Kades cantik ini terlibat adu mulut dengan warga penolak pembangunan jalan hingga videonya vira.
Lantas siapa Indah Aprianti sebenarnya ?
Berikut Tribunnewswiki rangkum profil Indah Aprianti untuk kamu ketahui:
Indah Aprianti adalah satu di antara kades muda di Jawa Barat.
Menariknya, ternyata Indah Aprianti merupakan alumni mahasiswa atau lulusan UI (Universitas Indonesia).
Dilansir dari akun Instagram miliknya, Indah Aprianti merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 2012.
Indah perempuan kelahiran 1995 atau saat ini berusia 28 tahun.
Baca: VIDEO Viral Bu Kades Adu Mulut dengan Warga yang Nolak Pembangunan Jalan
Baca: Viral Septic Tank Meledak Diduga Penghuni Kos BAB Sambil Merokok, Kondisi Korban Penuh Perban
Wanita kelahiran Subang tahun 1995, menjabat manjadi kades Ciasem Baru, Kabupaten Subang pada akhir tahun 2021 lalu.
Artinya Indah Aprianti baru menjabat sebagai kades di Subang baru satu setengah tahun.
Ada yang menarik dari sisi lain kisah Indah Aprianti menjadi kades muda di Subang tersebut.
Berani menjabat sebagai kades di usia muda ternyata Indah Aprianti memiliki rekam jejak tak sembarangan.
Kisah Indah Aprianti menjadi kades sebelumnya penuh perjuangan dengan pengalamannya terjun di desa-desa terpencil.
Dilansir dari Tribun Jabar, Indah Aprianti merupakan lulusan UI dari Fakultas Hukum pada 2016.
Setelah lulus kuliah, Indah langsung bekerja menjadi pegawai honorer di Kementerian ESDM.
Tak lama kemudian, ia pindah bekerja ke Kementerian Desa pada 2018 hingga akhir tahun 2021.
Menariknya, di saat dirinya masih bekerja di Kementerian Desa itu, saat itu ia mengaku cuti namun Indah mencalonkan sebagai Kepala Desa.
“Jadi saat akhir 2021 saya mencalonkan untuk jadi Kepala Desa Ciasem Baru itu saya masih cuti tuh di Kementerian Desa,” ungkap kisah Indah Aprianti, kepada Tribunjabar.id, Sabtu (15/7/2023).
Indah mengungkap dirinya bekerja di Kementerian Desa saat itu sebagai hanya pegawai honorer.
Bukan saja karena latar belakang pendidikannya lulusan UI, Indah bertekad menjadi kades melainkan juga pengalamannya.
Indah menceritakan kisahnya bekerja di Kementerian Desa.
Selama kurun waktu tiga tahun dirinya bekerja terjun ke lapangan.
Ia sering mengunjungi desa-desa terpencil untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat.
Bahkan diungkap Indah, dirinya sudah mengunjungi hampir 200 desa terpencil dan pelosok di Indonesia dari wilayah barat, Aceh hingga wilayah Timur.
Dengan pengalamannya itu, Indah yang bekerja sebagai tenaga profesional mendampingi masyarakat di desa tersebut agar bisa berkembang melalui ekonomi desanya sendiri.
Demikian selama bekerja di lapangan itulah Indah melihat potensi desa-desa bisa berkembang dan maju.
Ia pun melihat desa terpencil yang jauh dari Kota tapi bisa maju dengan ekonominya desanya.
Oleh karena itu, dirinya tergerak melihat kondisi desanya, tempat dirinya dilahirkan yang dia yakini pun bisa menjadi desa maju.
Hal itu Indah yakini karena desanya yang padahal tidak jauh dari kota.
“Saya melihat desa saya, yang sebenarnya dekat dari Jakarta, aksesnya mungkin hanya 2,5 jam tapi perkembangannya atau kemajuannya tak sepesat desa yang jauh dari ibu kota,”
“Jadi dari situlah hati saya tergerak untuk membangun desa sendiri,” ungkap Indah.
Sebelum dirinya menjabat sebagai Kades di tempatnya, Indah mengaku kerap membagikan program desa.
Namun, kala itu inisiatif dan informasinya belum ditanggapi serius.
Merasa bersalah dengan keadaan tersebut karena bisa membantu desa lain, tapi ia miris melihat kondisi desanya sendiri.
“Gimana ya caranya kok saya jadi merasa bersalah, saya bantuin desa lain tapi desa kelahiran saya sendiri saya diemin aja,” tambahnya.
Hingga akhirnya, Indah mendapat kabar bahwa akan ada pemilihan kepala desa.
Dengan niat mulia ingin memajukan desanya sendiri, Indah akhirnya berinisiatif mencoba mencalonkan sebagai kades di desanya sendiri, di Desa Ciasem Baru, Kabupaten Subang tersebut.
Namun, Indah sempat diingatkan sang suami, ketika mencoba agar ia tak berharap lebih.
“Kita mencoba semaksimal mungkin, kalau pun tidak dapat terpilih ya sudah, setidaknya sudah berusaha,” ujar Indah.
Meski pengalamannya sudah menjajal desa lain, Indah merasa dirinya masih memiliki pengalaman yang belum cukup.
Indah mengungkap bahwa tak ada satu pun keluarganya yang terjun di dunia politik.
Saat mencalonkan pun Indah merasa sadar diri, bahwa belum banyak masyarakat mengenal dirinya.
Oleh karena itu ia pun sempat berjuang memperkenalkan diri sebagai calon kades kala itu dengan datang door to door ke rumah-rumah warga.
Indah mengungkap saat itu dirinya bersaing dengan 3 calon kades.
Di antaranya adalah mantan kades 2 periode, kades petahana dan mantan pegawai desa.
Melihat pesaingnya sudah berpengalaman sebagai aparat desa, Indah saat itu merasa berkecil hati.
Namun, niat baiknya terus meluruskan tekadnya agar bisa memajukan desanya sendiri.
Indah pun menyinggung kehadirannya saat itu ia anggap sebagai warna baru.
Sebab, Indah tak memungkiri selama ini pemilihan aparat di wilayahnya dikenal dengan manipolitik.
Oleh karena itu, ia ingin mendobrak paradigma tersebut agar politik di wilayahnya berlangsung sehat.
“Saya mencoba merubah paradigma itu, bahwa kalau memlih itu jangan asal siapa yang mau kasih uang, tapi memberikan dedikasi dan edukasi kepada warga,”
“Kalau dikasih uang sekarang jangan marah kalau ke depannya bisa terjadi korupsi dan lain-lain, karena pasti dia memikirkan bagaimana caranya untuk balik modal,” paparnya.
Bukan saja menyadarkan warga soal pemilihan, lewat kesempatan itulah Indah juga sekaligus memberikan edukasi dan memperkenalkan dirinya.
Demikian, dengan latar belakang dan pengalamannya terjun ke desa-desa terpencil dan perjuangan itulah kini ia berhasil menjadi kades.
Namun, setelah menjabat sebagao kades, perjuangan Indah sebenarnya masih permulaan.
Indah menceritakan posisinya sebagai kades muda kerap kali diremehkan.
Alumni mahasiswa UI itu menceritakan selama bekerja sebagai kades, ia merasa miris karena kerap kali tak dikenali warganya.
“Sering banget (diremehkan), aduh bahkan kalau beberapa orang datang ke kantor desa, mereka gak tahu kepada desanya yang mana,” ungkap Indah.
Indah menceritakan pengalaman saat dirinya terjun ke lapangan beberapa warga menanyakan kepadanya keberadaan kades, padahal warga tersebut sedang berbicara dengan kadesnya sendiri.
Media sosial, khususnya TikTok digegerkan dengan video viral bu kades atau kepala desa yang cekcok denngan warga penolak pembangunan jala.
Lewat akun Tiktoknya @nengkades, terdengar Bu Kades adu mulut dengan seorang pria bertopi soal pembangunan jalan.
Video viral tersebut merekam bu kades Indah Aprianti (28), Kepala Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sedang adu mulut dengan warga penolak.
Indah Aprianti mengunggah video yang memperlihatkan seorang warga menolak pembangunan jalan di Desa Ciasem Baru.
"Ini harusnya kemauan masyarakat, bukan kewenangan situ. Walaupun kamu punya hak, masyarakat juga punya hak. Kamu harusnya ngikutin masyarakatnya," kata seorang pria yang menolak.
Baca: Viral Janda Dibunuh Teman Kencan Karena Sebut Istrinya Jelek, Ditemukan Dalam Keadaan Terikat Kabel
Baca: Viral Video Pria Pakai Jaket Berlogo Brimob Curi Tolak Angin di Indomaret, Polisi Meringkus
Indah kemudian bertanya warga mana yang menolak jalan di desa itu dibangun.
"Mana masyarakatnya, coba kumpulin. Sini datangin masyarakatnya. Masyarakatnya enggak ada yang ngomong ke saya masalahnya," jawab perempuan itu.
Pria itu tetap kekeh bahwa ada masyarakat menolak.
"Orang masyarakatnya masyarakat kamu!" ujar pria itu dengan nada tinggi.
Seorang wanita berkerudung hitam kemudian ikut dalam perdebatan tersebut.
Kalian lebih suka jalanya dibangun atau di diamkan rusak dan becek aja?
Dia mengaku sebagai warga Desa Ciasem Baru yang mendukung pembangunan jalan.
"Inyong masyarakat, masyarakat yang mana (menolak)? Masyarakatnya kamu doang (yang menolak)," ujar wanita paruh baya tersebut.
Anggota polisi di lokasi kemudian mencoba menenangkan pria bertopi yang sempat emosi.
Saat dikonfirmasi, Indah menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Senin (10/7/2023).
Saat itu pekerja sudah memasang papan bekisting. Tiba-tiba ada warga yang datang dan menghentikan para pekerja.
"Alasanya warga tidak setuju jalan dibangun kalau lebarnya hanya 3 meter," ujar Indah saat dihubungi, Jumat (14/7/2023).
Padahal, perbaikan tersebut sudah melalui musyawarah desa (musdes). Pada musdes tersebut juga telah ditetapkan lebar jalan tiga meter.
Meski sempat mendapatkan penolakan dari warga, Pemerintah Desa Ciasem Baru tetap melanjutkan perbaikan.
"Ternyata warga juga setuju tetap dilaksanakan pembangunan dengan lebar 3 meter dan menandatangani berita acara," kata Indah.
"Namun, saya juga tidak mau gegabah dan tetap menghargai beliau sebagai warga saya. Setelah kejadian di video yang saya kirim barusan, saya mengumpulkan warga setempat untuk berembuk dan bermusyawarah baiknya seperti apa," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun Medan dan Tribun Jabar dengan judul Profil Indah Aprianti, Kades Cantik Berusia 28 Tahun, Lulusan UI, Luncurkan Program Sapa Warga dan Sisi Lain Kisah Indah Aprianti, Lulusan UI Jadi Kades Muda di Subang, Rekam Jejak Tak Sembarangan