Sebelumnya, Ridwan Kamil mengatakan akan ada breaking news pekan depan. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
"Kami mohon doa takdir kami ke mana, kami tidak tahu, tapi insyaallah Tuhan memberikan yang terbaik. Tapi, kalau minggu depan ada breaking news, ya, mohon dimaklumi, kodenya itu saja," katanya dikutip dari YouTube Kompas TV pada Kamis (7/9/2023).
Politikus PDIP Masinton Pasaribu mengomentari rumor itu dan meminta masyarakat menunggu breaking news itu.
"Kita tunggulah breaking news-nya," ujar Masinton di Jakarta Pusat, Kamis, (7/9/2023), dikutip dari Tribunnews.
Masinton mengaku belum mendengar adanya rencana pria yang dikenal sebagai Kang Emil itu keluar dari Partai Golkar.
Dia mengatakan pihaknya akan bersyukur jika Ridwan Kamil bersedia bergabung dengan PDIP.
"Ya, alhamdulillah kalau mau bergabung ke PDIP, ya, welcome-lah, kalau mau bergabung, ya," katanya.
Baca: Persaudaraan Alumni 212 Pilih Dukung Ganjar, Ade Armando: Peluang Ganjar Jadi Presiden Makin Terbuka
Baca: Ogah CLBK dengan Koalisi Perubahan, Demokrat Ketuk Pintu Kubu Ganjar dan Prabowo : Tergantung Mereka
Sebelumnya, Ridwan Kamil memang santer dikabarkan masuk dalam bursa cawapres Ganjar.
Dalam acara Peresmian Monumen Plaza Bung Karno beberapa waktu lalu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bahkan dengan terang-terangan menyebut Ridwan Kamil sebagai bakal cawapres Ganjar.
Pengamat politik Agung Baskoro mengatakan Ganjar mungkin akan memilih Ridwan Kamil atau Menparekraf Sandiaga Uno sebagai pendampingnya dalam Pilpres 2024.
Menurut Agung, Ganjar memerlukan sosok seperti Ridwan Kamil atau Sandi lantaran Ganjar lemah di Jawa Barat (Jabar) dan Jakarta.
"Kemungkinannya besar di sisi Prabowo. Namun, di sisi Ganjar, kemungkinannya kecil-sedang. Karena Ganjar lemah di Jabar dan Jakarta, sehingga Ganjar lebih butuh orang seperti Sandi, RK (Ridwan Kamil), baru kader-kader NU," kata Agung, Rabu, (6/9/2023), dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menganggap bergabungnya Sandiaga dengan PPP beberapa waktu lalu telah membuka kemungkinan Sandiaga masuk dalam bursa cawapres Ganjar.
Hal itu karena Sandiaga dianggap potensial menjadi cawapres.
"Kemudian PPP tidak miliki tokoh populer, hanya Sandiaga yang akan muncul sebagai kader paling potensial," kata Dedi, Rabu (14/6/2023), dikutip dari Tribunnews.
Baca: Ganjar Disarankan Pilih Ridwan Kamil atau Sandiaga, Prabowo Diprediksi Cari Kader NU
Di samping itu, Dedi berujar bahwa Sandiaga juga miliki modal logistik yang setara dengan Prabowo, Erick Thohir, dan lainnya.
Oleh karena itu, dia menduga PPP punya kemungkinan besar akan mempertimbangkan Sandiaga Uno untuk masuk ke dalam bursa cawapres.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga pernah menyebut nama Sandiaga berpeluang menjadi cawapres.
"Masuknya Sandiaga ke PPP cukup membuka peluang posisi cawapres. Pertama, karena Presiden pernah sebut namanya, (kedua) juga Ganjar yang belum miliki cawapres unggulan," kata Dedi.
Kendati berpeluang mendampingi Ganjar, Sandiaga mengaku ikhlas apabila tak diusung oleh PPP sebagai cawapres.
Baca: Menag Bocorkan Isi Pembicaraan dengan Ganjar, Erick, & Sandiaga, Ada Kesepakatan Bertanda Tangan
Menurut Sandiaga, posisi atau jabatannya di PPP akan ditentukan oleh pimpinan partai politik.
"Saya ikhlas, saya bergabung ini karena ada kesepakatan dari perjuangan ke depan."
"Nanti keputusannya apa, tentunya menjadi wewenang pimpinan partai politik dan gabungan partai politik," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/6/2023), dikutip dari Wartakotalive.com.
"Saya tidak pernah mematok-matok jabatan, tapi saya melihat kesamaan pemikiran dari gagasan percepatan pembangunan," kata dia.
Ridwan Kamil mengaku sempat berkomunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dia mengatakan komunikasinya dengan putri Bung Karno itu terjadi saat pembangunan monumen nasional Bung Karno.
"Dengan Bu Mega itu salah satunya kan kita lagi membangun monumen Bung Karno, dimana saya ikut mensupervisi melaporkan bahwa sudah 70 persen monumennya," kata dia di Kemendagri, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Namun, dia mengatakan komunikasinya dengan Megawati tak hanya tentang Pemilu 2024.
"Jadi, komunikasi iya tapi tidak melulu tentang perpolitikan," ujarnya.
Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.