Hal ini lantaran Razman Nasution dijadikan tersangka kasus pencemaran nama baik terhadap Hotman Paris.
Lantas siapa Razman Nasution sebenarnya ?
Inilah profil Razman Nasution yang berhasil Tribunnewswiki himpun:
Razman Nasution adalah seorang pengacara yang biasa menangani sejumlah kasus hukum di Jakarta.
Razman Nasution lahir pada 8 September 1970.
Razman menganut agama Islam.
Baca: Jadi Tersangka Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Razman Nasution Merasa Dikriminalisasi
Baca: Kabulkan Permintaan Anak Sopir Bus Kecelakaan Maut di Guci, Hotman Paris Siap Turun Tangan Membela
Ia pernah berseteru dengan rekan sesama pengacara Hotman Paris, dokter kecantikan Richard Lee, hingga Denise Chariesta.
Pria yang lahir di Singkuang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, ini mengenyam pendidikan S-1 di Universitas Islam Sumatera Utara.
Di kampus tersebut, dia masuk Fakultas Tarbiyah dan berhasil lulus pada tahun 1995.
Setelah lulus, Razman kemudian melanjutkan studi S-2 di Universitas Sains Malaysia.
Rekam jejak Razman Arif Nasution sebagai seorang advokat atau pengacara sudah sangat panjang.
Ia pernah menjadi Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat kubu Moeldoko.
Selain itu, dia juga pernah menjadi menjadi pengacara warga Kalijodo dan kuasa hukum penguasa Kalijodo Daeng Azis saat penggusuran oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selain berprofesi sebagai seorang pengacara, Razman juga aktif dalam dunia politik.
Dia tercatat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal dari Fraksi Partai Golkar dari tahun 1999 hingga tahun 2004.
Ia tercatat sebagai anggota DPRD Kabupaten Mandailing Nala dari Partai Karya Peduli Bangsa atau PKPB periode 2004-2009.
Sebelum bergabung dengan PKPB, dia adalah kader Partai Golkar.
Tercatat, Razman pernah menjadi Anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal dari Partai Golkar periode 1999-2004.
Baca: Teddy Bisa Senyum Lebar, Hotman Paris Bersyukur Kliennya Tak Divonis Mati: Perjuangan Masih Panjang
Baca: Hotman Paris Kecam Sikap Lesti Cabut Laporan KDRT: Sudah Dapat Bukti, Kok Tiba-tiba Langsung Dicabut
Razman Arif Nasution ternyata juga sempat menjadi wartawan harian Medan Pos dan Majalah Detektif pada tahun 1992-1998.