Kisah horor Septi itu viral setelah YouTuber Jejak Bang Ibra mengunggah kisah yang dialami Septi.
Septi ternyata tinggal di sebuah kampung mati di daerah Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Di kampung mati tersebut, siswi SD kelas 3 itu tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.
Mereka benar-benar hanya tinggal bertiga di rumahnya yang terletak di hutan itu dan tak ada tetangga sama sekali.
Hanya mereka yang menjadi penghuni terakhir di wilayah tersebut setelah penduduk kampung meninggalkan daerah itu.
Tak ada akses kendaraan dan tempatnya yang jauh dari mana-mana menjadi alasan tetangga Septi meninggalkan wilayah tersebut.
Baca: Kisah Pengasuh Anak Miliarder Dibayar Rp30 Juta per Hari, Bisa Nikmati Jet Pribadi
Hal itu lantas membuat kondisi kampung mati ini menjadi hutan angker.
Dilansir dari TribunnewsBogor.com, Rabu (31/5/2023), Septi bahkan mengaku pernah mengalami peristiwa menakutkan di rumahnya itu.
"Aku lihat ada badannya tinggi, warna putih, sering lihat juga yang lewat di dekat pohon bambu," kata Septi, dilansir dari kanal YouTube Jejak Bang Ibra.
Pengalaman serupa juga pernah menimpa ibu Septi, Sumiati, saat suaminya sedang pergi ke kampung sebelah.
"Tiba-tiba pas mati lampu ada yang gebrak meja, lalu pindah ke kamar," ujar Sumiati.
Akan tetapi, ayah Septi, Sumiran, mengaku tak takut meski tinggal di tengah hutan sendirian.
"Enggak ada yang saya takuti, dari dulu di sini enggak ada apa-apa," kata Sumiran.
Baca: Kisah Pilu Tabungan Umroh Istri Ludes Dicuri Suami Buat Main Perempuan
Meski demikian, Septi ternyata tak terlalu takut dengan hal semacam itu.
Bocah berusia 10 tahun itu bahkan mengaku senang tinggal di rumahnya yang berada di tengah hutan dan terpencil itu.
"Aku senang tinggal di hutan. Aku bisa jaga hewan-hewanku," kata Septi.
Di sana, ia memang memiliki hewan peliharaan, di antaranya anjing dan kucing.
Ia senang menemani hewan peliharaannya saat sedang makan
Selain itu, Septi juga menyebutkan bahwa anjing peliharaannya sangat pintar.
Meski galak, anjingnya itu sering memberikan tanda jika ada seseorang yang mendatangi wilayah tersebut.
Baca: Mengenal Sosok TJS, Pelajar SMK 18 Tahun yang Bunuh Diri, Loncat dari Jembatan Suhat Kota Malang
Tak sampai di situ, di saat ia dan orang tuanya pergi, anjing tersebut setia menjaga rumahnya.
"Kalau ada orang di bawah, ini telinganya seperti ini (memperagakan gerakan telinga anjing). Tapi ini galak kalau diambil bayinya," kata Septi.
Tempuh Jarak 3 kilometer ke Sekolah
Karena sangat terpencil dan jauh dari peradaban, Septi harus menempuh jarak yang jauh untuk bisa bersekolah.
Demi menempuh pendidikan, ia bahkan harus jalan kaki sepanjang 3 km setiap harinya.
Siswi SD di Yogyakarta ini setiap harinya melewati jalan setapak bebatuan dan tanah merah.
Selain itu, kondisi jalan yang dilaluinya juga dirimbuni pepohonan dan terdapat tebing yang tinggi.
Baca: Viral Video Syur Wanita Mirip Rebecca Klopper, Berdurasi 47 Detik, Tindik Pusar Jadi Sorotan
Sungai dan jembatan bambu yang mulai rusak juga harus ia lewati demi bisa bersekolah.
Kendati demikian, ia tetap semangat pergi ke sekolah demi tetap mendapatkan ilmu.
"Kalau hujan juga tetap berangkat (sekolah)," kata Sumiran, ayah Septi.
(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini