Korban Pelecehan Seksual Guru Taekwondo di Solo jadi 10 Orang, Diduga Sudah Beraksi Sejak 2020

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DS, guru Taekwondo dan pemilik dojang Taekwondo SKB Red Wings di Gilingan, Kota Solo, yang kini jadi tersangka pelecehan seksual terhadap murid didiknya yang di bawah umur.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Korban dari kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pelatih Taekwondo Donny Susanto alias DS kembali bertambah.

Kini disebutkan tambahan korban pelecehan seksual ada 10 orang.

Informasi ini disampaikan oleh Widhi Wicaksono selaku pengacara korban kasus pelecehan seksual yang dilakukan DS.

Dihubungi TribunSolo.com pada Selasa (9/5/2023) malam, Widhi menyebut kini pengaduan yang ia terima terkait pelecehan seksual yang dilakukan oleh Donny Susanto telah mencapai 10 korban.

Bahkan dari 10 korban baru itu Widhi mengatakan telah mengantongi sejumlah bukti yang nantinya akan diserahkan ke pihak kepolisian.

Tidak sampai di situ saja, Widhi menambahkan dirinya juga menerima banyak aduan terkait perlakuan DS selama menjadi pelatih Taekwondo.

Baca: Viral Pengakuan Pria Jadi Korban Dugaan Pelecehan Seksual Sesama Pria di Serpong, Sudah Lapor Polisi

Baca: Tak Tau Diri, Pelakor Ini Justru Nekat Labrak Istri Sah, Ngaku Hamil dan Minta Ceraikan si Lelaki

Namun laporan mereka tidak bisa jadi acuan kejadian pelecehan karena sudah terlalu lama dan bekas tindak pelecehan sudah hilang.

"Jadi itu (10, -red) yang mengadu, yang kami anggap cukup bukti. Jadi yang mengadu tidak cukup bukti banyak," terang Widhi, Selasa (9/5/2023) malam.

"Kami anggap bahwa tidak cukup bukti, terlalu lama, bekasnya sudah hilang jadi itu tidak kami terima," tambahnya.

Meski tidak bisa ditambahkan dalam laporan ke kepolisian, Widhi menjelaskan aduan di luar 10 orang yang tercatat nantinya akan digunakan sebagai bukti saat melapor ke Polisi bahwa kasus pelecehan seksual terhadap siswa taekwondo sudah terjadi sejak lama.

Pelaku kasus pencabulan yang merupakan oknum guru taekwondo di Solo berinisial D saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolresta Solo, Jumat (24/3/2023 (Tribun Jateng/Muhammad Sholekan)

"Paling kami nanti kasih catatan untuk kami sampaikan ke polisi. Bahwa tindakan ini sudah terjadi lama banget," ujar Widhi.

Dalam penelusuran yang dilakukan Widhi, pihaknya sempat menerima laporan bahwa ada murid taekwondo yang menerima tindak pelecehan dari tahun 2000-2010.

"Nah itu kami terima, kami sampaikan ke polisi. Meskipun itu tidak dinyatakan sebagai korban. Karena bekasnya sudah tidak ada," katanya.

Selain mendapat aduan tambahan dari sejumlah korban, Widhi menyebut ada beberapa sosok yang bisa saja menjadi tersangka.

"Kami sudah target ini-ini-ini. Karena kok mengetahui tindak pidana itu. Tapi, kami tidak bisa mengumumkan itu karena yang menyatakan tersangka polisi," ucap dia.

Pihak Widhi pun juga menjalin komunikasi dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Dinas Perlindungan Anak terkait perkembangan kasus dan perlindungan terhadap anak.

"Kami juga laporkan ke mas wali kalau dojangnya setelah kasus ini viral masih buka. Lha waktu itu tetap buka nekat dia," pungkas Widhi.

Gibran Protes Ketua Baru Pengurus Taekwondo Solo, Disebut Dekat dengan Guru Taekwondo Predator Anak

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, memprotes hasil musyawarah kota (Muskot) pemilihan Pengurus Kota (Pengkot) Taekwondo atau Ketua Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Minggu (7/5/2023).

Dalam Muskot itu, Brillian Noktiluca Priliko sebagai Ketua Pengkot Taekwondo Solo, terpilih lewat jalur aklamasi.

Hasil ini pun menuai protes dari sejumlah orangtua siswa taekwondo.

Gibran adalah salah satu orang yang tak setuju dengan hasil Muskot tersebut.

Sebab dia merasa bertanggungjawab sebagai orangtua siswa yang pernah berlatih di dojang naungan ketua Pengkot Taekwondo Solo yang baru.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Gibran lantas menyebut Ketua Pengkot Taekwondo yang baru juga memiliki kedekatan dan satu dojang dengan Donny Susanto, tersangka pencabulan siswa taekwondo beberapa waktu lalu, sekaligus Ketua Pengkot Taekwondo sebelumnya.

"Ketuanya baru, saya tidak setuju kalau ketuanya itu. Biar diurus KONI dan lainnya. Intinya kasus kemarin (pelecehan seksual oleh Ketua Pengkot Taekwondo sebelumnya) terus dikembangkan. Soalnya korbannya bertambah," ucap Gibran, Selasa (9/5/2023) dikutip dari Kompas.com.

"Korban sebanyak itu tidak mungkin tersangkanya hanya satu. Dan dia juga punya kedekatan dengan tersangka (Donny Susanto) tapi urusan (penyelidikan) kembali lagi ke pak Kapolresta (Kombes Pol Iwan Saktiadi)," jelasnya.

Gibran membeberkan kejanggalan dalam pemilihan Ketua Pengkot baru yang dilakukan secara aklamasi.

Putra Presiden Joko Widodo ini juga mempertanyakan Muskot dimana dirinya sebagai Wali Kota Solo, dan KONI tidak memperoleh pemberitahuan.

Gibran mengaku mendapatkan protes dari para orangtua korban (pelecehan) terkait terpilihnya Ketua Pengkot baru yang diketahui dekat dengan tersangka kasus pelecehan.

"(Pemilihan Ketua Pengkot) Lha embuh, tiba-tiba buat Muskot, kene ra diundang (saya tidak diundang). KONI juga, belum mendengar masukan-masukan dari Dojang lain. Kemarin ada protes ibu-ibu dan bapak-bapak korban. Masak dipilih dari Dojang yang sama. Itu masalah etika," bebernya.

Menurut Gibran, Pengkot Taekwondo wajib mengembalikan kepercayaan masyarakat setelah kasus pencabulan beberapa waktu lalu.

Ia meminta agar masalah pemilihan ketua Pengkot baru ini segera dirampungkan.

"Saya yakin banyak calon-calon yang lebih baik, lebih bagus juga. (aklamasi) koyo ra eneng liyane (seperti tidak ada yang lain)," jelasnya.


(TRIBUNSOLO/TRIBUNNEWSWIKI/Kaa)

Artikel ini telah tayang di Tribun Solo dengan judul Ketua Baru Pengurus Taekwondo Solo Diprotes Gibran, Disebut Dekat Donny Guru Taekwondo Predator Anak dan Aduan Kasus DS Guru Taekwondo Predator Anak Bertambah Jadi 10, Diduga Sudah Beraksi Sejak Tahun 2000

 



Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer