Dalam rekonstruksi tersebut terungkap Mario Dandy Satrio (20) merupakan pelaku utama penganiayaan.
Adapun Shane Lukas (19) dan remaja perempuan berinisial AG (15) bertindak sebagai suporter.
Penganiayaan itu terjadi lantaran Mario marah atas dugaan tindakan tidak menyenangkan yang dilakukan D kepada AG, kekasih Mario.
Kompas.com merangkum peran Mario, Shane dan AG berikut :
Mulanya, D menolak untuk bertemu dengan para pelaku.
Namun, setelah dibujuk melalui chat WhatsApp, D akhirnya keluar dari rumah temannya seorang diri untuk menemui Mario dkk.
Saat pertama bertemu, Mario tampak merangkul D dan mengajaknya ke belakang mobil Rubicon yang terparkir di pinggir Jalan Green Permata Boulevard.
Mario dan D lalu duduk di trotoar.
Shane dan AG duduk di bumper mobil Mario sambil menyaksikan proses intimidasi tersebut.
Sambil merokok, Mario mengintimidasi D. Mario mengajak D untuk berkelahi, tetapi ajakan itu ditolak korban.
"MDS mengatakan, 'Partai sama gua aja yuk'. Korban menjawab, 'Enggak deh'. (Mario tanya), 'Kenapa?' Kata korban, 'Enggak sepadanlah'," kata penyidik menirukan percakapan Mario dan korban.
Kemudian, Mario memaksa D untuk push up sebanyak 50 kali.
Hanya saja, korban mampu push up sebanyak 20 kali.
Mario meminta D untuk melakukan sikap tobat.
Ketika D tak sanggup lagi, Mario menyuruh Shane untuk merekam aksi penganiayaan yang akan dia lakukan.
Mario menendang dengan keras kepala bagian kanan korban.
Tendangan dilakukan berkali-kali sambil diikuti injakan ke bagian kepala korban yang sudah menempel di aspal.
Lalu, pelaku juga menendang kepala bagian kiri korban.
Akibat penganiayaan itu, D koma berminggu-minggu, dan masih dirawat di rumah sakit.
Baca: Putus dengan Mario Dandy, Agnes Gracia Bongkar Borok Sang Mantan Pacar
Shane bertindak sebagai suporter Mario.
ia juga merekam aksi kekerasan itu menggunakan kamera telepon genggam.
Lalu, Shane juga tampak mencontohkan sikap tobat kepada D.
Dalam rekonstruksi diketahui AG berperan untuk menghubungi D sehingga ketiga pelaku bisa bertemu dengan korban pada malam kejadian.
Selama penganiayaan, AG hanya duduk menyaksikan aksi kekerasan itu tanpa berusaha mencegahnya.
Bahkan, dirinya menonton penganiayaan itu sambil menghisap sebatang rokok.
Penganiayaan baru berhenti ketika orangtua dari teman D berteriak dan berlari ke lokasi untuk menghentikan penganiayaan.