Demokrat Putuskan Dukung Prabowo, AHY Pamitan & Minta Maaf kepada Puan

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut berpamitan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebelum partainya menyatakan mendukung koalisi Prabowo Subianto.

AHY dan Puan juga diklaim memiliki hubungan yang amat baik dan terus bersilaturahmi.

"Begitu MTP (Majelis Tinggi Partai) kemarin selesai mengambil keputusannya, Mas AHY sebagai ketum yang punya hubungan sangat baik dengan Mbak Puan mengirim pesan dan pamit," kata Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (18/9/2023), dikutip dari Tribunnews.

Menurut Hinca, AHY meminta maaf kepada Puan karena partainya belum bisa bekerja sama dengan PDIP dalam pilpres tahun depan.

"Maka kami memutuskan hari ini seperti ini, mohon maaf belum bisa bersama di tahun 2024. Tapi komunikasi dan silaturahmi terus kita jaga untuk membangun negeri bersama-sama," kata Hinca.

Hinca menyebut PDIP menghormati keputusan pihaknya bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo.

"Enggak berapa lama langsung dijawab (pesan AHY), 'Bagus, baik Mas, terima kasih kita jaga silaturahmi ini, komunikasi ini,'" kata Hinca.

Baca: Anggap Demokrat Dukung Prabowo karena Kepepet, Pengamat: Bahaya kalau Gabung PDIP

Momen Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengajak Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selfie bersama usai bertemu di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)

Tanggapan PDIP

Ketua DPP PDIP Said Abdullah buka suara atas bergabungnya Demokrat ke koalisi Prabowo.

Said mengatakan partainya tetap menjalin komunikasi dengan parpol-parpol yang bergabung dengan KIM.

"Kami itu baik dengan Golkar, PAN apalagi Demokrat, tetap saja komunikasi terjaga. Hubungan baik kami tetap terjaga. Bahkan, terakhir dengan Demokrat komunikasi sampai kemarin masih lancar," katanya.

Said menyebut perbedaan pilihan adalah hal wajar. Dia juga mengatakan pihaknya 

Lebih lanjut, Said mengaku pilihan yang berbeda merupakan hal yang wajar menghormati kedaulatan setiap partai politik

"Pilihan berbeda ya tadi kedaulatan setiap partai yang harus kita hormati. Dan itu menambah semangat PDIP dan partai seiring untuk lebih bekerja sama, berkoalisi dengan baik," katanya.

Baca: Begini Respon Ganjar Pranowo Usai Kabar Demokrat Merapat ke Prabowo, Ganjar: Biasa Saja

Pengamat: Demokrat tak punya pilihan

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai Demokrat memutuskan bergabung dengan koalisi pengusung Prabowo karena tak punya pilihan.

Menurut Ujang, Demokrat tak mungkin berkoalisi dengan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo karena masih ada keretakan hubungan antara Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ya karena tidak ada pilihan, ke PDIP juga tidak mungkin karena hubungan SBY dengan Megawati belum islah, belum rekonsiliasi, maka pilihannya, ya, hanya ke Prabowo," ujar Ujang ketika dihubungi oleh Tribunnews, Minggu, (17/9/2023).

"Karena di Prabowo mungkin lebih nyaman dan bisa lebih bebas dalam berkampanye untuk memenangkan pilpres dan pileg seperti itu," ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar menganggap AHY tidak punya peluang menjadi cawapres Prabowo meski partainya telah bergabung dengan KIM.

Baca: Demokrat Gabung dengan Koalisi Prabowo, PKS Tetap Berdoa Demokrat Kembali ke Koalisi Anies

Menurut Ujang, pertimbangan politik dari KIM ataupun Demokrat bukan menduetkan AHY dengan Prabowo, tetapi peluang posisi, misalnya menteri, jika koalisi Prabowo menang,

"Kalau saya, sih, melihat gabungnya Demokrat ke Prabowo, sulit untuk AHY menjadi cawapresnya Prabowo. Tentu deal-nya, kalkulasinya itu (AHY) bukan cawapres, tapi mungkin jabatan lain seperti menteri," kata dia menjelaskan.

Dia menyebut KIM sudah memiliki sejumlah sosok yang bisa menjadi cawapres Prabowo. Mereka di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, dan putri mantan Presiden Abdurrachman Wahid, Yenny Wahid.

Ujang berujar ada faktor lain yang membuat Demokrat malas berkoalisi dengan partai berlambang banteng itu. Faktor tersebut adalah risiko pudarnya citra Demokrat sebagai partai oposisi pada kalangan kader sendiri maupun konstituen.

Dia menyebut hal itu malah akan membahayakan Demokrat.

"Kalau Demokrat gabung ke PDIP, kalau gabung ke partai pemerintah kan tidak bagus di mata pendukung, konstituen, di mata rakyat, itu kan berbahaya juga bagi Demokrat," kata dia.

Baca: PAN Bongkar Alasan Demokrat & SBY Dukung Prabowo, Singgung Faktor Kenyamanan

Alasan Demokrat dukung Prabowo menurut PAN

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengungkap alasan SBY beserta partainya memilih mendukung Prabowo sebagai bakal capres.

Viva menyebut bahwa SBY nyaman dengan Prabowo, terlebih lagi mereka pernah sama-sama menimba ilmu di Akademi Militer di Tidar, Magelang, Jawa Tengah.

"Pak SBY menyatakan bahwa ke Pak Prabowo nyaman, sama-sama sebagai saudara dari keluarga besar di Tidar," kata Viva Yoga kepada waryawan di rumah Prabowo Subianto, Hambalang, Bogor Jawa Barat, Minggu sore, (17/9/2023), dikutip dari Tribunnews.

Viva juga berujar bahwa SBY sebelumnya pernah melakukan kerja sama politik dengan Prabowo. Pada Pilpres 2019 Demokrat menjadi salah satu partai pendukung pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno

"Selama ini pernah menyatakan dukungan dan bekerja sama di pilpres sebelumnya," katanya.

Menurut Viva, SBY akan turun gunung atau memberikan dukungan langsung kepada Prabowo.

"Dan Pak SBY sendiri menyatakan akan ikut turun gunung untuk mau memperjuangkan Pak Prabowo menjadi presiden."

Baca: Demokrat Gabung dengan Koalisi Prabowo, Gerindra: Akhirnya, Selamat Datang Kawan Baru

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer