Raih Gelar Gelar Doctor Honoris Causa, Ustaz Adi Hidayat: Kapanpun Muhammadiyah Memanggil, Saya Siap

Penulis: Bangkit Nurullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penganugerahan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa untuk Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam, Selasa (30/05/2023) di Aula KH. A. Azhar Basyir UMJ.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menganugerahkan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa untuk Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam, Selasa (30/05/2023). 

UAH, sapaan akrabnya, secara resmi diberikan gelar Doctor HC berdasarkan SK Rektor UMJ No. 218 Tahun 2023 tentang Penetapan pemberian gelar doktor kehormatan Dr. (HC) pada Ustaz Adi Hidayat Lc. MA., di Aula KH. A. Azhar Basyir UMJ. 

Prof. Masyitoh Chusnan, M.Ag., Ketua Promotor dalam laporan pertanggung jawabannya menyampaikan bahwa selama dua tahun UAH telah melakukan penelitian, penelusuran kebenaran, serta penilaian kelayakan dan kepatutan Tim Promotor UMJ. 

Baca: Ustaz Adi Hidayat (UAH)

Ustaz Adi Hidayat Lc. M.A., dinilai oleh masyarakat Islam Indonesia sebagai figur yang memiliki kedalaman Ilmu Pengetahuan bidang agama Islam, terutama dalam pengelolaan lembaga pendidikan, pengelolaan model dakwah Islam dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan penyebarluasan dakwah islamiyah melalui berbagai bentuk media dan media sosial.

Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menyampaikan pertimbangan lainnya dari penganugerahan tersebut bukan hanya didasari bahwa UAH adalah kader Muhammadiyah. 

"Saya menilai Ustaz Adi Hidayat sebagai sosok yang sangat cerdas, dapat menghasilkan 1 metode menghafal Al-Quran yaitu metode At-Taisir. Selain itu, saya menyebut UAH sebagai dai yang sangat alim bahkan humoris, namun jarang tertawa memperlihatkan gigi, karena disitulah sunahnya," kata Ma’mun.

Baca: LBH AP PP Muhammadiyah Desak Polri Segera Tangkap APH & TDJ atas Dugaan Kasus Ujaran Kebencian

Baca: Launching Universitas Muhammadiyah Sampit, Haedar: Bukan untuk Kepentingan Muhammadiyah, Tapi Bangsa

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nasihir, M.Si. mengatakan, penganugerahan Gelar Doctor Honoris Causa yang diberikan oleh Prodi Doktor Manajemen Pendidikan Islam Sekolah Pascasarjana UMJ kepada Ust. Adi Hidayat merupakan representasi pendidikan islam transformatif yang harus diimplementasikan dan disebarluaskan kepada masyarakat luas di lingkungan Muhammadiyah.

"Saya yakin penganugerahan gelar Doctor HC yang diberikan kepada Ust. Adi Hidayat oleh UMJ adalah tepat. Terlebih Ust. Adi Hidayat merupakan sosok luar biasa, termasuk hapalannya. Kami percaya setelah Ust. Adi Hidayat memperoleh gelar yang tinggi ini akan semakin tinggi ilmunya, serta tawadhu dalam mengembangkan pendidikan islam kepada persyarikatan umat, bangsa, dan global," ungkap Haedar.

Kepala LLDIKTI Wilayah III DKI Jakarta Dr. Ir. Paristianti Nurwardani, M.P. menyampaikan metode pendekatan pendidikan yang digunakan oleh UAH merupakan pendekatan pendidikan beyond Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk mensinergikan konsep, struktur, serta pemuliaan karakter pendidikan. 

“Penganugerahan ini merupakan hal luar biasa dan aset untuk UMJ. Saya pun mengusulkan kepada PP. Muhammadiyah untuk membawa Ust. Adi Hidayat agar segera dipromosikan menjadi Profesor Honoris Causa dari Universitas dr. Hamka,” ungkap Paris. 

Baca: Kader Muhammadiyah Sambangi Bareskrim Polri untuk Jadi Saksi Kasus Andi Pangerang Hasanuddin

Manajemen pendidikan Islam yang digagas UAH dalam penelitiannya menyatukan tiga unsur pendidikan utama yaitu tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Ketiganya secara lugas dijelaskan dengan berdasarkan referensi ayat Al-Qur’an dan Sunnah yang menginspirasi gagasan Adi Hidayat. 

Menurutnya masa keemasan Islam dan bangsa Indonesia pada zaman dahulu dihasilkan dari manajemen pendidikan yang baik. UAH menceritakan bagaimana kejayaan itu diraih oleh sosok-sosok yang memiliki intelektual, spiritual dan akhlak. 

Ketiganya jika dipadukan akan melahirkan adab dan dapat diimplementasikan melalui tiga poros yaitu poros masjid sebagai spiritual, poros kampus atau sekolah sebagai intelektual, dan poros rumah sebagai tempat mengamalkan apa yang didapat dari kedua poros sebelumnya. 

Tiga poros tersebut dijelaskan UAH dalam orasi ilmiahnya sebagai strategi implementasi manajemen pendidikan Islam. 

Hal ini dirumuskan berdasarkan penelusuran yang dilakukannya terhadap manajemen pendidikan para nabi dan rasul. 

Menurutnya, Allah telah memberikan instrumen-instrumen bagi pada nabi dan rasul utusan-Nya untuk mendidik umatnya sesuai dengan zamannya. Manajemen pendidikan Islam yang digagas oleh UAH merupakan gabungan dari intelektual, moral, dan akhlak. 

Baca: LBH AP PP Muhammadiyah Desak Polri Segera Tangkap APH & TDJ atas Dugaan Kasus Ujaran Kebencian

Secara khusus UAH menyarankan pada pihak perguruan tinggi dan sekolah untuk menerapkan manajemen pendidikan Islam yang dilakukan melalui tiga poros tersebut. 

UAH menegaskan bahwa orasi ilmiah yang disampaikannya berdasarkan pendidikan yang telah didirikan dan dibangun yaitu Yayasan Quantum Akhyar Institute (QAI) di kawasan Bekasi, Jawa Barat.

Yayasan tersebut bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. 

Penyelenggaraan pendidikan di QAI terdiri dari pendidikan formal dan informal. 

Halaman
12


Penulis: Bangkit Nurullah
BERITA TERKAIT

Berita Populer