Pertama, AHY diyakini belum mampu mengonsolidasi kekuatan politik di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan di kalangan Nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama/NU) .
“Karena selama ini Anies kan lemahnya di NU, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Itu faktor utama sepertinya, karena kita lihat memang sejak awal, Partai Nasdem sangat terlihat mencari figur dari kalangan Nahdliyin,” kata Adi Prayitno saat dihubungi, Senin (4/9/2023).
Itulah sebabnya, menurut Adi, Anies dan Partai Nasdem memutuskan memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal cawapres.
Alasan kedua, Direktur Parameter Politik Indonesia ini mengatakan, belum matangnya AHY dalam berpolitik.
Baca: ISI Surat Anies Baswedan yang Minta Anak SBY Jadi Cawapresnya: Mas AHY Yth
Pada 2018 silam, anak sulung Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi harapan para kader partai untuk menjadi cawapres pada 2019.
Dalam catatan Kompas.com, saat itu, Demokrat mendorong AHY dipasangkan dengan Prabowo Subianto.
Namun, namanya ditolak koalisi Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“(Alasan) kedua, dari kematangan berpolitik. AHY ini dilihat belum matang secara politik. Misalnya, belum pernah atau belum punya pengalaman politik sebagai pejabat publik,” ujar Adi.
“AHY belum pernah jadi anggota dewan, gubernur, wali kota, dan sebagainya,” katanya lagi.
Kemudian, alasan terakhir, faktor psikologis yang mempertemukan antara SBY dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
“Sudah menjadi rahasia umum, di mana hubungan SBY dan Surya Paloh memang deadlock dan rumit untuk diuraikan,” ujar Adi.
Kini, Partai Demokrat telah bersikap dan mencabut dukungan terhadap bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.
"Partai Demokrat resmi mencabut dukungan ke Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024," ujar Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng dalam jumpa pers di Cikeas, Jawa Barat pada 1 September 2023.
Andi mengatakan, Demokrat juga resmi keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Sebagaimana diberitakan, keluarnya Demokrat buntut dari keputusan Anies Baswedan berpasangan dengan Cak Imin untuk maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Demokrat menyebut penunjukan Cak Imin mengkhianati kesepakatan dalam koalisi. Apalagi, sebelumnya Anies disebut sudah memilih AHY sebagai bakal cawapresnya.
Namun, terbaru AHY mengatakan bahwa partainya sudah move on dan akan mulai menjajaki koalisi yang baru.
Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengungkapkan dirinya bertemu dan bercanda dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Cikeas, Jawa Barat, pada Jumat (1/9/2023) malam.
Syahrial menyebut AHY sakit hati lantaran merasa dibohongi oleh Anies Baswedan yang tiba-tiba memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres.
"Pasti sakit hati karena dibohongi. Sudah kasih surat lamaran dan 7 kali dilamar Anies untuk bersedia jadi cawapresnya," ujar Syahrial saat dimintai konfirmasi, Sabtu (2/9/2023).
"Jadi bukan karena gagal jadi cawapresnya. Karena dibohongi," sambungnya,dilansir Kompas.
Baca: Ditanya Soal Kabar Anies-Cak Imin Deklarasi, Prabowo Tertawa : Siapa Suruh Tanya?
Baca: PKS Tetap Dukung Anies Basewadan Meski Pilih Cak Imin Sebagai Cawapres
Akan tetapi, Syahrial mengakui kematangan AHY sebagai politisi muda, meskipun di-ghostingin oleh Anies dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Syahrial lalu membeberkan kalimat yang disampaikan AHY kepadanya malam itu.
"Kata Mas AHY: kita cari kawan. Kalaupun dianggap lawan, mereka salah baca menempatkan posisi kita," tutur Syahrial. Adapun, Anies terakhir kali meminta AHY menjadi cawapresnya adalah pada 25 Agustus 2023 lalu.
Surat permohonan Anies kepada AHY itu dibocorkan oleh Partai Demokrat usai duet Anies-Cak Imin terbongkar.
Berikut isi suratnya:
Mas AHY yth,
Semoga dalam keadaan sehat, tetap produktif dan selalu dalam keberkahan-Nya.
Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan agar Nas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024.
Teriring salam hormat.
(Tanda tangan Anies Baswedan)