Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia, Dr. Vasyl Hamianin, menjelaskan bahwa konstitusi menjadi undang-undang utama dan dasar bagi ketertiban sosial serta prinsip-prinsip dalam pemerintahan Ukraina.
"Dalam peristiwa penting ini, kami menghormati dokumen penting yang membentuk bangsa kami, melindungi hak dan kemerdekaan kami, dan meletakkan dasar bagi masa depan sejahtera yang kami impikan bagi Ukraina," kata Hamianin dalam siaran pers yang diterima Tribunnewswiki.
Hamianin juga berujar bahwa konstitusi menggambarkan perjuangan panjang rakyat Ukraina untuk menentukan nasibnya sendiri.
"Konstitusi kami menjadi bukti mengenai cita-cita kebebasan, kesetaraan, dan supremasi hukum," kata dia menjelaskan.
Peringatan Hari Konstitusi Ukraina pada tahun ini masih harus digelar di tengah invasi Rusia. Sehubungan dengan hal itu, Ukraina sekali lagi menegaskan komitmennya untuk menjadi negara yang merdeka dan menolak "perampasan" oleh Moskwa.
"Kami melawan dan menolak upaya Moskwa untuk merampas sejarah Ukraina dan merebut negeri kami, rakyat kami, anak-anak kami, dan masa depan kami."
"Kami berjuang demi hak kami. Kami berjuang demi kemerdekaan kami."
Baca: Viral Video Pejabat Rusia di Turki Dihajar Pejabat Ukraina karena Rampas Bendera Ukraina
Menurut Hamianin, Rusia telah memperlihatkan "wajah buasnya". Kata dia, Rusia tidak hanya ingin menghancurkan negara dan pemerintahan Ukraina, tetapi juga menghancurkan hak dan kemerdekaan rakyat Ukraina.
Hamianin menyebut bahwa di tengah masa-masa sulit ini, nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi Ukraina menjadi amat penting. Konstitusi menjadi bukti keteguhan dan tekad rakyat Ukraina dalam perjuangan mereka mencari keadilan, kesetaraan, dan kemerdekaan.
Di samping itu, dia turut menyinggung wilayah Krimea milik Ukraina yang dicaplok oleh Rusia tahun 2014. Dia menegaskan bahwa pencaplokan itu melanggar hukum internasional.
Dubes Ukraina itu berujar bahwa invasi Rusia tidak dimulai pada tahun 2022, tetapi tahun 2014 ketika Krimea dianeksasi.
Kata dia, Ukraina terus berupaya mengambil kembali wilayah Krimea. Untuk mendukung upaya tersebut, negara bekas Uni Soviet itu meluncurkan Platform Krimea.
"Bersama dengan masyarakat internasional, kami berupaya memobilisasi dukungan dari negara-negara di dunia untuk menangani persoalan pendudukan ilegal di Krimea oleh Rusia," kata dia.
Baca: Ukraina Akan Bangun Taman Makam Pahlawan Nasional di Dekat Ibu Kota