Keputusan tersebut diusulkan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
PPP menyatakan dukungannya tak lama setelah Ganjar Oranowo diumumkan sebagai bakal capres oleh PDI-P pada April kemarin
PPP mengaku bakal melapor ke Presiden Joko Widodo, bahkan melobi sejumlah partai politik untuk mewujudkan usulan menduetkan Ganjar dengan Sandiaga Uno dalam pemilu 2024.
Sementara, PDI-P terkesan santai. Katanya, proposal PPP akan dipertimbangkan sembari meninjau sosok Sandiaga.
Baca: Pertemuan Puan-AHY Timbulkan Ikatan 2 Mantan Presiden RI, Megawati dan SBY Titip Pesan Begini
Baca: Respon Ganjar Soal Pertemuan Puan dan AHY: Bagus Itu, Komunikasi Politik Harus Terus Dilakukan
Sebagai informasi, Sandiaga Uno sedianya baru bergabung dengan PPP pada 14 Juni 2023 kemarin. Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu lama berkiprah di bawah naungan Partai Gerindra.
Baru bergabung ke PPP, Sandi langsung mendapat jabatan mentereng sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dengan tugas pokok pemenangan PPP dalam pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden, serta pemilihan kepala daerah 2024.
Bahkan, oleh PPP, Sandi diusulkan sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Keputusan itu diambil melalui Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VI PPP yang digelar Sabtu (17/6/2023).
“Mengusulkan Bapak Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi calon presiden Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arwani Thomafi dalam rapimnas, dilansir Kompas.
Sandi mengatakan, gagasan duet dirinya dengan Ganjar akan diperjuangkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono sebagai pimpinan tertinggi partai.
"Nanti akan diperjuangkan oleh Pak Mardiono dalam pembicaraan antar pimpinan parpol (partai politik) dan gabungan parpol," kata Sandiaga ditemui usai menghadiri acara Pesta Kesenian Bali 2023 di Denpasar, Bali, Minggu (18/6/2023).
Mardiono pun mengaku akan melapor ke Presiden Jokowi terkait usulan menduetkan Ganjar dengan Sandiaga. Menurutnya, komunikasi tersebut mesti dilakukan karena Jokowi adalah pemimpin koalisi pemerintah saat ini.
“Tentu saya harus melaporkan karena PPP adalah partai koalisi pemerintah, jadi segala keputusan yang diputuskan PPP, ketika PPP juga ambil keputusan dalam Rapimnas V Yogya, juga prosesnya dilaporkan ke Bapak Presiden,” ujar Mardiono usai menghadiri Rapimnas VI di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/6/2023).
Meski begitu, Mardiono tak ingin Jokowi dianggap cawe-cawe terkait mekanisme internal PPP. Ia menyatakan, PPP tetap memiliki kemandirian untuk mengambil keputusan.
“Bahwa Presiden tidak mencampuri internal PPP, iya. Tapi, karena Pak Presiden adalah sebagai pimpinan koalisi ya tentu harus kami melaporkan dan menkomunikasikan hal itu,” tutur dia.
Lobi Golkar dan PAN
Tak hanya itu, Mardiono menyebut, PPP bakal mengajak Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar mendukung wacana duet Ganjar-Sandiaga pada Pilpres 2024.
Baik PPP, PAN, maupun Golkar sedianya tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, hingga kini, ketiganya belum satu suara soal figur capres-cawapres.
“Nanti akan ada pertemuan-pertemuan lagi untuk membangun komunikasi politik lanjutan, untuk menyikapi semua dinamika politik yang berkembang,” ujar Mardiono.
Mardiono bilang, dirinya akan berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk melakukan lobi. Menurutnya, dua pimpinan parpol tersebut memahami dinamika politik yang berkembang saat ini.
“Kami juga akan berusaha untuk meyakinkan kepada beliau-beliau, gimana kalau saling mendukung, apa yang sudah menjadi keputusan yang terbaik untuk bangsa Indonesia ke depan,” katanya.
Kendati demikian, Mardiono mengaku tak akan memaksakan gagasan menduetkan Ganjar dengan Sandi. Dia berkata, dalam politik, yang harus diutamakan adalah negosiasi, bukan saling mengunci.
“Politik tidak memaksakan. Kalau memaksakan bukan demokrasi,” katanya.
Meski begitu, Mardiono menyebut bakal berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan usulannya, memasangkan Ganjar dengan Sandiaga pada pemilihan mendatang.
“Kalau politik, lobi-lobi menghadirkan sebuah ide dan gagasan untuk membangun bangsa dan negara ini ke depan, enggak ada politik ini memaksakan, (kalau memaksakan) ya namanya otoriter,” ujarnya.