Tim PKM UMY Teliti Falsafah Jawa dalam Kinerja Pemerintah Yogyakarta

Penulis: Bangkit Nurullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim PKM-RSH UMY bersama KRT Rintoisworo, Pengageng 2 Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Selasa (25/7/2023).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan penelitian dengan topik Menelisik Falsafah Hamemayu Hayuning Bawana dalam Budaya Organisasi SATRIYA untuk meningkatkan kinerja pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (25/7/2023).

Penelitian tersebut dilakukan sebagai agenda dari Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH) Mahasiswa UMY.

Adapun anggota Tim PKM-RSH tersebut terdiri dari Dinul Qoyimah, Maulana Rifki Wardana, Noviana Aribah Tsabitah, Wildan Azzam Firdausi, dan Yocky Fauzy dengan Dosen Pembimbing Sugito. 

Baca: Dicap Pengkhianat Oleh Demokrat, Respon Anies Baswedan: Kita Ingin Indonesia Adil dan Lebih Maju

Berbicara  Yogyakarta, hal yang pertama diingat pasti adalah kata budaya. Hal tersebut disebabkan karena Yogyakarta masih menjunjung tinggi nilai falsafah budaya sehingga tidak heran ketika  menyandang gelar "Daerah Istimewa" di Indonesia seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012. Salah satu nilai budaya yang masih dipakai dalam kehidupan hingga saat ini adalah falsafah "Hamemayu Hayuning Bawana". 

Falsafah Hamemayu Hayuning Bawana merupakan falsafah kehidupan Jawa yang sangat akrab dalam budaya kejawen. 

Dalam memperoleh informasi terkait falsafah tersbut, Tim PKM RSH UMY meakukan Wawancara dengan Kanjeng Raden Tumenggung Rintoisworo sebagai pengageng II sekaligus budayawan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Pengageng II Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kanjeng Raden Tumenggung Rintoisworo mengatakan, falsafah Hamemayu Hayuning Bawana secara garis besar memiliki makna menjaga keselamatan alam semesta. 

“Hamema Hayuning Bawana memiliki arti menjaga supaya “hayu” yaitu selamat. Sedangkan "bawono" memiliki arti Alam Semesta. Jadi Hamemayu Hayuning Bawana memiliki arti menjaga keselamatan alam semesta. Alam itu terdiri dari 5 unsur yaitu: bumi, geni, banyu, angin dan angkasa, oleh karena itu kita harus menjaga alam ini supaya tetap asri dan indah. Selain itu agama juga menyerukan “Janganlah membuat kerusakan apapun di muka Bumi," ujarnya, Rabu (25/72023).

Baca: Yenny Wahid Sebut Prabowo Sebagai Capres Paling Utama: Pak Prabowo Ini Top List dan Jadi Prioritas

Falsafah Hamema Hayuning Bawana diterapkan dalam segala aspek kehidupan, salah satunya diterapakan oleh Pemerintah Derah Yogyakarta dalam melakukan pelayanan publik kepada masyarakat. Hal tersebut tertuang dalam budaya kerja organisasi "SATRIYA". 

Budaya SATRIYA merupakan simbol dari "SATRIYA PANDHAWA" yang memiliki makna bertanggung jawab dan berani dalam menghadapi berbagai macam kejahatan. 

Budaya SATRIYA memiliki arti ksatriya dengan memegang teguh ajaran moral sawiji, greget, sengguh ora mingkuh dan semangat golong gilig. 

Selain itu Budaya SATRIYA merupakan sebuah akronim dari kata: Selaras, Akal budi luhur, Teladan, Rela melayani, Inovatif, Yakin percaya diri dan Ahli.

KRT Rintoisworo, Pengageng 2 Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. (Istimewa via TribunnewsWiki)

 

Baca: Safira Jihan Mahasiswi UMS yang Jadi Putri Solo Ajak Masyarakat Dukung Kota Solo di API Award 2023

Sebagai pusat kebudayaan dan tradisi Jawa yang kaya akan filosofi  serta nilai-nilai luhur, Keraton Yogyakarta memiliki pandangan khusus mengenai falsafah Hamemayu Hayuning Bawana dalam implementasi budaya kerja pemerintah di Yogyakarta. Falsafah ini memiliki 3 turunan yaitu:

1. Rahayuning Bawana Kapurba Waskithaning Manungso yang artinya kelestarian dan keselamatan dunia  ditentukan oleh kebijaksanaan manusia.

2. Darmaning Satriya Mahananing Rahayuning Nagara yang artinya pengabdian ksatriya menyebabkan kesejahteraan dan ketentraman negara.

3. Rahayuning Manungso Dumadi Karana Kamanungsane yang artinya kesejahteraan dan ketentraman manusia terjadi karena kemanusiaannya.

Baca: Dosen Teknik Kimia UMS Latih Emak-emak Desa Mertan Sukoharjo Bikin Sabun Mandi Cair Bentonit

Semenjak ditetapkan menjadi pergub nomor 27 tahun 2008, budaya SATRIYA yang merupakan turunan dari falsafah Hamemayu Hayuning Bawana menjadi budaya kerja pemerintah Yogyakarta. 

Hal tersebut memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan budaya kerja pemerintahan di daerah lainnya. 

Pemerintah Yogyakarta memiliki peluang besar untuk meciptakan tatanan pemerintahan yang baik dengan mengkombinasikan antara konsep good governance dan local wisdom .

Di akhir sesi wawancara Kanjeng Raden Tumenggung Rintoisworo juga menyampaikan bahwa Yogyakarta merupakan Provinsi termiskin, namun masyarakatnya memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi. 

Hal tersebut disebabkan karena implementasi dari falsafah hidup orang Jawa.

"Jogja itu merupakan Provinsi termiskin tapi masyarakatnya paling bahagia. Meskipun gak banyak duit tapi masyarakatnya hidup tentram bahkan daerah dengan harapan hidup paling tinggi adalah Yogyakarta. Ini merupakan bukti dari implementasi Hamemayu Hayuning Bawono. Kalau manusia rahayu pasti pikirane adem ayem," tandasnya.

 



Penulis: Bangkit Nurullah
BERITA TERKAIT

Berita Populer