Orang yang Pernah Berselingkuh Cenderung Mengulanginya, Mitos atau Fakta ?

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pasangan selingkuh

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pernah dengar pepatah yang mengatakan sekali selingkuh , akan tetap berselingkuh ? Istilah ini populer dalam budaya pop.

Namun, apakakah pepatah ini benar adanya?

Apakah seseorang yang pernah terlibat dalam perselingkuhan secara otomatis akan mengulangi perilaku tersebut?

Situasi di mana kita menemukan pasangan kita berselingkuh adalah momen yang sangat sulit dihadapi.

Apalagi ini bisa mengubah seluruh dinamika hidup kita.

Perselingkuhan dalam hubungan dapat menggoyahkan keyakinan kita dan menjadi salah satu peristiwa paling mengganggu dan membingungkan dalam hidup kita.

Namun, menyadari orang-orang yang pernah terlibat dalam perselingkuhan memiliki kemungkinan lebih rendah untuk kembali melakukan tindakan serupa, terutama jika kejadian tersebut sudah lama terjadi dan telah banyak perubahan yang terjadi sejak saat itu.

Baca: Kronologi Ayu Devi Batal Nikah karena Calon Suami Selingkuh dengan Ipar, Bermula Ipar Pamer Payudara

Baca: GEGER Skandal Perselingkuhan Polwan Polda Jatim & Perwira, Ngaku Sudah Berhubungan Intim 5 Kali

Terdapat perbedaan antara perselingkuhan yang dilakukan secara impulsif, atau dalam keadaan emosional yang berlangsung dalam durasi yang panjang dan dilakukan dalam keadaan sadar.

Mereka yang berselingkuh secara impulsif, atau tanpa rencana, mungkin tidak akan kembali lagi.

Namun orang yang berselingkuh secara sadar, bisa jadi akan kembali karena ada emosi yang terlibat di sini.

Selain itu penting untuk melihat apakah seseorang yang berselingkuh merasakan penyesalan guna mengetahui apakah mereka cenderung kembali atau tidak.

Ilustras perselingkuhan. Orang yang Pernah Berselingkuh Cenderung Mengulanginya, Mitos atau Fakta ?(The Independent)

Biasanya mayoritas dari mereka yang berselingkuh akan merasa bersalah terhadap pasangan mereka. Bahkan, mereka akan merasa melanggar prinsip-prinsip moral pribadi mereka, meskipun pasangan mereka tidak pernah mengetahui hal tersebut.

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengontrol diri, namun tetap merasa terbebani oleh dampak emosional dari tindakan tersebut.

Kesadaran moral ini memiliki peran utama dalam membatasi perselingkuhan dan berfungsi sebagai pendorong penting untuk proses pembelajaran dari pengalaman tersebut.

Namun seseorang yang memiliki sifat sosiopat tidak akan merasakan penyesalan atas tindakan mereka. Sehingga mereka akan memanfaatkan peluang-peluang lain yang akan muncul untuk berselingkuh kembali.

Ketika mengetahui bahwa pasangan kita tidak setia, kita harus membuat keputusan mengenai bagaimana merespons situasi ini. Seperti apakah kita akan tetap bertahan atau memilih untuk berpisah.

Baca: SOSOK Tante Ernie, Tante yang Dijuluki Pemersatu Bangsa Kini Berstatus Janda, Suami Diduga Selingkuh

Baca: Isi Chat Mesra Selingkuhan Camat di Pati Terbongkar, Camat: Hiyaa Monggi Sayangku dengan Senang Hati

Namun penting untuk diingat agar tidak terburu-buru dalam membuat keputusan. Luangkanlah waktu untuk berpikir dengan cermat atas situasi tersebut.

Jika hal ini terjadi dalam hidup mu cobalah untuk melihat bagaimana reaksi pasangan mu dalam mengungkapkan situasi ini dan bagaimana cara mereka menangani diri sendiri setelahnya.

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

- Apakah mereka dapat berempati dengan rasa sakit mu dan benar-benar meminta maaf karena telah menyebabkannya?

- Apakah mereka dapat jujur kepadamu tentang apa yang telah mereka lakukan (meskipun kamu mungkin lebih baik tidak mengetahui semua detailnya)?

- Dapatkah mereka mengakui pilihan yang mereka buat dan tidak menyalahkan orang lain?

- Apakah mereka dapat memikirkan mengapa mereka melakukan perselingkuhan itu tanpa meledak-ledak atau menutup diri?

- Apakah mereka memiliki keinginan untuk bertumbuh dari pengalaman ini?

Cara mereka menghadapi konsekuensi dari pengakuan tentang perselingkuhan tersebut dapat memberikan wawasan lebih lanjut dan dapat mengindikasikan perilaku di masa mendatang.

Kemungkinan bahwa mereka akan mengulangi perilaku tersebut atau tidak dapat terlihat dari cara mereka menangani situasi saat ini.

(TRIBUNNEWSWIKI)



Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer