Ganjar Muncul dalam Siaran Azan, Bawaslu Akui Sulit Menjerat Ganjar & Ungkap Alasannya

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal capres Ganjar Pranowo dalam siaran azan di televisi.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengatakan sulit menjadikan penampakan bakal capres Ganjar Pranowo dalam siaran azan di sebuah televisi swasta sebagai bentuk pelanggaran dalam pemilu.

Menurut Bawaslu, hal itu karena hingga saat ini Komisi Pemilhan umum (KPU) belum resmi membuka pendaftaran bakal capres sehingga Ganjar belum bisa dianggap sebagai peserta pemilu.

Adapun berdasarkan Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang kampanye, subyek hukum dalam pelanggaran sosialisasi maupun kampanye adalah peserta pemilu.

"Kita kembali lagi ke kampanye atau kemudian sosialisasi. Sosialisasinya peserta pemilu atau bukan, pertanyaannya, kan gitu. Sekarang karena yang bersangkutan ini, tidak ada. Beliau ini peserta pemilu, bukan," kata Ketua Bawaslu Ramhat Bagja kepada awak media, Selasa, (12/9/2023).

Bagja menyebut pihaknya susah menjerat bakal capres yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan  (PDIP) itu.

"Ajakannya (memilih)? Tidak ada. Kemudian menawarkan visi misi, ada enggak di situ? Tidak juga, kan? Itu agak sulit untuk menjerat," ujarnya.

Menurut Bagja, Bawaslu masih melakukan kajian awal atas kasus ini dan berkoordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

"Sekarang kami lagi kaji dulu nanti dalam dua hari ke depan. Teman-teman KPI sekarang sudah melakukan klarifikasi kan, sudah cukup sebenarnya di teman-teman KPI dan juga kita akan komunikasi dengan teman-teman KPI."

Baca: Kontroversi Azan Maghrib Ganjar Pranowo, Dari Kena Semprit KPU sampai Bawaslu

KPI surati stasiun TV

KPI menyurati stasiun TV yang memperlihatkan Ganjar dalam siaran azan.

Lembaga itu tinggal menunggu tanggapan atau respons dari stasiun tersebut atas kemunculan Ganjar.

"Kami sudah mengirimkan kepada lembaga penyiaran (stasiun TV) tersebut, tinggal menunggu respons kesediaan waktu dari pihak lembaga penyiaran," kata Komisioner KPI bidang Pengawasan Isi Siaran, Aliyah, Minggu, (10/9/2023), dikutip dari Kompas.com.

Saat ini KPI sedang melakukan kajian atas kejadian itu dan meminta penjelasan tentang hal itu kepada pihak stasiun TV.

"Jadi sabar dulu (untuk hasil temuannya)," ujarnya.

Baca: Ganjar Muncul dalam Siaran Azan, Pakar: Tak Melanggar, Saya Bingung di Mana Letak Kontroversinya

Bakal capres Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan pada salah satu kanal TV di tanah air. (Warta Kota)

Pembelaan PDIP

PDIP meyakini bahwa kemunculan Ganjar dalam tayangan tersebut adalah hal positif. Menurut partai itu, tayangan itu adalah ajakan agar masyarakat lebih giat beribadah.

"Tetapi kalau mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama, untuk menjalankan sholat lima waktu, itu kan hal positif," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sabtu, (9/9/2023), dikutip dari Tribunnews.

Hasto percaya bahwa Ganjar sosok yang religius. Sifat religius itu, menurut dia, bukan sesuatu yang dibuat-buat oleh Ganjar.

Dia turut menyinggung istri Ganjar, Siti Atiqoh Supriyanti, yang beradal dari kalangan pesantren.

"(Siti Atiqoh) menampilkan kehidupan spritualitas yang mencerminkan sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan, bukan sesuatu yang dibuat-buat," kata.

Hasto mengklaim Ganjar sudah religius sejak menimba ilmu di bangku kuliah.

"Sejak dulu, sejak zaman mahasiswa, Pak Ganjar Pranowo ini sosoknya seperti itu." 

"Sosok yang rajin beribadah, sosok yang baik, sosok yang santun, sosok yang merakyat, itu tidak dibuat-buat. Itu sesuatu original, keluar dari Pak Ganjar Pranowo."

Baca: Respon PDIP Soal Ganjar Muncul di Tayangan Azan Magrib: Bukan Politik Identitas, Dia Sosok Religius

MUI tak mempermasalahkan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak mempermasalahkan kemunculan Ganjar dalam tayangan azan tersebut. Lembaga itu justru mempermasalahkan apabila dia tidak menunaikan salat. 

"Tidak masalah. Sah-sah saja. Malah kalau yang bersangkutan sebagai seorang muslim tidak salat, maka di situ baru masalah," ujar Wakil Ketua MUI Anwar, Sabtu, (9/9/2023).

Tak hanya itu, Anwar juga mempersilakan apabila bakal capres lainnya melakukan hal yang sama.

"Kalau capres-capres yang lain juga ingin melakukan hal yang sama dan serupa, silakan saja," tuturnya.

Pakar: Tak melanggar

Beberapa pakar komunikasi menganggap munculnya wajah Ganjar dalam siaran azan bukanlah pelanggaran dalam pemilu.

Suko Widodo, pakar komunikasi dari Universitas Airlangga, misalnya, meyakini tidak ada unsur kampanye siaran azan itu.

"Dari sisi peraturan-perundangan tak ada yang dilanggar. Ini kan bukan masa kampanye. Terdaftar di KPU sebagai Capres juga belum. Di dalamnya pun tak ada bahan kampanye apapun. Saya bingung dimana letak kontroversinya," kata Suko Widodo yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Komunikolog, Senin, (11/9/2023), dikutip dari Tribunnews.

Baca: KPU Tegas Tanggapi Ganjar Pranowo Muncul di Iklan Azan RCTI: Belum Ada Pendaftaran Capres!

Senada dengan Suko, pakar komunikasi Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, tak mempermasalahkan kemunculan Ganjar.

"Sebelum ada wajah Ganjar, kan banyak juga wajah-wajah orang lain dalam siaran tersebut. Dalam konteks tersebut, Ganjar, kan, orang biasa, tidak ada bedanya dengan wajah-wajah umat lainnya yang tampil pada azan tersebut. Ajakan Ganjar maupun semua yang pernah tampil di azan itu adalah sesuatu yang baik," ujar Emrus.

Iwel Sastra, peneliti dan pengajar komunikasi pada London School of Public Relations, turut mengungkapkan pendapat serupa.

Dia menyebut tak ada pelanggaran dalam siaran azan itu.

"Agak susah mencari-cari alasan meributkan siaran azan tersebut. Pasal mana ya pada Undang-Undang Penyiaran yang dilanggar?" ujar Iwel.

Sementara itu, Effendi Gazali yang menjadi peneliti komunikasi politik pada Institut Salemba School mengatakan wajar apabila kemunculan Ganjar itu menjadi diskusi publik.

"Tentu saja isu tersebut boleh-boleh saja menggelinding jadi diskusi publik. Apalagi kalau mau ditiru, kesannya jadi tidak kreatif. Di sisi peraturan, pasti tak ada aspek apa pun yang dilanggar. Ajakannya juga ke arah yang positif," kata Effendi.

Baca: Jika Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar, PDIP Disebut Belum Tentu Menang di Jabar

Menurut dia, akan lebih baik apabila siaran azan juga memperlihatkan tokoh nasional lainnya.

"Kalau kemudian mau lebih mengayomi, bisa juga dibuat variasi azan dengan beberapa wajah tokoh nasional kita. Jadi terkesan tidak hanya satu figur," katanya.

Hasrullah, ahli komunikasi Universitas Hasanuddin, memliki pendapat yang mirip dengan Effendi.

"Bisa saja segera ditambahkan wajah para ulama lain. Misal wajah Tuan Guru Bajang, atau beberapa wajah lain dari Kawasan Timur Indonesia. Sehingga lanskapnya lengkap dari seluruh Indonesia," kata Hasrullah.

Dia ingin para tokoh nasional membuat cara-cara berkomunikasi yang kreatif daripada meributkan hal yang mengajak bertindak positif.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Ganjar Pranowo di sini.

 



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer