Rapat itu dihadiri oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo dan Pelaksana Tugas (Plt.) Ketum PPP Mardiono.
Dalam rapat itu turut dibahas pembentukan struktur TPN. Terdapat empat orang yang masuk dalam struktur tersebut.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menjabat sebagai Ketua Umum TPN.
Sementara itu, mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, mantan Wakapolri Gatot Eddy Pramono, dan mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, terpilih menjadi Wakil Ketua Umum TPN.
Dikutip dari Warta Kota Live, berikut profil keempat tokoh itu.
Arsjad Rasjid adalah pengusaha yang menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia.
Sejak tahun 2005, dia juga menjabat sebagai Direktur Utama Indika Energy, perusahaan investasi bidang pengembangan dan eksploitasi sumber daya alam, infrastruktur, dan berbagai sektor industri strategis lainnya
Selama memimpin perusahaan itu, Arsjad mengembangkan berbagai proyek strategis dan ekspansi bisnis dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya perusahaan.
Baca: Arsjad Rasjid Jadi Ketua Timses Ganjar Pranowo, Andika Perkasa Ikut di Kubunya
Baca: Arsjad Rasjid
Di samping itu, dia turut menjadi Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pengurus Panahan Indonesia (Perpani) periode 2023 hingga 2027.
Dalam TPN Ganjar, Arsjad menjabat sebagai Ketua Umum. Keputusan menunjuk dia sebagai pemimpin diambil sata rapat para ketua umum partai politik pengusung Ganjar di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin, (4/9/2023).
Andika Perkasa dikenal sebagai mantan Panglimta TNI.
Dia lahir di Bandung tanggal 21 Desember 1964 dan menjadi salah satu lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1987.
Andika bergabung dengan Kopassus selepas menamatkan pendidikan di akademi tersebut.
Awalnya dia menjadi komandan peleton. Kemudian, kariernya menanjak dengan dipilihnya dia sebagai Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).
Setelah Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dilantik pada tahun 2014 silam, Andika dipercaya menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Baca: BREAKING NEWS: Jenderal Andika Perkasa Dipilih Jokowi Jadi Calon Tunggal Panglima TNI
Dua tahun kemudian dia diberi amanat untuk menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura selama kurang lebih selama dua tahun.
Pada tahun 2018 dia diangkat menjadi Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad).
Kemudian, pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan Jenderal sejak dia dipercaya menjadi Dankodilatad.
Setelah itu, dia diangkat menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) untuk menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mengundurkan diri.
Menantu mantan Kepala BIN Hendropriyono lantas dipercaya Jokowi untuk menjadi sebagai KSAD.
Dia juga diangkat sebagai Panglima TNI menggantika Marsekal Hadi Tjahjanto. Andika resmi pensiun pada tahun 2023.
Gatot Eddy Pramono dikenal luas sebagai mantan Wakapolri.
Pria kelahiran Solok, Sumatrra Barat, 28 Juni 1965, itu adalah lulusan Akdemi Kepolisian tahun 1988.
Sebelum menjadi Wakapolri, Gatot mengisi beberapa jabatan strategis, di antaranya Kapolres Metro Jaksel (2009), Direktur Reskrimum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya (2011), Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013). Ia juga pernah menduduki posisi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017) dan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri.
Pada tahun 2018 dia diangkat sebagai Ketua Satgas Nusantara dan setahun berselang diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya.
Gatot ditunjuk menjadi menggantikan Komjen Ari Dono Sukmanto yang pada tahun 2020 memasuki usia pensiun. Sekarang dia telah purna tugas dari Korps Bhayangkara.
Baca: Gatot Eddy Pramono
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dikenal sebagai Gubernur NTB selama dua periode.
Dia lahir di Pancor, Lombok Timur, pada 31 Mei 1972, dan mendapat pendidikan tinggi di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
Pada tahun 2003 dia dipercaya menjadi Rektor Institute Agama Islam Hamzanwadi.
Karier politik TGB dimulai dari menjadi menjadi anggota DPR RI dari NTB periode 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang (PBB).
Pada tahun 2008 dia maju sebagai calon gubernur (cagub) NTB dan menang. Lima tahun kemudian dia terpilih kembali.
Saat Pilpres 2014 dia mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun, lima tahun kemudian dia berganti mendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin.
Baca berita lain tentang Ganjar Pranowo di sini.