Tiongkok Catat Kasus Kematian Pertama akibat Flu Burung H3N8

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peternak memeriksa kalkun-kalkunnya untuk mencegah unggas itu terkena flu burung, Townsend, Amerika Serikat, (14/11/2022).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan seorang warga Tiongkok meninggal karena flu burung H3N8.

Kasus kematian itu adalah adalah kasus kematian pertama yang disebabkan flu burung H3N8. Korban adalah seorang wanita berusia 56 tahun dari Provinsi Guangdon, Tiongkok tenggara.

Menurut WHO, wanita itu jatuh sakit tanggal 22 Februari lalu. Dia mulai dirawat di rumah sakit tanggal 3 Maret karena pneumonia parah. Namun, dia mengembuskan napas terakhir tanggal 16 Maret.

"Pasien itu memiliki beberapa penyakit penyerta. Dia pernah berada dekat dengan unggas hidup sebelum kemunculan penyakit itu, dan pernah ada burung liar di sekitar rumahnya," kata WHO dalam pernyataannya, (11/4/2023), dikutip dari The Guardian.

"Tidak ada kontak erat pasien itu yang terkena infeksi atau memiliki gejala sakit saat dilaporkan."

WHO mengaku belum mengetahui pasti sumber penularan itu dan kaitan virus itu dengan virus H3N8 yang berada di dalam tubuh hewan. Lembaga kesehatan di bawah PBB itu meminta adanya penyelidikan lebih lanjut terhadap hewan dan manusia.

Baca: Rekor Baru, Wabah Flu Burung Musnahkan 50 Juta Unggas di AS Tahun Ini

H3N8 menyebar sejak tahun 2002. Virus ini pertama kali muncul pada unggas air di Amerika Utara dan juga bisa menginfeksi kuda, anjing, dan anjing laut.

H3N8 baru terdeteksi di dalam tubuh manusia setelah ada dua pasien yang terinfeksi virus itu pada bulan April dan Mei 2022.

Baca: Setengah Juta Ayam Dimusnahkan dan Ribuan Bangau Mati akibat Wabah Flu Burung di Israel

Satu pasien mengalami sakit berat, sedangkan yang satunya hanya sakit ringan. WHO mengatakan kedua pasien itu terinfeksi karena kontak langsung dan tidak langsung dengan unggas yang terinfeksi.

"Tampaknya virus ini tidak punya kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang, oleh karena itu risiko virus itu menyebar di antara manusia pada tingkat nasional, regional, dan internasional dianggap rendah," ujar WHO.

"Akan tetapi, karena sifat virus flu yang terus berkembang, WHO menegaskan pentingnya pengawasan global untuk mendeteksi perubahan virologis, epidemiologis, dan klinis yang terkait dengan menyebarnya virus flu yang mungkin berdampak terhadap kesehatan manusia (atau hewan)."

Kasus flu burung pada manusia biasanya disebabkan oleh kontak langsung dan tidak langsung dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang flu burung di sini.



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer