Seperti dikutip dari Kompas.com, pada tahun 2020 lalu, Husein harus mengikuti latihan dasar (Latsar) di Kota Bandung.
Dia harus merogoh kocek untuk transportasi sebesar Rp 270.000.
Padahal biaya tersebut telah dianggarkan.
Pada saat latihan itu berjalan, peserta kembali diminta membayar Rp 310.000 yang tidak diketahui digunakan untuk apa.
Husein mengatakan, saat itu, dia keberatan dengan pungutan tersebut. Terlebih kala itu gajinya masih belum cair selama tiga bulan (dirapel).
Menganggap pungutan itu dianggap tak wajar, Husein melaporkan hal itu melalui situs pengaduan Lapor.go.id dengan nama anonim.
Laporan Husein itupun ramai menjadi perbincangan para pegawai di Kabupatan Pangandaran.
Baca: Sosok Husein Ali Rafsanjani, Guru Muda di Pangandaran yang Mengundurkan Diri dari ASN karena Pungli
Hingga akhirnya dia mengaku mengenai laporan tersebut lantaran telah tersebar.
Ia tak ingin merugikan serta melibatkan pegawai lainnya.
Nama Husein tengah menyita perhatian publik lantaran unggahannya viral di media sosial.
Husein sendiri merupakan guru muda yang pernah mengajar di SMPN 2 Pangandaran.
Dia lahir di tengah kelurga pendidik, sehingga Husein memiliki ketertarikan yang sama.
Kedua orang tuanya merupakan guru honorer hingga pensiun pada tahun 2019 lalu.
"Orang tua saya dua-duanya honorer. Makanya, saya tahu beratnya hidup seorang pengajar honorer," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di kediamanya, Selasa (9/5/2023) malam.
Meski begitu, Husein bersyukur menjadi seorang PNS lantaran kedua orang tuanya tidak pernah merasakan upah negara yang layak bagi guru honorer.
"Katanya guru itu pahlawan tanpa tanda jasa, tapi gaji pendidik honorer itu tidak dimanusiakan," imbuhnya.
Namun, Husein justru memilih mengundurkan diri sebagai ASN lantaran dugaan kasus pungli.
Keputusannya membuat sang ibu merasa sedih.
Baca: Agung Nugroho Nekat Habisi Nyawa Guru MI di Boyolali, Dari Pinjol hingga Sakit Hati Karena Status WA
"Saya tidak bercerita detail mengenai kasusnya, cuma bilang sepertinya keputusan sudah bulat untuk meninggalkan Pangandaran sebagai status PNS," terang dia.
Husein mengungkapkan ibunya sempat menangis mendengar keputusan yang ia ambil.
"Ayah saya lebih legowo, sempat bertanya kenapa alasannya," kata dia.
Dia juga menuturkan bahwa menjadi guru di Pangandaran memberikan pengalaman berharga baginya.
Baca: Viral Video ASN Diduga Asyik Main Game saat Rapat Penanganan Jalan Rusak di Lampung
Dia mengaku sempat didatangi muridnya yang meminta bantuan mengerjakan tugas sekolah karena tidak memiliki layanan internet.
"Ada murid tiba-tiba datang, tidak ada kuota katanya. Saya bantu untuk tethering. Karena sudah malam hari akhirnya pergi ke ATM di mana saldo tersisa Rp 150.000," beber dia.
"Semua uang itu saya bagi tiga, setiap murid dapat Rp 50.00 karena murid yang datang dua orang untuk beli kuota, sisa Rp 50.000 untuk saya bertahan hidup."
"Ada orang yang menghubungi saya di Instagram karena prihatin melihat baju seragam anak didik saya terlihat lusuh. Akhirnya transfer Rp 1 juta, saya alokasikan untuk kebutuhan murid," jelasnya.