Ditahan Israel, Warga Palestina Meninggal setelah Gelar Aksi Mogok Makan

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga Khader Adnan, seorang pemimpin jihad islamis Palestina, berduka setelah Adnan meninggal akibat mogok makan di penjara Israel, (2/5/2023).

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Khader Adnan (45), seorang warga Palestina, meninggal di rumah tahanan (rutan) Israel hari Selasa, (2/5/2023), setelah menggelar aksi mogok selama hampir tiga bulan.

Adnan dikenal sebagai pemimpin kelompok jihad islamis. Dia menjadi tahanan pertama yang meninggal sejak para tahanan memulai aksi mogok makan sepuluh tahun lalu.

Dilansir dari Associated Press, kematian Adnan dianggap bisa memicu aksi kekerasan baru di antara Israel dan kelompok militan Palestina di Tepi Barat.

Segera setelah kematian Adnan diumumkan, militan Palestina di Jalur Gaza menembakkan serangkaian roket ke Israel bagian selatan.

Sementara itu, warga sipil Palestina mendorong digelarnya mogok massal di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Warga Palestina yang ditahan Israel telah menggelar aksi mogok makan selama bertahun-tahun guna memprotes penahanan mereka. Mogok makan dianggap sebagai jalan terakhir untuk melawan tindakan penahanan oleh Israel.

Baca: Tiongkok Siap Jadi Mediator Perundingan Damai antara Israel dan Palestina

Para tahanan kerap sakit parah akibat aksi itu. Namun, jarang terjadi kematian.

Mereka juga dianggap sebagai pahlawan nasional. Di samping itu, setiap ancaman terhadap mereka bisa memicu ketegangan di antara Israel dan Palestina.

Israel sering kali terpaksa mememuhi permintaan untuk membebaskan para tahanan setelah mereka melakukan aksi mogok makan yang mengancam nyawa mereka.

Adapun Adnan mulai mogok makan setelah ditahan pada tanggal 5 Februari lalu.

Baca: Konflik Israel-Palestina, AS Tegaskan Kembali Komitmen Solusi Dua Negara

Sebelumnya, dia juga pernah ditahan dan juga melakukan mogok makan. Salah satunya adalah aksi mogok selama 55 hari pada tahun 2015 guna memprotes penahanannya.

Beberapa warga Palestina lainnya juga melakukan mogok makan dalam beberapa tahun belakangan demi memprotes penahanan.

Dalam banyak kasus, Israel memilih melepaskan mereka setelah kondisi mereka mengkhawatirkan. Dilaporkan belum ada yang meninggal dalam tahanan. Namun, banyak yang mengalami masalah neurologis permanen akibat mogok makan.

Pihak Israel mengatakan Adnan didakwa “terlibat dalam kasus terorisme”. Adnan menolak perawatan medis. Pada hari Selasa dia ditemukan tak sadarkan diri di selnya. Kemudian, dia dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, nyawanya tak tertolong.

Setelah kematian Adnan, warga Palestina mendesak digelarnya mogok massal di Jalur Gaza, Yerusalem, dan kota-kota di Tepi Barat. Sekolah dan tempat usaha ditutup demi memperingati “hari berkabung”.

Menurut laporan kelompok HAM bernama HaMoked, Israel kini menahan lebih dari 1.000 warga Palestina tanpa disertai dengan persidangan. Jumlah itu adalah yang tertinggi sejak tahun 2003.

Baca: Balas Roket Suriah, Israel Lancarkan Serangan Artileri dan Drone

Baca: Polisi Israel Serbu Kompleks Masjid Al-Aqsa, Ratusan Warga Palestina Ditangkap

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Palestina di sini.

 



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer