"Tujuh dari 10 responden yang diminta penilaiannya menyatakan 'puas' pada kinerja pemerintah," tulis tim Litbang Kompas dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (22/5/2023).
Hasil tersebut mengalamai kenaikan 0,8 persen dibandingkan dengan survei sebelumnya pada Januari 2023.
Sedangkan, angka tertinggi pada Januari 2022 sebesar 73,9 persen.
Jika diperinci dari sektor masing-masing, kepuasan publik tertinggi disumbangkan oleh sektor kesejahteraan sosial, di mana terdapat 78 persen repsonden yang menyatakan puas, naik 0,7 persen dibandingkan survei sebelumnya.
Survei tersebut juga mencatat sebanyak 74,4 persen responden puas terhadap kinerja pemerintah di bidang politik keamanan. Namun, angka ini turun 4,8 persen dibandingkan survei bulan Januari 2023.
Baca: Prabowo Berterima Kasih Didukung Relawan Jokowi-Gibran untuk Pilpres 2024: Saya Tak Menyangka
Sementara itu, kepuasan publik di sektor penegakan hukum naik dari 55,1 persen menjadi 59 persen. Lalu, di sektor perekonomian naik dari 53,5 persen menjadi 59,5 persen.
"Kepuasan terhadap kinerja pemerintah tampak pada sebagian besar bidang persoalan. Pemerintah dinilai responsif dalam mengatasi berbagai problem yang terjadi dalam kehidupan masyarakat," imbuh Litbang Kompas.
Dari 20 indikator penilaian yang terangkum dalam empat sektor di atas, ada 15 indikator penilaian yang tingkat kepuasannya mengalami peningkatan pada bulan ini.
Baca: Wakil Presiden Maruf Amin Tak Ingin Ada Matahari Kembar di Pemerintahan, Apa Maksudnya?
Namun muncul lima permasalahan yang dianggap menurun, yaitu menjamin warga bebas berpendapat dari 71 persen ke 70,5 persen.
Kemudian, mengembangkan budaya gotong royong dari 76 persen ke 74 persen.
Disusul, meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, dari 80,1 persen ke 79,4 persen. Lalu, meningkatkan kualitas pendidikan dari 76 persen ke 74,2 persen.
Selanjutnya, memeratakan pembangunan antarwilayah dari 65,4 persen ke 64,4 persen.
Baca: Johnny G. Plate Ditahan, Mahfud MD Ditunjuk Jokowi Jadi Plt. Menkominfo
Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023.
Survei tersebut melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak melalui metode pencuplikan sistematis bertingkat di 30 provinsi di Indonesia.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen.