ALASAN Yogyakarta Sering Gempa Bumi, Ini Kata BMKG

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah di Kebumen, Jawa Tengah, rusak akibat gempa Bantul, DIY, Jumat (30/6/2023).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Baru semalam Yogyakarta dan sekitarnya diguncang gempa.

Bahkan beberapa gempa sususlan juga terjadi.

Hal tersebut bisa dilihat melalui informasi yang dibagikan oleh akun Twitter BMKG.

Seperti yang diketahui, gempa bumi magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya pada Jumat (30/6/2023) malam.

Getaran gempa itu terasa hingga Bandung dan Mojokerto, Jawa Timur.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi gempa susulan sebanyak 44 kali hingga Sabtu (1/7/2023) pukul 08.00 WIB, dikutip Kompas.

Baca: 11 Rumah di Kebumen Rusak dan 4 Orang Mengungsi Akibat Gempa Bantul 6.4 SR

Baca: Cerita Mbah Ponem, Nenek yang Selamat dari Gempa Bantul DIY, Tembok Rumahnya Ambruk

Dampak gempa Bantul, DIY tersebut cukup parah. Selain menimbulkan kerusakan pada ratusan rumah di DIY dan Jawa Tengah, seorang warga dilaporkan meninggal dunia.

Gempa di Yogyakarta bukan kali pertama terjadi.

Wilayah ini sudah beberapa kali diguncang gempa bumi yang cukup dahsyat.

Salah satunya, gempa Yogyakarta pada 2006 yang menewaskan lebih dari 5.000 korban jiwa.

Kerusakan sejumlah rumah di Kebumen akibat gempa bumi semalam yang berpusat di Bantul, DIY, Jumat (30/6). Total ada 11 rumah dan 2 bangunan di Kebumen yang alami kerusakan. (Ist. Humas BPBD Kebumen)

Saat itu, gempa terjadi pada pagi hari dengan magnitudo 5,9.

Lantas, mengapa wilayah Yogyakarta kerap diguncang gempa?

Penjelasan BMKG

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan alasan mengapa wilayah Yogyakarta kerap dilanda atau diguncang gempa.

Menurutnya, wilayah Yogyakarta merupakan kawasan sistem aktif dan kompleks karena baik dari laut maupun darat terdapat sumber gempa yang potensial.

"Dari laut terdapat zona subduksi yang memiliki potensi magnitudo target mencapai 8,7 dan di daratan terdapat sesak Opak yang cukup aktif dan bisa mencapai magnitudo target mencapai 6,6," ujarnya, dikutip dari konferensi pers BMKG.

Dikutip dari Kompas.com (2022) sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Provinsi Daerah istimewa Yogyakrta (DIY), tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak.

Baca: Gempa Guncang Bantul, Nenek 67 Tahun Kaget dan Meninggal Dunia di Pangkuan Suami

Sesar Opak berarah timur laut-barat daya dengan blok timur relatif bergeser ke utara dan blok barat ke selatan.

Lebar sesar Opak ini diperkirakan sekitar 2,5 kilometer.

Sesar opak menjadi patahan utama yang membatasi Lajur Batur Agung dengan dataran rendah Yogyakarta.

Sesar Opak mulai dikenal masyarakat sejak gempa bumi terjadi di Yogyakarta pada 2006.

Mengacu pada sejarah, zona megathrust di Yogyakarta sudah memicu gempa bumi sebanyak 12 kali sejak 1800.

"Yang terakhir pada 2 September 2009 berkekuatan 7,8 di Padang, Jawa Barat," kata Daryono.

Berkaca pada gempa Bantul pada Jumat (30/6/2023), Daryono mengingatkan bahwa zona subduksi di selatan Jawa masih aktif.

Anang Subardi menunjukkan rumah yang rusak akibat gempa Bantul di Padukuhan Kuwon Kulon, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul. Jumat (30/6/2023) malam (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

BMKG mencatat, di selatan Jawa, gempa juga pernah diikuti dengan tsunami yang terjadi sebanyak 8 kali, yakni pada 1818, 1840, 1859, 1904, 1921, 1957, 1994, dan 2006 di Banyuwangi dan Pangandaran.

"Ini merupakan catatan penting terkait dengan potensi dan bahaya gempa di selatan Yogyakarta dan selatan Jawa pada umumnya," ungkap Daryono.

Update Dampak Gempa Bantul: Korban Meninggal, Kerusakan Fasilitas Umum, dan Jaringan Listrik Padam

Dampak gempa bumi yang mengguncang wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya pada Jumat (30/6/2023) malam menimbulkan kerusakan cukup parah.

Puluhan rumah yang tersebar di wilayah DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dilaporkan mengalami kerusakan ringan hingga sedang.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan adanya korban jiwa dan puluhan bangunan rusak di sejumlah wilayah akibat gempa tersebut.

"BNPB mencatat satu warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia akibat gempa magnitudo (M) 6,4," ujarnya dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/7/2023) pagi.

Beberapa jaringan listrik bahkan padam akibat gempa. BMKG juga mencatat adanya gempa susulan dengan kekuatan (M) 2-4 SR.

Berikut update dampak gempa bumi Bantul hingga Jumat (30/6/2023) pukul 23.36 WIB.

1 warga Bantul meninggal dunia

BNPB mencatat adanya 1 korban jiwa akibat gempa bumi di Bantul tadi malam. Korban merupakan warga di Kabupaten Bantul.

Beberapa korban juga dilaporkan mengalami luka ringan, yakni satu orang dari Kabupaten Bantul dan satu orang di Kabupaten Tegal, Provinsi Jateng.

Di Kebumen, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan, 11 KK warganya terdampak. Bahkan 1 KK yang terdiri dari 2 jiwa harus mengungsi.

Baca: BREAKING NEWS: Gempa Berkekuatan 6,4 Magnitudo Guncang Bantul Yogyakarta

Baca: Gempa Bumi M 3,5 Landa Cianjur, Terdengar Gemuruh, Warga Berhamburan ke Luar Rumah

Sementara itu, di Purbalingga, 4 KK terdampak gempa bumi Bantul ini.

Angka tersebut masih berpotensi mengalami perubahan. Sebab petugas BPBD setempat masih melakukan pendataan dan penanganan darurat di lapangan.

Rumah dan fasilitas umum rusak

Sebanyak 93 rumah yang tersebar di wilayah DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur juga dilaporkan mengalami kerusakan tingkat ringan hingga sedang. Berikut rinciannya:

1. Provinsi Jateng

Kabupaten Kebumen

Rumah rusak ringan 8 unit dan rusak sedang 2 unit.

Kabupaten Magelang dan Tegal

Rumah rusak masing-masing sebanyak 1 unit

Kabupaten Purbalingga

Terdapat 4 unit rumah yang dilaporkan rusak.

2. Provinsi Jawa Timur

Kabupaten Pacitan

28 unit rumah rusak.

3. Provinsi DIY

Kabupaten Bantul

Rumah rusak 30 unit

Kabupaten Gunung Kidul

19 rumah dilaporkan rusak.

Selain tempat tinggal, dampak gempa juga menyasar fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, pemerintah, kesehatan maupun jaringan listrik.

"Kerusakan ringan fasilitas ibadah sebanyak 1 unit dan jaringan listrik di Kebumen, Provinsi Jateng," kata Abdul.

Sedangkan di DIY, dilaporkan 1 unit sekolah rusak dan 5 unit fasilitas pemerintah di Gunungkidul.

Selain itu, 1 unit di Bantul dan 1 unit di Kulon Progo juga dilaporkan rusak akibat gempa.

Kerusakan di Kabupaten Pacitan, tercatat4 kantor rusak 2 unit sekolah.

Listrik padam di 9 titik
Di Kabupaten Kebumen, gempa mengakibatkan listrik padam di 9 titik, di antaranya:

- Desa Sumberadi Kecamatan Kebumen

- Desa Tambakrejo Kecamatan Buluspesantren

- Desa Karangduwur Salak Kecamatan Petanahan.

- Desa Babadsari Kecamatan Kutowinangun

- Desa Jogomertan Petanahan

- Desa Karangsari Kecamatan Kebumen

- Desa Serut Kecamatan Kuwarasan

- Ambalkumolo Kecamatan Buluspesantren

- Banjur Kecamatan Buluspesantren.

Tak hanya listrik, beberapa fasilitas umum juga terganggu akibat gempa bumi.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (30/6/2023) malam, 10 kereta api juga berhenti akibat gempa.

Hal ini sesuai dengan SOP KAI di mana masinis akan menghentikan perjalanan sejenak perjalanan kereta api untuk memantau kondisi rel pascagempa.

10 KA yang berhenti, di antaranya:

- KA 60 Bima di Stasiun Prupuk

- KA 2612 Barang berhenti di petak jalan Slawi-Prupuk

- KA 249 Serayu di petak jalan Notog-Purwokerto

- KA 180 Baturraden Ekspress di petak jalan Purwokerto-Notog

- KA 105 Gaya Baru di petak jalan Karangsari-Patuguran

- KA Senja Yogyakarta di Stasiun Purwokerto

- KA 149 Sawunggalih di Stasiun Sumpiuh

- KA 2719 Barang di petak jalan Gombong-Ijo

- KA 223 Kutojaya Utara di Stasiun Kebumen

- KA 134 Kertanegara di Stasiun Kutoarjo.

(TRIBUNNEWSWIKI)



Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer