Korban yang bernama Joko Siswoyo merupakan seorang guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Boyolali.
Utang piutang pinjol hingga sakit hati ternyata menjadi motif dibalik pembunuhan Joko Siswoyo (23), guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Boyolali.
Hal itu disampaikan oleh Agung pada Senin (8/5/2023).
Niat membunuh muncul setelah melihat status WA korban.
Korban mengunggah foto Agung yang membuat pelaku terprovokasi.
Usut punya usut, Agung telah menjalin kesepakatan dengan korban untuk meminjam pinjaman online (pinjol) dengan menggunakan nama korban.
Baca: Kisah Pilu Balita Dijual Ibunya Seharga Rp180 Ribu untuk Beli Narkoba, Berujung Dihabisi
Baca: Sempat Pura-pura Ikut Wirid, Ayah di Pati Akhirnya Akui Bunuh Anaknya: Emosi Rewel Terus
Namun uang yang dipinjam, dipakai Agung bayar utang modal dagang.
Agung berutang ke korban Rp 6 juta.
Namun utang berbunga menjadi Rp 13 juta.
Uang tersebut digunakannya untuk bayar utang modal dagang.
Agung mengaku sudah berusaha mencicil utangnya ke korban, namun baru sebesar Rp500 ribu.
"Saya utang ke korban melalui pinjol itu atas persetujuan antara saya dan korban, dulu saya minjam Rp 6 juta, namun karena berbunga, jadi sekarang Rp 13 juta," ucap Agung, kepada TribunSolo.com, Senin (8/5/2023).
Niatan untuk membunuh korban muncul ketika Agung mengetahui status WhatsApp (WA) korban dari rekannya.
Dimana korban mengunggah status di akun media sosial WA dengan foto tersangka dengan tulisan 'INFO AGUNG CAH JEBRES WONG RUWET IKI'.
Agung tak bisa melihat status itu di HP-nya karena statusnya disembunyikan oleh korban.
"Saat itu saya masih komunikasi dengan dia, ternyata dia mengupload namun disembunyikan dari saya," ujar Agung.
Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy mengatakan Agung sakit hati atas status yang ditulis korban.
"Oleh karena itu, tersangka Agung sakit hati serta merencanakan hal tersebut kepada korban, dengan menghubungi tersangka G yang kini masih buron untuk menyiapkan tongkat dan karung serta mencari lokasi yang sepi," ucap Jerrold kepada TribunSolo.com.
Baca: Tragedi Terburuk yang Dialami Kru Topi Jerami di One Piece: Pembunuhan Ibu Nami hingga Kematian Ace
Baca: Ribuan Pendukung Lukas Enembe Akan Gelar Demo, Tolak Kriminalisasi KPK Terhadap Gubernur Papua
Agung juga mengajak tersangka Gilang Adi Pratama (26) alias Cawet untuk menghabisi nyawa korban.
Dalam ajakannya tersangka Agung berbisik ke Gilang dengan kalimat 'ayo tak ajak nganu joko wet (cawet, -red)'.
"Maksud 'nganu' yang diucapkan pelaku yaitu memukuli korban," ungkap Jerrold.
Setelah berhasil menghabisi korban, tubuh korban dimasukkan Agung dan Gilang ke dalam karung dan diisi tiga buah paving.
Hal ini dilakukan dengan tujuan korban bersama karung dapat tenggelam saat dibuang ke sungai Bengawan Solo.
"Tubuh korban dibuang ke sungai Bengawan Solo, tepatnya di Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dan ditemukan di Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar," kata Jerrold.
Saat mengetahui korban ditemukan dari pemberitaan, Agung diketahui langsung tancap gas kabur ke Ponorogo, Jawa Timur.
"Tahu berita (penemuan korban) itu, Kamis pukul 21.00 WIB, saya melarikan diri ke Ponorogo," pungkas Agung .
Kronologi Pembunuhan Guru MI Boyolali
Agung yang emosi kemudian mengajak temannya berinisial G, yang kini buron, dan Gilang Adi Pratama (26) alias Cawet, untuk menghabisi nyawa korban.
Agung kemudian meminta bertemu Joko. Saat itulah, mereka menganiaya Joko.
Setelah mencekik dan memukul menggunakan tongkat, para pelaku yang menyangka Joko telah meninggal, memasukkan ke dalam karung gabah.
"Setelah kami hajar, saya masukan korban dengan karung gabah dan di dalam karung dimasukkan paving," kata Agung.
Setelah korban dikarungi, tersangka langsung membawa ke lokasi pembuangan di Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
Selama perjalanan ke lokasi pembuangan, korban diletakkan di lantai motor matic milik tersangka.
"Posisi korban saat dikarungi seperti ini (tersangka memperagakan posisi korban), badan tertekuk," ucap Agung.
Tapi nyatanya, korban masih hidup saat dikarungi dan dibuang ke Sungai Bengawan Solo.
Fakta ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan korban dari pihak kepolisian, dimana korban dinyatakan meninggal dunia karena tenggelam.
"Korban saat dikarungi, dalam keadaan sekarat," kata Kapolres Karanganyar AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy dalam konferensi pers di Mapolres Karanganyar, Senin.
Jerrold mengatakan, polisi telah mengamankan Agung dan Gilang di dua lokasi berbeda.
Agung diamankan di Ponorogo, Jawa Timur, sementara Gilang di Jebres, Solo.
"Keduanya tersangka dijerat Pasal 340 dan 338 KUHP dengan tuntutan maksimal hukuman mati," ujar Jerrold.ơi
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Gegara Status WA, Guru MI di Boyolali Tewas Dimasukkan Karung dan Dibuang ke Sungai Bengawan Solo dan Gara-gara Utang Pinjol, Guru MI di Boyolali Dibunuh, Emosi Pelaku Memuncak seusai Lihat Status WA dan Motif Dibalik Pembunuhan Guru MI di Boyolali : Utang Piutang Hingga Sakit Hati Terkait Status WA