Dalam penelitian itu, burung beo diajari cara membunyikan sebuah bel. Ketika bel itu berbunyi, akan ada orang yang membawakan tablet kepada burung itu.
Burung itu kemudian menggunakan paruhnya untuk memilih foto burung lain di sebuah layar. Selanjutnya, video call akan dilakukan.
Saat video call berlangsung, burung Beo memperlihatkan perilaku yang mirip dengan perilaku burung di alam liar.
“Apa yang dilakukan burung lain, mereka akan melakukannya, mondar-mandir dan bernyanyi,” kata Jenniefer Cunha, seorang ahli burung beo dari Universitas Northwestern, kepada WHDH-TV dikutip dari United Press International, (28/4/2023).
“Jadi, ada banyak perilaku alami yang kami lihat di antara dua burung, bahkan meski ada layar di antara mereka.”
Baca: Viral Video Ratusan Burung Pipit Mati di Kota Cirebon, Diduga Karena Cuaca Ekstrem
Menurut peneliti, burung-burung beo mulai memperlihatkan adanya pertemanan melalui video call.
“Beberapa dinamika sosial yang kuat mulai terlihat,” kata Rebecaa Kleinberger, seorang asisten professor di Northeastern.
Penelitian itu menunjukkan bahwa video call di antara burung-burung itu bisa memperbaiki perilaku dan kesejahteraan burung beo yang dijadikan hewan peliharaan.
“Ketika burung-burung itu dijadikan hewan peliharaan, sering kali mereka menjadi satu-satunya burung di rumah,” ujar Kleinberger.
“Mereka tidak punya kesempatan untuk mengembangan identitas spesiesnya sendiri.
Baca: Rekor Baru, Wabah Flu Burung Musnahkan 50 Juta Unggas di AS Tahun Ini
Hasil penelitian itu diterbitkan dengan judul Birds of a Feather Video-Flock Together: Design and Evaluation of an Agency-Based Parrot-to-Parrot Video-Calling System for Interspecies Ethical Enrichment.
Adapun tim itu terdiri atas peneliti dari Universitas Northeastern, Institut Teknologi Massachusetts, dan Universitas Glasgow.
Baca berita lain tentang burung beo di sini.