Prabowo kerap disebut sebagai pembunuh hingga penculik usai peristiwa 1998.
Prabowo menegaskan dirinya berkali-kali menjelaskan tentang isu tersebut di ruang publik.
Pasalnya, isu tersebut selalu muncul ketika dirinya berkontestasi.
Dirinya mengungkit soal sudah maju ke pilpres berkali-kali, baik sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).
Menurutnya, di negara dengan sistem demokrasi liberal, umumnya lawan politik akan saling menjelek-jelekkan satu sama lain guna menjatuhkan popularitas lawannya.
"Kalau bisa, dijelek-jelekin terus supaya tidak bisa muncul. Nah, ini fenomena di banyak negara. Kita lihat di Amerika saja kan begitu. Di Amerika saja dicari-cari segala macam," ujar Prabowo dalam acara Mata Najwa, Jumat (30/6/2023), dikutip dari Kompas.com.
Maka, Prabowo menilai isuitu akan selalu dimunculkan ketika elektabilitasnya mengalami kenaikan.
Prabowo mengatakan, setiapĀ elektabilitasnya berdasarkan hasil survei berbagai lembaga naik, isu tersebut terus dimunculkan.
"Saya sudah empat kali ikut pemilu. Dan memang tiap kali saya ikut, apalagi kalau angka poling saya agak bagus, ya mulai keluar (isu pelanggaran) HAM ini dan sebagainya," ujar Prabowo.
Hanya saja, pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) ini mengatakan, hal tersebut biasa dalam kehidupan politik.
Pasalnya, dalam negara yang menganut sistem demokrasi liberal, biasanya lawan politik harus diturunkan popularitasnya.
Prabowo lantas menganggap tudingan yang datang tersebut sebagai risiko menjadi prajurit.
Ia mengatakan, telah melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai dengan sumpahnya.
"Saya pertaruhankan nyawa saya, berkali-kali untuk republik, untuk rakyat," kata Prabowo.
"Jadi saya tenang, saya tidak ke mana-mana. Ya jadi benar enggak selalu dibilang inilah, itulah, mau kudeta, dan sebaginya, penculik, pembunuh, kan? Jadi bagaimana ya? Saya mau apakan?" ujarnya.
Namun, Prabowo mengakui semua tudingan tersebut mengganggunya dan kerap membuatnya tidak nyaman.
Hanya saja, Prabowo menyatakan siap untuk menghadapinya sebagai seorang prajurit.
"Tapi ya itu saya harus hadapi, itu risiko seorang prajurit. Itu risiko saya. Banyak rekan saya, banyak anak buah saya malah ilang tangan, malah gugur, ini risiko saya. Harus saya hadapi," ujar Prabowo.
Prabowo merasa kerap dipersepsikan sebagai sosok yang keras hingga menyeramkan.
Namun, dirinya memaklumi kesan yang muncul di publik tersebut.
Ia mengatakan, kehidupannya sebagai prajurit memang membuatnya menjadi tegas dan keras.
"Bagaimana pun, riwayat saya kan sebagai prajurit, tentara. Prajurit itu, tentara itu, hidupnya keras. Saya apalagi lama sekali di pasukan tempur," ujar Prabowo.
Prabowo bertanya balik apakah kini dirinya masih tetap seram atau tidak.
Sebab, ia tengah berupaya mengubah citranya supaya bisa menjadi politisi sipil dengan cara lebih terbuka terhadap media hingga influencer.
"Jadi mungkin persepsinya Prabowo itu keras, Prabowo itu seram. Kan, saya enggak serem sekarang, ya kan?" katanya.
"Jadi, Prabowo yang asli itu, enggak seram?" tanya Najwa Shihab.
"Iya, enggak seram," kata Prabowo.
Prabowo mengaku sebagai pribadi yang lembut, gampang tertawa, dan gampang terharu.
Bahkan bisa tepingkal-pingkal dengan humor sekecil atau seremeh apa pun.
"Saya juga ini orang yang cepat terharu, terus terang saja. Kalau saya lihat sesuatu yang membanggakan, kalau saya ingat anak buah saya yang gugur. Saya hanya satu, saya tidak suka lihat penderitaan," ujar Prabowo.