SOSOK UAH atau Ustadz Adi Hidayat, Terkenal Cerdas, Diblokir Google Karena Sumbang Palestina Rp 14 M

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustadz Adi Hidayat

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Nama Ustaz Adi Hidayat saat ini sedang menjadi perhatian.

Hal ini lantaran pendakwah yang sering dipanggil UAH ini diblokir oleh Google.

Pemblokiran Ustaz Adi Hidayat ini lantaran UAH menyumbang Rp 14 Miliar ke Palestina.

Lantas siapa Ustaz Adi Hidayat sebenarnya ?

Berikut Tribunnewswiki rangkumkan informasi terkait sosok Adi Hidayat, ustaz yang terkenal cerdas dengan ilmu dan kemampuan menghafalnya.

Adi Hidayat, Lc., MA. meupakan seorang alim ulama asal Indonesia yang menguasai isi kitab suci Alquran beserta letak barisnya.

Pria yang akrab disapa dengan sebutan Ustaz Adi Hidayat ini lahir di Pandeglang, Banten pada 11 September 1984.

Baca: Ustadzah Halimah Alaydrus

Baca: Ustaz Abdul Somad Dikaruniai Anak Laki-laki dari Fatimah Az Zahra

Tidak hanya mendalami tentang Alquran, Ustaz Adi juga menguasai ilmu hadis dan berbagai kitab agama beserta makna dan posisinya.

Pada 2013, Ustaz Adi mendirikan Quantum Akhyar Institute dan tiga tahun berikutnya ia mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.

Kinin Ustaz Adi aktif menjadi narasumber keagamaan baik taklim, seminar, dan sebagainya.

Tidak hanya berdakwah, Ustaz Adi Hidayat juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.

Ustaz Adi Hidayat memulai pendidikan dini di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik.

Lulus dari pendidikan dini, Ustaz Adi Hidayat melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas 3 dan beralih ke SDN III Pandeglang di kelas 4 hingga 6.

Penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang berqurban dan aqiqah (Capture YouTube Ustaz Adi Hidayat)

Meski berpindah, Ustaz Adi tetap mengukit prestasi yang sama di kedua sekolah dasar tersebut sebagai siswa terbaik.

Bahkan, Ustaz Adi ditempatkan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang dan menjadi siswa teladan di peringkat pertama.

Dalam proses pendidikan dasar, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan oleh kedua orang tuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang.

Pagi hari ia sekolah umum, siang hingga sore ia sekolah agama.

Di madrasah ini, ia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.

Tahun 1997, lulus dari pendidikan dasar, ia melanjutkan pendidikan menengah Tsanawiyyah hingga Aliyah di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut.

Ponpes yang memadukan pendidikan agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional.

Pendidikannya di Ponpes inilah yang membuatnya memiliki bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama.

Guru utama Ustaz Adi Hidayat adalah Buya KH. Miskun as-Syatibi, orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaannya pada Alquran dan pendalaman pengetahuan.

Selama masa pendidikan ia meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, hingga Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarh Alquran.

Bahkan, di tingkat II Aliyah Ustaz Adi pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna Alquran Yogyakarta.

Ustaz Adi Hidayat juga sering kali dilibatkan oleh pamannya, KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.

Ustaz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “Konsep ESQ Dalam Alquran” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf.

Tahun 2003, ia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas Al-Azhar Kairo hingga akhirnya diterima.

Tahun 2005, ia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyya Dakwah Islamiyyah Libya, meskipun harus meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.

Di Libya, Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan Alquran, Hadis, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan sebagainya.

Baca: Suara Ustadz Abdul Somad UAS Bergetar Tanggapi Rusuh Wamena: Kita Disatukan oleh Pancasila

Di Libya, kecintaannya pada Alquran dan Hadis membuatnya mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini.

Selain pendidikan formal, Ustaz Adi juga bertalaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.

Ustaz Adi belajar Alquran pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). dia juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya).

Adapun di antara guru tafsir Ustaz Adi Hidayat ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).

Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh, Ustaz Adi Hidayat memepelajarinya dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria).

Ustaz Adi Hidayat juga mendalami ilmu lughah melalui Syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa Dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan Sastra), Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (Pakar ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya.

Sementara ilmu tarikh, dipelajari oleh Usta Adi dari Ustaz Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya).

Selain dari para masyayikh tersebut, Ustaz Adi Hidayat juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.

Di akhir 2009, Ustaz Adi Hidayat diangkat menjadi amînul khutabâ, Ketua Dewan Khatib Jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah.

Ustadz Adi Hidayat juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.

Awal tahun 2011, Ustadz Adi Hidayat kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes Alquran Al-Hikmah Lebak Bulus.

Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.

Pada tahun 2016, Ustaz Adi Hidayat mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.

Kini, Ustaz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik taklim, seminar, dan sebagainya.

Ustaz Adi Hidayat juga giat menulis dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.

UAH Diduga Diblokir Google, Benarkah ?

Pemblokiran tersebut imbas dari sumbangan untuk Palestina sebesar Rp 14 Miliar.

Diketahui, Nama Ustaz Adi Hidayat belakangan ini ramai dibicarakan hingga viral di media sosial.

Pasalnya, menurut akun Mina @m1n4_95 di Twitter, akun Ustaz Adi Hidayat diblokir Google.

Ustadz Adi Hidayat.Dalam satu ceramahnya Ustadz Adi Hidayat terangkan mengenai keistimewaan Puasa Asyura (kanal youtube Adi Hidayat Official)

Penyebabnya diduga usai sang pendakwah memberikan bantuan kepada Palestina sebesar Rp 14 miliar.

Menurut akun Mina @m1n4_95 di Twitter, akun Ustaz Adi Hidayat diblokir Google.

"Bbrp Akun Ustadz Adi Hidayat diblokir oleh google, begitu jg aplikasi Al Qur'an di playstore dihapus oleh google," tulisnya.

"Hal ini setelah UAH menyerahkan bantuan 14 M ke Palestina," lanjut Mina.

"Begitulah kerja kaum kafir. Mari kita doakan, Semoga UAH selalu diberi kemudahan dlm berdakwah," tandasnya.

Kontan aja postingan tersebut menuai simpati umat muslim.

Ribuan warganet langsung me-retweet, dan puluhan komentar, yang isinya mendukung Ustaz Adi Hidayat.

Selama ini Ustaz Adi Hidayat dikenal sebagai tokoh agama yang adem.

(SERAMBI/TRIBUNNEWSWIKI)

Artikel ini telah tayang di serambi dengan judul Ustaz Adi Hidayat Diblokir Google Imbas Sumbang ke Palestina Rp 14 M, Berikut Profilnya



Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer