrinya masuk sekolah pada hari Senin, (7/8/2023). Pada hari itu ada acara lomba memperingati kemerdekaan.
Kakak kelas korban membawa paksa korban ke lorong yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah. DI sana korban dimintai uang jajan alias dipalak.
"Anak saya tidak mau, wajah anak saya ditutupi tangan kemudian dicolok tusuk bakso itu. Dicolok-colokkan dari atas ke bawah kena bagian mata kanan anak saya. Anak saya takut membasuh matanya dengan air, dan mengusapnya dengan seragam," kata Syamsul dikutip dari Tribun Jatim.
Syamsul mengatakan ada bekas darah pada seragam anaknya. Setelah pulang, korban mengeluh kepada orang tuanya bahwa mata kanannya tidak bisa melihat.
"Langsung saya bawa ke Rumah Sakit Cahaya Giri yang berada di Bringkang, Menganti. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit RSMM Jawa Timur hingga akhirnya dirujuk lagi ke RSUD dr Soetomo Surabaya demi anak saya," ujarnya.
Baca: Guru Kesayangan Dipecat karena Bongkar Pungli, Ratusan Siswa SD di Bogor Menangis Haru
Hasil pemeriksaan di RSUD Dr. Soetomo menunjukkan bahwa syaraf mata kanan korban telah rusak. Kerusakan itu membuat mata kanan korban buta.
Syamsul gusar setelah mengetahui ini dan mencari terduga pelaku penganiayaan anaknya.
"Anak saya mengalami buta permanen, saya datang ke sekolah, saya tidak terima untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tau siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya saja. Saya minta CCTV katanya tidak ada rekaman CCTV. Dipersulit. Saya laporkan ke Polres Gresik."
Syamsul berujar bahwa putrinya sudah sebulan tidak mengikuti kegiatan belajar di sekolah.
"Sudah sebulan anak saya tidak sekolah. Mata kanannya kalau dilihat seperti normal, tapi sebenarnya tidak bisa melihat, akibat ditusuk sunduk pentol (tusuk bakso)," ujar Syamsul, Jumat, (15/9/2023), dikutip dari Kompas.com.
Menurut Syamsul, anaknya didera trauma karena peristiwa itu,
"Anaknya masih trauma seperti ketakutan, jadi tidak mau bicara banyak," ucap Syamsul.
Bersama dengan istrinya, Syamsul sudah meminta pihak sekolah memperlihatkan rekaman CCTV agar bisa mengungkap pelakunya.
Akan tetapi, menurut Syamsul, pihak sekolah malah terkesan menutup-nutupi.
"Saya sudah minta tolong pihak sekolah untuk menunjukkan kamera CCTV, tapi tidak boleh. Padahal saya ingin tahu, siapa pelakunya. Anak saya nggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya," katanya.
Baca berita lain tentang Gresik di sini.