Naufal Zidan meninggal dunia karena dibunuh oleh seniornya di UI yang bernama Altafasalya Ardnika Basya (23) pada Rabu, 2 Agustus 2023, pukul 18.00 WIB.
Jenazah Naufal ditemukan terbungkus plastik sampah berwarna hitam di kolong kasur kamar kosnya di Jalan Palakali, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, pada Jumat, 4 Agustus 2023.
Naufal Zidan adalah mahasiswa Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI angkatan tahun 2022.
Pria asal Lumajang, Jawa Timur, itu berhasil masuk UI melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022.
Hal tersebut diketahui dari unggahan Facebook ibunda Naufal, yakni Elfira Rustina.
Pada Maret 2022, Elfira memposting hasil kelulusan Naufal Zidan yang diterima di Sastra Rusia UI lewat jalur SNMPTN.
Baca: Sosok Muhammad Naufal Zidan, Mahasiswa UI yang Tewas Dibunuh Seniornya, Dikenal Baik dan Berprestasi
Elfira sangat bersyukur dan gembira karena putra sulungnya tersebut berhasil masuk UI.
"Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah. Selamat untuk anakku tercinta Muhammad Naufal Zidan yang telah diterima melalui jalur SNMPTN 2022 di Universitas Indonesia pada Jurusan Sastra Rusia," tulisnya, dikutip TribunnewsWiki pada Sabtu, 5 Agustus 2023.
"Terima kasih Bapak Kepala Sekolah SMAN 1 Probolinggo, Bapak/Ibu Wali Kelas, dan Bapak/Ibu Guru SMAN 1 Probolinggo yang telah memberikan ilmu dan membimbing anak kami," imbuhnya.
Elfira juga pernah mengunggah foto Naufal Zidan bersama dengan Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, yakni Lyudmila Vorobieva.
Dalam unggahan itu, Elfira berharap Naufal Zidan bisa berkarier seperti Lyudmila Vorobieva.
"Mengejar mimpi bersama Duta besar Rusia. Semoga ketularan Nak dan semoga ini langkah awal untuk menggapai dan mewujudkan impian besarmu untuk bisa seperti beliau Nak," ucapnya.
Akan tetapi, takdir berkata lain. Naufal terlebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Baca: Disebut Berasal dari Keluarga Kaya, Ini Sosok AAB Mahasiswa UI yang Nekat Bunuh Naufal karena Pinjol
Kini, keluarga Naufal meminta pelaku dihukum seberat-beratnya.
Ayah Naufal, Sohibi Arif berharap penegak hukum bertindak seadil-adilnya dalam kasus pembunuhan ini.
Sohibi Arif juga memintan penegak hukum menjatuhkan hukuman mati kepada pelaku.
"Saya berharap pelakunya harus dihukum mati," kata Arif di TPU Jogoyudan Kelurahan Tompokersan, Lumajang, Sabtu, 5 Agustus 2023.
"Karena anak saya (Muhammad Naufal Zidan) sudah tidak ada nyawanya."
"Pelakunya juga harus tidak ada nyawanya."
"Itu baru adil bagi saya seperti itu," lanjutnya.
Baca: Mengenal Sosok Mariana, Wanita 41 Tahun yang Nikah dengan Kevin Remaja 16 Tahun, Ternyata Kaya Raya
Hal senada juga diungkapkan oleh paman korban, Faiz Rafsanjajni (36).
Ia tak terima keponakannya tersebut tewas mengenaskan di tangan seniornya sendiri.
"Sebagai perwakilan keluarga, kami tidak terima peristiwa ini. Dia sudah jauh-jauh tinggalkan keluarga, tiba-tiba dapat kabar meninggal. Saya secara pribadi tidak terima," kata Faiz di Mapolres Metro Depok, Sabtu.
"Saya yakin keluarga pelaku, kalau anaknya digituin juga, tidak akan terima," ucapnya.
Faiz mengungkapkan bahwa Muhammad Naufal Zidan merupakan sosok anak yang baik.
Naufal, kata Faiz, tak pernah terlambat dalam mengerjakan salat 5 waktu.
"Anaknya baik. Salat lima waktu tidak pernah telat," kata dia
"Didikan orang tuanya soal salat lima waktu kencang," lanjutnya.
Selain itu, Naufal juga merupakan anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya.
Baca: Jadwal Siaran Langsung FC Dallas vs Inter Miami: Kick Off, Prediksi, Tayangan TV Link Live Streaming
Selama tinggal di Jakarta untuk kuliah, Naufal selalu memberi kabar kepada ayah dan ibunya.
"Dia selalu melaporkan kegiatan hariannya di kampus di grup WhatsApp keluarga," ujar Faiz.
Faiz sendiri juga mengenal Naufal sebagai anak yang rendah hati dan mudah bergaul.
Bahkan, Naufal sudah menganggap Altaf seperti kakaknya sendiri.
Oleh karena itu, Faiz pun tak habis pikir kepada pelaku yang tega membunuh Naufal.
"Dia mudah bergaul. Pelaku saja sudah dianggap abangnya sendiri," ujarnya.
"Makanya saya tidak habis pikir, kok tega ya sampai hati membunuh korban," kata dia.
Faiz mengaku bertemu terakhir dengan korban saat dia masih berusia 3 tahun.
"Saya terakhir ketemu saat dia umur 3 tahun. Kita kan tinggal di Jakarta, dia di Probolinggo," ungkapnya.
Ketika mendengar Naufal masuk UI, lanjut Faiz, kita senang karena tidak semua orang bisa masuk UI.
"Teman-teman tahulah, tidak gampang masuk UI. Teman-teman sendiri kan bisa menilai," ujarnya.
Sebagai perwakilan dari pihak keluarga, Faiz berjanji akan mengawal kasus ini.
"Kami minta pelaku dihukum semaksimal mungkin sesuai pasal 340. Kami minta pelaku dihukum mati," pungkasnya.
(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini