Tersangka pembunuhan dan mutilasi jasad yang ditemukan di Solo-Sukoharjo diketahui merupakan warga Laweyan, Solo.
Sementara korban diketahui bernama Rohmadi (50) alias Madun, warga Keprabon, Banjarsari, Solo.
Akibat perbuatannya, Yono disangkakan dengan pasal 340 subsider pasal 338 subsider pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman pidana mati atau penjara seumur hidup atau penjara paling lama 20 tahun.
Baca: Mengenal Sosok Pemutilasi Pria Tato Naga di Sukoharjo-Solo: Nama Suyono, Asal Laweyan, Teman Korban
Baca: Kronologi Pembunuhan dan Mutilasi Pria Warga Solo, Pelaku Sakit Hati Karena Tidak Dipinjami Motor
Sebelumnya, warga pertama kali digegerkan dengan penemuan potongan tubuh berupa kaki kiri pada Minggu (21/5/2023) di bantaran sungai Bengawan Solo, Palur, Mojolaban, Sukoharjo.
Beberapa potongan tubuh lainnya kemudian ditemukan di beberapa lokasi seperti penemuan badan di Sungai Jenes, Sukoharjo; penemuan kepala di bantaran Sungai Mojo, Solo, hingga penemuan tangan kanan di aliran Sungai Jenes, Kecamatan Serengan, Solo
Peristiwa pembunuhan terjadi pada Jumat (19/5/2023) pukul 01.00 WIB.
Korban tewas usai dipukul menggunakan pipa sebanyak tiga kali di bagian kepala.
Yono juga mengaku tidak memiliki pikiran untuk memutilasi mayat Rohmadi.
"Saya tidak punya pikiran memotong, setelah saya bunuh saya pukul bagian belakang kepala tiga kali, dia sudah meninggal, mau keluar sulit karena berat, ya (akhirnya saya potong)," ungkap Yono saat dihadirkan di jumpa pers di Polres Sukoharjo, Selasa (30/5/2023).
Ia sempat mendiamkan jasad korban selama satu jam sebelum memutuskan untuk memutilasi.
Akhirnya Yono meminjam pisau berukuran 30 cm dari tetangganya.
"Terus saya punya pikiran kalau tetangga saya pedagang sate kambing, saya pinjam pisaunya," ujar Yono.
Baca: Pelaku Mutilasi Pria Bertato Naga di Solo-Sukoharjo Akui Gemetar saat Eksekusi Korban
Baca: Sosok R Diduga Kuat sebagai Korban Mutilasi yang Potongan Tubuhnya Ditemukan di Solo & Sukoharjo
Yono mengaku takut saat memotong jasad korban.
"Perasaan saya takut dan gemetar, saya takut waktu itu, karena tidak pernah (melakukan) kaya gini," ungkapnya.
"Sebenarnya tidak berani, tidak berniat memotong, karena saya tidak bisa membawa mayat itu, kantongnya kan lebarnya cuma satu meter," aku Yono.
Yono mengaku menyesali perbuatannya.
"Saya kapok dan menyesal seumur hidup, saya minta maaf dengan keluarga korban yang saya bunuh, saya menyesal saya minta maaf," ujarnya.