Kata Ray, kemenangan Ganjar itu masih sangat mungkin jika dia bisa memenuhi beberapa syarat.
Pertama, Ganjar bisa mendapatkan calon wakil presiden (cawapres) yang dapat menaikkan jumlah suaranya.
"Khususnya kalangan masyarakat kecil dan nahdhiyin," kata Ray, Jumat, (18/8/2023), dikutip dari Tribunnews.
Kemudian, sosok Ganjar dikembalikan sebagai sosok yang dekat dengan rakyat.
"Bukan milik partai apalagi petugasnya," kata pendiri LSM Lingkar Madani itu.
Dia menganggap Prabowo Subianto yang diusung oleh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) kurang dekat dengan kalangan rakyat kecil.
Baca: Gibran Masuk Kandidat Cawapres Prabowo & Ganjar, Elite Gerindra & PDIP Buka Suara
Baca: Koalisi Prabowo Besar, Ganjar Dikeroyok, PDIP: Justru Munculkan Solidaritas Rakyat Bantu Ganjar
Kata dia, Ganjar masih sangat mungkin menang apabila asosiasi Prabowo dan Jokowi memudar.
"Bisa disebabkan mulai berkurangnya intensitas pertemuan Prabowo-Jokowi atau memang ada upaya memisahkan asosiasi itu terjadi," katanya.
Kemudian, yang terakhir ialah blunder yang dilakukan Ganjar berkurang.
"Salah satu faktor stagnansi suara Ganjar justru disumbangkan oleh blunder-blunder yang dilakukannya."
Ganjar terlihat seperti "dikeroyok" setelah Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan dukungan kepada Prabowo sebagai bakal calon presiden.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi hal itu dan mengatakan pihaknya terus menganalisis perkembangan peta politik baru-baru ini. Dia menyebut Ganjar yang saat ini "dikeroyok" justru memunculkan solidaritas rakyat.
"Memang dengan kondisi Pak Ganjar 'dikeroyok' ini, justru munculkan suatu solidaritas rakyat bantu Pak Ganjar," kata Hasto setelah upacara peringatan HUT kemerdekaan ke-78 RI di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Kamis, (17/8/2023), dikutip dari Tribunnews.
Baca: Golkar & PAN Masuk Koalisi Prabowo, Ganjar Yakin Itu Bukan Tanda Jokowi Dukung Prabowo
Baca: Prabowo Sebut Perindo Sempat Dukung Dia, lalu Pindah Dukung Ganjar, Apa Alasannya?
Persoalan internal melanda koalisi pendukung Ganjar. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mempersilakan PPP keluar dari koalisi jika Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sandiaga Uno tak menjadi cawapres yang mendampingi Ganjar.
"Monggo (silakan), lagi-lagi kan bagi PDI Perjuangan kerja sama politik itu dasarnya harus kesukarelaan. Harus kesukarelaan tidak boleh ada paksaan, apalagi ada ancaman, dan lain sebagainya," ujar Basarah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, (14/8/2023).
Dia berujar kerja sama politik dilakukan tanpa landasan kesukarelaan bakal berjalan sulit.
Kata Basarah, semua nama yang masuk dalam bursa cawapres Ganjar mempunyai peluang yang sama, termasuk Sandiaga.