Hukum Menonton Video yang Memperlihatkan Aurat saat Berpuasa, Benarkah Bisa Batalkan Puasa ?

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menonton film

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tidak sedikit dari masyarakat yang masih bingung soal hukum melihat foto atau video yang menampakkan aurat ketika menjalankan puasa.

Sebab, secara tidak sengaja ketika membuka media sosial atau yang lain, terkadang kita melihat video yang menampakkan aurat.

Lalu apakah hal tersebut bisa membatalkan puasa ?

Apakah puasa kita sah?

Ketua Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Tsalis Muttaqin, Lc., M.S.I., menjelaskan tentang hal tersebut.

Tsalis mengatakan menonton video yang menampakkan aurat tidaklah membatalkan puasa.

Baca: Resep Patbingsoo, Es Serut dengan Topping Khas Korea yang Cocok Jadi Takjil Berbuka Puasa

Baca: Simak Tips Aman Menggunakan Listrik Selama Ramadan

Namun, hal itu dapat menggugurkan pahala dari puasa sehingga selama berpuasa sehari itu hanya mendapat rasa lapar dan dahaga saja.

"Orang yang di dalam berpuasa dia melakukan dosa seperti menonton film-film di sana mengumbar aurat," katanya.

"Selama itu tidak hal-hal yang membatalkan puasa, maka puasanya juga tidak batal, tetapi pahala dari puasa itu yang hangus yang hilang," katanya.

Jika seorang melakukan hal tersebut, hukumnya ini sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah SAW.

"Banyak orang yang melakukan puasa, tetapi dia tidak mendapatkan apapun kecuali haus dan dahaga."

Pada hakikatnya, puasa adalah menahan hawa nafsu agar mendapatkan pahala dan capai ketakwaan.

Ia menjelaskan ada beberapa tingkatan puasa seperti yang dikatakan Imam Al-Ghazali, yakni puasa orang awam atau umum, puasa khusus, dan puasa yang lebih khusus.

1. Puasa umum

Ilustrasi sahur (freepik.com)

Puasa orang umum menurut Imam Al-Ghazali adalah puasa yang hanya menahan haus dan lapar saja, sedangkan anggota tubuh lainnya tidak ikut berpuasa.

Puasa ini banyak orang yang melakukannya karena hanya sebatas menahan haus dan dahaga.

"Dia hanya memuasakan mulutnya, memuasakan perutnya, dia tidak memuasakan lidah, tidak memuasakan tangan dan tidak memuasakan hatinya," kata Taslis.

2. Puasa khusus

Puasa khusus adalah satu tingkatan lebih tinggi dari puasa umum sebab puasa khusus ini tak hanya sebatas memuasakan mulut dan perutnya saja.

Namun, anggota tubuh yang lain juga ikut berpuasa, seperti tangan, mata, lisan, telinga, hingga kakinya juga berpuasa.

Halaman
123


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer