Beda dengan Koalisi Prabowo, Koalisi Anies Tak Ganti Nama setelah Demokrat Hengkang

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - PKB dan Partai Nasdem yang menjadi anggota koalisi pendukung bakal capres Anies Baswedan memutuskan tidak mengubah nama koalisi itu setelah Partai Demokrat hengkang dari koalisi itu.

Menurut Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, koalisi Anies tetap bernama Koalisi Perubahan untuk Persatuan 
(KPP).

Jazilul menyebut penetapan nama itu sudah dibahas dengan Partai Nasdem yang juga menjadi anggota koalisi Anies.

"Itu udah dibahas sama Nasdem. Koalisi Perubahan. Titik," kata Jazilul, di Jakarta, Selasa, (12/9/2023), dikutip dari Tribunnews.

Dia mengatakan KPP nantinya akan membahas lebih lanjut pembentukan tim pemenangan pasangan Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Nanti kalau soal tim pemenangan. Kami bersama Nasdem sudah sepakat koalisinya namanya Koalisi Perubahan dan buat tim sukses sama-sama," ujarnya.

Baca: Dituding Khianati Demokrat & AHY, Anies Masih Berharap Demokrat Kembali ke Koalisinya

Adapun diskusi tentang nama koalisi bersama dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan dibahas dalam lawatan Nasdem dan PKB ke Kantor DPP PKS pada hari ini, Selasa.

Saat ini koalisi pendukung Anies memiliki tiga anggota, yakni Nasdem, PKB, dan PKS. PKB baru bergabung setelah Anies resmi menunjuk Cak Imin sebagai pasangannya.

Koalisi Prabowo ganti nama

Berbeda dengan koalisi Anies, koalisi bakal capres Prabowo Subianto memutuskan mengganti namanya dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM)

Perubahan nama koalisi itu disampaikan Prabowo dalam sambutannya pada acara hari ulang tahun (HUT) ke-25 Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, (28/8/2023).

Menurut Prabowo, nama KIM dipilih berdasarkan hasil diskusi dengan para ketua umum partai koalisi yang mendukungnya.

Di samping itu, keputusan pemilihan nama itu juga didasarkan pada kecintaan koalisi itu kepada pemikiran Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nama itu mirip dengan kabinet Jokowi saat ini yang diberi nama Indonesia Maju.

"Pemikiran-pemikiran beliau (Jokowi) benar dan berhasil sampai sekarang dan untuk itulah saya sepenuh hati saya ingin teruskan perjuangan beliau dan bersama tim kita," kata Prabowo dikutip dari Tribunnews. 

Baca: Minta Maaf kepada Demokrat, Cak Imin Ingin Demokrat Kembali ke Koalisi Anies

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua UMUM PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengadakan pertemuan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng Jakarta Pusat, Minggu, (13/8/2023). (Tribunnews)

Prabowo tak membantah bahwa dia dan partai-partai pengusungnya adalah tim Jokowi karena tergabung dalam pemerintahan Jokowi.

"Kita tidak malu-malu, kita adalah tim Jokowi," kata Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga menjelaskan alasan di balik nama itu.

Airlangga Hartarto menyebut nama KIM sejalan dengan visi dan misi koalisi meneruskan program Jokowi. Dia mengklaim nama itu diperoleh secara spontan.

"Akhirnya kita ketemu kata-kata Koalisi Indonesia Maju, karena memang visi Indonesia ke depan 2045, Indonesia maju sejahtera," kata Airlangga selepas acara pembukaan Bimtek dan Perayaan HUT PAN ke-25 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin, dikutip dari Kompas.com.

"Iya, meneruskan program Pak Jokowid dan dulu Pak Presiden juga koalisinya Indonesia maju. Kalau nama, namanya spontanitas," ujarnya.

Baca: Anies Pilih Cak Imin, Demokrat Merapat ke PDI Perjuangan: Inginnya Sama-sama Nyaman

Senada dengan Airlangga, Zulkifli Hasan mengatakan nama Indonesia Maju dipilih demi memperlihatkan bahwa koalisi Prabowo nantinya akan meneruskan kerja pemerintahan Jokowi.

Dia juga menyebut anggota KIM adalah sejumlah partai pendukung pemerintah. Di samping itu, hampir semua ketua umum partai anggota KIM adalah menteri dalam kabinet Jokowi.

"Jadi ini melanjutkan apa yang sudah dibangun dilaksanakan Pak Jokowi," ujar Zulkifli.

Anies ingin Demokrat kembali

Anies berharap Partai Demokrat bersedia bergabung kembali dengan KPP yang mengusungnya sebagai bakal capres.

Beberapa waktu lalu Demokrat memilih keluar dari KPP setelah Anies menunjuk Cak Imin sebagai bakal cawapres pendampingnya.

Padahal, menurut Demokrat, Anies sudah meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar menjadi cawapresnya.

Demokrat menilai penunjukkan Cak Imin itu adalah bentuk pengkhianatan Anies terhadap Demokrat.

Setelah Cak Imin menjadi cawapres Anies, PKB secara otomatis masuk ke dalam KPP. Anies mengatakan kehadiran PKB bakal memperkuat koalisinya.

Di sisi lain, Anies juga berharap Demokrat kembali ke koalisinya. 

"Berkali-kali kami sampaikan juga, bahwa kehadiran PKB ini adalah menambah kekuatan dan kita berharap kekuatan ikhtiar perubahan ini juga terjaga dengan Demokrat masih bersama-sama," kata dia dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin, (11/9/2023).

Akan tetapi, Anies tetap menghormati keputusan Demokrat untuk keluar setelah penunjukan Cak Imin.

"Jadi kita menyambut baik sambil kita menghormati keputusan yang diambil oleh Demokrat," katanya.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer